Monday, January 16, 2017

MANAJEMEN RUMAH SAKIT HEWAN (PART 2)


Syarat-syarat Kelengkapan Rumah Sakit Hewan

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 098/Yan/RSKS/1987 tentang syarat-syarat kelengkapan Rumah Sakit, maka sebuah Rumah Sakit harus:
1.   memenuhi persyaratan minimal untuk ventilasi, penerangan siang (daylight) dan penerangan malam hari
2.          perbandingan 1 (satu) tempat parkir mobil untuk 10 (sepuluh) tempat tidur
3.          luas tanah untuk bangunan bertingkat minimal 2 kali luas tanah untuk bangunan lantai dasar
4.          lokasi tidak boleh dekat dengan pusat perbelanjaan, tempat hiburan, restauran, hotel.

Persyaratan khusus meliputi:
1.     site, yang harus diperhatikan dalam pemilihan site adalah :
  - aksesibilitas atau kemudahan oleh ambulan ke bagian gawat darurat melalui pintu
 masuk tersendiri untuk mempercepat penanganan pasien, mobil pengunjung dan kendaraan suplai kebutuhan langsung dari jalan utama menjadi prioritas utama
  - letak Rumah Sakit harus dekat dengan sarana utilitas, seperti air, listrik, telepon dan drainase
 - Rumah Sakit harus bebas dari kebisingan dan asap industri
 - pemilihan orientasi bangunan akan membantu penerimaan sinar matahari dan sirkulasi udara
  topografi untuk Rumah Sakit akan lebih baik jika berada pada tanah yang relatif tinggi, agar memudahkan pengambilan air dan sistem drainase
   - lansekap yang baik secara psikologis akan membantu proses penyembuhan pasien
2.     bangunan dan tata massa
  - pemisahan antar kegiatan dengan mengatur sirkulasi, baik ruang luar maupun dalam untuk menghindari terjadinya sirkulasi silang antara satu kegiatan dengan dengan yang lain  penempatan bagian rawat inap terpisah dengan bangunan utama untuk menghindari kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan sirkulasi dan agar terjaga privasinya
  - fleksibilitas ruang untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan ruang yang terjadi akibat kemajuan teknologi pengobatan
3.     sirkulasi yang terbagi menjadi 2 yaitu :
a)     sirkulasi luar ruang, seperti :
      ·      pasien datang dan pergi dengan ambulan
     ·       pasien datang dan pergi dengan jalan kaki
     ·       pengunjung dan tempat parkirnya
     ·       staf Rumah Sakit dan tempat parkirnya
     ·       pekerja Rumah Sakit dan tempat parkirnya
     ·       sirkulasi suplai kebutuhan Rumah Sakit
b)    sirkulasi dalam ruang terbentuk karena hubungan fungsi antar bagian.
Selain itu berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 098/Yan.Med/RSKS/198, bangunan Rumah Sakit juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.     Syarat-syarat teknis bangunan
 - Bangunan upaya pelayanan medik swasta mempunyai luas yang cukup dan memenuhi persyaratan teknis, sehingga dapat menjamin kelancaran tugas dan fungsi pelayanan medik dan memelihara mutu peralatan kesehatan
 -  Memenuhi persyaratan minimal untuk ventilasi, penerangan siang, penerangan malam dan ketenangan
- Menyediakan tempat parker mobil dengan perbandingan satu tempat parkir untuk 10 tempat tidur  
- Stndarisasi bangunan untuk Rumah Sakit swsta berpedoman pada standarisasi Rumah Sakit pemerintah yang sesuai dengan kelasnya.
2.     Peralatan non medis Rumah Sakit, Setiap Rumah Sakit harus dilengkapi dengan :
-  Peralatan yang diperlukan untuk rawat tinggal, administrasi dan kebutuhan pelayanan rumah tangga
- tenaga listrik dari sentral (PLN) dan generator, penyediaan air minum, air bersih, penyaluran air kotor, pembuangan sampah, atau insenator dan pemeliharaan jamban
-   perbengkelan sederhana dan system pemadam kebakaran sederhana
3.     peralatan medis dan penunjang medis, setiap Rumah Sakit harus memiliki peralatan medis minimal sesuai dengan luas pelayanannya yang ada pada kelas Rumah Sakit tersebut.
4.     Obat-obatan, minimal mempunyai obat-obatan yang berpedoman pada DOE
5.     ketenagaan, setiap Rumah Sakit memiliki tenaga medis (dokter) untuk menjabat :
      - direktu
      - dewan medis
      - unit-unit pelaksanaan fungsional

6.     Organisasi pemilik penyelenggara Rumah Sakit adalah yayasan atau badan sosial lain yang disahkan Departemen Kehakiman
7.     Administrasi, pencatatan medis dan pengeluaran.


