Syarat-syarat Kelengkapan Rumah Sakit Hewan
Berdasarkan
Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 098/Yan/RSKS/1987 tentang syarat-syarat
kelengkapan Rumah Sakit, maka sebuah Rumah Sakit harus:
1. memenuhi
persyaratan minimal untuk ventilasi, penerangan siang (daylight) dan penerangan
malam hari
2.
perbandingan
1 (satu) tempat parkir mobil untuk 10 (sepuluh) tempat tidur
3.
luas
tanah untuk bangunan bertingkat minimal 2 kali luas tanah untuk bangunan lantai
dasar
4.
lokasi
tidak boleh dekat dengan pusat perbelanjaan, tempat hiburan, restauran, hotel.
Persyaratan
khusus meliputi:
1.
site,
yang harus diperhatikan dalam pemilihan site adalah :
- aksesibilitas atau kemudahan oleh ambulan ke
bagian gawat darurat melalui pintu
masuk tersendiri untuk mempercepat penanganan
pasien, mobil pengunjung dan kendaraan suplai kebutuhan langsung dari jalan
utama menjadi prioritas utama
- letak Rumah Sakit harus dekat dengan sarana
utilitas, seperti air, listrik, telepon dan drainase
- Rumah Sakit harus bebas dari kebisingan dan
asap industri
- pemilihan orientasi bangunan akan membantu
penerimaan sinar matahari dan sirkulasi udara
- topografi untuk Rumah Sakit akan lebih baik
jika berada pada tanah yang relatif tinggi, agar memudahkan pengambilan air dan
sistem drainase
-
lansekap yang baik secara psikologis akan membantu proses penyembuhan pasien
2.
bangunan
dan tata massa
- pemisahan antar kegiatan dengan mengatur
sirkulasi, baik ruang luar maupun dalam untuk menghindari terjadinya sirkulasi
silang antara satu kegiatan dengan dengan yang lain penempatan bagian rawat
inap terpisah dengan bangunan utama untuk menghindari kebisingan yang ditimbulkan
oleh kegiatan sirkulasi dan agar terjaga privasinya
- fleksibilitas ruang untuk mengantisipasi
perubahan kebutuhan ruang yang terjadi akibat kemajuan teknologi pengobatan
3.
sirkulasi
yang terbagi menjadi 2 yaitu :
a)
sirkulasi
luar ruang, seperti :
· pasien datang dan pergi dengan
ambulan
· pasien datang dan pergi dengan jalan kaki
· pengunjung dan tempat parkirnya
· staf Rumah Sakit dan tempat parkirnya
· pekerja Rumah Sakit dan tempat parkirnya
· sirkulasi suplai kebutuhan Rumah Sakit
b) sirkulasi dalam ruang terbentuk
karena hubungan fungsi antar bagian.
Selain itu berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 098/Yan.Med/RSKS/198, bangunan
Rumah Sakit juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.
Syarat-syarat
teknis bangunan
- Bangunan upaya pelayanan medik swasta
mempunyai luas yang cukup dan memenuhi persyaratan teknis, sehingga dapat
menjamin kelancaran tugas dan fungsi pelayanan medik dan memelihara mutu
peralatan kesehatan
-
Memenuhi persyaratan minimal untuk ventilasi, penerangan siang, penerangan
malam dan ketenangan
-
Menyediakan tempat parker mobil dengan perbandingan satu tempat parkir untuk 10
tempat tidur
-
Stndarisasi bangunan untuk Rumah Sakit swsta berpedoman pada standarisasi Rumah
Sakit pemerintah yang sesuai dengan kelasnya.
2.
Peralatan
non medis Rumah Sakit, Setiap Rumah Sakit harus dilengkapi dengan :
- Peralatan
yang diperlukan untuk rawat tinggal, administrasi dan kebutuhan pelayanan rumah
tangga
-
tenaga listrik dari sentral (PLN) dan generator, penyediaan air minum, air
bersih, penyaluran air kotor, pembuangan sampah, atau insenator dan
pemeliharaan jamban
-
perbengkelan sederhana dan system pemadam kebakaran sederhana
3.
peralatan
medis dan penunjang medis, setiap Rumah Sakit harus memiliki peralatan medis
minimal sesuai dengan luas pelayanannya yang ada pada kelas Rumah Sakit
tersebut.
4.
Obat-obatan,
minimal mempunyai obat-obatan yang berpedoman pada DOE
5.
ketenagaan,
setiap Rumah Sakit memiliki tenaga medis (dokter) untuk menjabat :
- direktu
- dewan medis
- unit-unit
pelaksanaan fungsional
6.
Organisasi
pemilik penyelenggara Rumah Sakit adalah yayasan atau badan sosial lain yang
disahkan Departemen Kehakiman
7.