Persyaratan Ruang Rumah Sakit Hewan

Desain, jangkauan dan ukuran fasilitas untuk hewan ataupun laboratorium bergantung pada:
- kegiatan penelitian yang diadakan pada tempat tersebut
- jumlah hewan yang akan ditampung
- persyaratan untuk fleksibilitas dalam penempatan berbagai jenis   hewan\
- hubungan / interaksi fisik dari institusi yang ada
- lokasi
Persyaratan yang menjadi pertimbangan dalam fasilitas hewan modern adalah :
  - pemisahan fisik dari fasilitas hewan dan manusia ataupun aktivitasnya seperti kantor dan laboratorium. Penempatan bagian hewan di lain bangunan/ sayap/ lantai/ ruang yang terpisah dari tempat tinggal manusia, pemisahan jenis, pemisahan untuk karantina, ataupun pemisahan isolasi.
  - laboratorium khusus/ area contiquous dekat dengan area fasilitas hewan untuk operasi, nekropsi, radiografi, dietary, diagnosa, perawatan, dan control laboratorium penyakit hewan namun tetap terpisah dengan barier seperti entry lock, pemisahan koridor ataupun pemisahan lantai  area penerima dan gudang untuk makanan, bedding, suplai dan peralatan harus kering dan tersedia lemari es, tidak pada area dimana hewan tinggal, terpisah dari ares pembuangan, mudah dibersihkan  kantor administrasi, pengawas dan direktur
     - lavatory dan ruang loker untuk staff
   - area cuci dan sterilisasi peralatan dan suplai di luar area hewan, dirancang khusus dan terletak terpusat
   - incenerator yang dapat membakar sampah-sampah hewan pembuangan atau fasilitas yang aman untuk sanitasi
     - area untuk makan

Prinsip paling penting untuk diperhatikan pada saat merancang atau membangun yempat untuk hewan adalah menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis jenis hewannya. Dalam hal ini berarti suhu, kelembaban dan kecepatan pertukaran udara yang ekstrim harus dihindari. Semua hewan harus dikandangkan dalam gedung dengan ventilasai yang baik supaya suhu dan kelembaban dapat diatur dan supaya bau merangsang dapat cepat hilang. Selanjutnya, ventilasi yang baik juga akan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit-penyakit hewan. Jika hewan harus dikandangkan dalam kamar tertutup maka seluruh udara dalam kamar harus diganti lima belas kali setiap jam dengan bantuan alat mekanik seperti kipas angin. Jika terlalu banyak udara dalam kamar

tidak diganti dengan udara segar, penyakit cepat tersebar dan bau merangsang tidak dapat cepat keluar. Jika menggunakan alat mekanis, tidak diperbolehkan terlalu bising karena dapat mengganggu kesehatan dan produksi hewan karena bunyi nyaring dapat menyebabkan stress yang sampai pada suatu tingkat tertentu dapat menimbulkan kelainan fisiologis. Aliran udara kencang harus dicegah masuk ke dalam ruang hewan, aliran harus lemah dan mantap (J.B. Smith dan Soesanto Mangkoewidjojo, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1988), pp. 1-2)

Dinding dan lantai harus tahan air dan mudah dicuci. Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga air mudah mengalir dan cepat kering sesudah dicuci. Bahan bangunan harus kuat dan tahan lama. Dinding dan lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran listrik, pinggiran kayu maupun batu menonjol. Bangku yang dipakai harus mempunyai konstruksi sederhana supaya cepat dan mudah pembersihannya. Pintu dan jendela kamar hewan harus dapat tertutup rapat untuk mencegah serangga dan hewan liar. Jika lubang pipa saluran air dipasang saringan logam, dapat menahan kotoran dari air buangan dan mencegah aliran air menjadi buntu, demikian juga dapat mencegah hewan liar masuk kamar hewan.


Management Rumah Sakit Hewan

Sebagai sebuah tempat yang memberikan pelayanan dengan imbal jasa, maka rumah sakit hewan merupakan sebuah organisasi yang harus dikelola dengan sistem manajemen yang profesional.
Ada empat tahap pokok dalam manajemen yang sama pentingnya dalam rangka pengoperasian sebuah rumah sakit hewan. Keempat hal pokok tersebut adalah:

1. Perencanaan atau planning
        Dalam hal kita harus memastikan hal-hal apa saja yang menjadi tujuan organisasi kita serta sasaran-sasaran atau target-target yang harus dicapai. Tentu saja dalam hal ini ada tahapan-tahapan dari sasaran/target kita sesuai perkembangan usaha ini.
a)       Peraturan Rumah Sakit Hewan.
Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan:
-       Papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa mesik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai.
-       Tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai.
-       Ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.
-       Sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai kapasitas
-       Sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan lingkungan serta
-       Sistem komunikasi.
b)      Sumber Daya Manusia
Rumah sakit Hewan memiliki minimal 3 orang dokter, seorang manager, 2 orang pada bagian resepsionis untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3 orang asisten dokter, 3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap serta 1 orang penanggung jawab untuk obat-obatan medis.

2.   Pengorganisasian
       Dalam hal ini adalah mengkomunikasikan antara perencanaan organisasi rumah sakit hewan dengan para staf/karyawan pelaksana tugas. Untuk pengorganisasian ini perlu ada kesepakatan-kesepakatan dan pengaturan kondisi agar pelaksanaan fungsi dapat berlangsung dengan cepat, lancar dan efisien.
      Susunan organisasi Rumah Sakit Hewan lebih sederhana jika dibandingkan dengan Rumah Sakit pada umumnya.. Di sini tidak ada wakil direktur, tetapi dilengkapi dengan staf khusus yang mengurusi administrasi. Kondisi ini berpengaruh pada jenis pelayanan medis dan jumlah staf profesional (medis dan paramedis) yang dipekerjakan pada tiap-tiap rumah sakit hewan ini. Secara umum, jenis kebutuhan klien akan pelayanan kesehatan juga akan ikut menentukan peningkatan kelas sebuah RSH di suatu wilayah, terutama yang berlokasi di ibu kota provinsi (Muninjaya, 2004). 
         Mengatur personal atau staf yang dikenal dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam suatu institusi agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai dengan baik. Penguraian tugas (jobdescription) masing-masing staf pelaksana penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut harus mengetahui dan melaksanakan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi (Notoatmodjo, 2011).

3.   Penyususnan Personalia
     Suatu organisasi rumah sakit yang sukses mempunyai ciri antara lain struktur organisasinya tidak berbentuk piramid tapi datar. Jenjang hirarkinya pendek dan pengorganisasiannya berorientasi kepada tim yang mudah dibentuk dan mudah pula untuk dibubarkan kembali.
            Struktur organisasi matriks ada dua macam wewenang, yaitu wewenang yang mengalir secara horizontal pada unit fungsional dan wewenang yang mengalir secara vertikal pada pimpinan struktur atau manajerial. Dua aliran wewenang ini membentuk kisi-kisi wewenang yang dinamakan matriks aliran wewenang atau matrix of authority flows. Struktur organisasi matriks ini mengutamakan teknologi penyelesaian, biaya dan kualitas. Struktur organisasi matriks menyadari adanya ketergantungan antara berbagai fungsi.

4.   Pemberian Pengarahan Kerja
    Dalam hal ini secara berterusan perlu dilakukan pembinaan kekaryawanan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas individu pekerja serta pemberian motivasi untuk semua aspek. Selain itu juga bagian-bagian tertentu menjadi penunjang utama keberhasilan usaha ini perlu selalu mendapat prioritas perhatian.

5.   Pengawasan atau Kontrol
         Untuk memantapkan hasil kerja yang merupakan produk manajemen yang baik haruslah dapat dilakukan evaluasi dari setiap proses manajemen dengan meminta data yang terarsip atau terinventarisir dengan baik serta dipergunakan untuk membaca sejauh mana proses manajemen telah dilaksanakan dan untuk melakukan teguran-teguran dalam rangka pengawasan/kontrol.
        Secara umum yang menjadi target dari kepentingan para dokter hewan/pelayan medis dari sebuah rumah sakit hewan adalah:
a)  Memberikan pelayanan medis veteriner sebaik-baiknya yang dapat diusahakan bagi  hewan pasien dan pelayanan kepentingan pemilik hewan dalam batas etik profesi.
b) Mendapatkan penerimaan keuangan dari imbal jasa sedemikian sehingga dapat memberikan upah kerja yang memadai bagi karyawannya.
c) Pengaturan waktu beraktivitas dan waktu beristirahat sedemikian sehingga masih memungkinkan untuk mengembangkan minat para dokter hewan dan manager pada bidang yang diinginkannnya serta menyumbangkan tenaga untuk beraktivitas pada organisasi dokter hewan atau organisasi kemasyarakatan lainnya.
Selanjutnya kegiatan manajemen rumah sakit hewan adalah meliputi lima aspek yaitu:
1. Manajemen personalia.
2. Manajemen operasional dan pemeliharaan.
3. Manajemen keuangan.
4. Pemasaran.
5. Hubungan antara rumah sakit hewan dengan pelanggan (klien) atau masyarakat
Manajemen pelayanan rumah sakit merupakan bentuk dari manajemen operasional rumah sakit (Sabarguna, 2005). Pelayanan kesehatan terpadu adalah suatu pendekatan untuk mengatur dan mengelola baik kualitas maupun biaya pelayanan medis terhadap hal berikut: a). Elemen pengawasan terhadap pemberian layanan kesehatan  yang terjadi ini lebih ketat; b). Elemen-elemen pengawasan baru ditambahkan; c). Hubungan yang lebih langsung dengan pemberi layanan terjadi antara rencana dan pemberi layanan; d). Biaya ekploitasi dan kerumitan yang bertambah dalam perencanaan kesehatan; e). Terjadi pengawasan yang lebih besar terhadap pemanfaatan; f). Terjadinya penurunan neto pada kecepatan naiknya biaya-biaya medis.
Menurut Galbereath (2005) financial management merupakan sub dari manajemen yang memfokuskan pada informasi finansial secara umum yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan. Digunakan untuk mengetahui keuntungan organisasi dan memberikan pertimbangan pemilik organisasi dalam mengambil keputusan yang maksimal. Pada organisasi public service  mempengaruhi sebuah keputusan berdasarkan tujuan utama dari organisasi dengan mempertimbangkan situasi finansial yang memuaskan. Wilayah dari financial management meliputi akuntansi dan keuangan.
Akuntansi merupakan sistem untuk mengawasi status keuangan dari sebuah organisasi dan menghasilkan aktivitas keuangan. Digunakan pada seluruh aspek pemerintahan, organisasi kesehatan, bahkan organisasi non profit sebagai kontrol dari bisnisnya, meliputi penerimaan, pembelian, inventaris, asset, depresiasi dan hutang yang bisa dikontrol oleh manager akutansi (Kotler dan Keller,2009).
Managerial accounting berhubungan pada keseluruhan informasi finansial yang dapat digunakan sebagai rencana hasil mendatang  organisasi, meliputi desain teknik data keuangan yang membantu seorang manajer dalam perencanaan strategis organisasi (Holm,2006).
Administrasi merupakan induk dari manajemen dan akuntansi, sehingga aspek penting mengenai sistem administrasi suatu organisasi akan mempengaruhi kinerja dari sebuah organisasi. Menurut Trisnantoro (2005) administrasi merupakan salah satu kerangka konseptual sebuah Rumah Sakit mempunyai peran strategis untuk mengelola manajemen sehari-hari, misalnya pengaturan jadual, alokasi ruangan, sistem informasi manajemen. Pencatatan surat menyurat sebuah organisasi, setiap pembelian yang mencakup obat, peralatan rumah sakit dan barang habis pakai dilakukan semua oleh administrasi.

0 komentar:

Post a Comment