Administrasi,
pencatatan medis dan pengeluaran.
Persyaratan Ruang Rumah Sakit Hewan
Desain, jangkauan dan ukuran
fasilitas untuk hewan ataupun laboratorium bergantung pada:
- kegiatan penelitian yang
diadakan pada tempat tersebut
- jumlah hewan yang akan
ditampung
- persyaratan untuk fleksibilitas
dalam penempatan berbagai jenis hewan\
- hubungan / interaksi fisik dari
institusi yang ada
- lokasi
Persyaratan yang menjadi
pertimbangan dalam fasilitas hewan modern adalah :
- pemisahan fisik dari fasilitas hewan dan
manusia ataupun aktivitasnya seperti kantor dan laboratorium. Penempatan bagian
hewan di lain bangunan/ sayap/ lantai/ ruang yang terpisah dari tempat tinggal
manusia, pemisahan jenis, pemisahan untuk karantina, ataupun pemisahan isolasi.
- laboratorium khusus/ area contiquous dekat
dengan area fasilitas hewan untuk operasi, nekropsi, radiografi, dietary,
diagnosa, perawatan, dan control laboratorium penyakit hewan namun tetap
terpisah dengan barier seperti entry lock, pemisahan koridor ataupun
pemisahan lantai area penerima dan gudang untuk makanan, bedding,
suplai dan peralatan harus kering dan tersedia lemari es, tidak pada area
dimana hewan tinggal, terpisah dari ares pembuangan, mudah dibersihkan kantor
administrasi, pengawas dan direktur
- lavatory dan ruang loker untuk staff
- area
cuci dan sterilisasi peralatan dan suplai di luar area hewan, dirancang khusus
dan terletak terpusat
- incenerator yang dapat membakar
sampah-sampah hewan pembuangan atau fasilitas yang aman untuk sanitasi
- area untuk makan
Prinsip paling penting untuk
diperhatikan pada saat merancang atau membangun yempat untuk hewan adalah
menciptakan suatu lingkungan yang stabil dan sesuai dengan keperluan fisiologis
jenis hewannya. Dalam hal ini berarti suhu, kelembaban dan kecepatan pertukaran
udara yang ekstrim harus dihindari. Semua hewan harus dikandangkan dalam gedung
dengan ventilasai yang baik supaya suhu dan kelembaban dapat diatur dan supaya
bau merangsang dapat cepat hilang. Selanjutnya, ventilasi yang baik juga akan
mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit-penyakit hewan. Jika hewan harus
dikandangkan dalam kamar tertutup maka seluruh udara dalam kamar harus diganti
lima belas kali setiap jam dengan bantuan alat mekanik seperti kipas angin.
Jika terlalu banyak udara dalam kamar
tidak diganti dengan udara segar, penyakit cepat tersebar dan bau
merangsang tidak dapat cepat keluar. Jika menggunakan alat mekanis, tidak
diperbolehkan terlalu bising karena dapat mengganggu kesehatan dan produksi
hewan karena bunyi nyaring dapat menyebabkan stress yang sampai pada suatu
tingkat tertentu dapat menimbulkan kelainan fisiologis. Aliran udara kencang
harus dicegah masuk ke dalam ruang hewan, aliran harus lemah dan mantap (J.B.
Smith dan Soesanto Mangkoewidjojo, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia,
1988), pp. 1-2)
Dinding dan lantai harus tahan
air dan mudah dicuci. Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga air mudah
mengalir dan cepat kering sesudah dicuci. Bahan bangunan harus kuat dan tahan
lama. Dinding dan lantai tidak boleh ada pipa saluran air, pipa saluran
listrik, pinggiran kayu maupun batu menonjol. Bangku yang dipakai harus
mempunyai konstruksi sederhana supaya cepat dan mudah pembersihannya. Pintu dan
jendela kamar hewan harus dapat tertutup rapat untuk mencegah serangga dan
hewan liar. Jika lubang pipa saluran air dipasang saringan logam, dapat menahan
kotoran dari air buangan dan mencegah aliran air menjadi buntu, demikian juga
dapat mencegah hewan liar masuk kamar hewan.
Management Rumah Sakit Hewan
Sebagai sebuah tempat yang memberikan pelayanan
dengan imbal jasa, maka rumah sakit hewan merupakan sebuah organisasi yang
harus dikelola dengan sistem manajemen yang profesional.
Ada empat tahap pokok dalam manajemen yang sama
pentingnya dalam rangka pengoperasian sebuah rumah sakit hewan. Keempat hal
pokok tersebut adalah:
1. Perencanaan atau planning
Dalam hal kita harus memastikan hal-hal apa saja yang menjadi tujuan
organisasi kita serta sasaran-sasaran atau target-target yang harus dicapai.
Tentu saja dalam hal ini ada tahapan-tahapan dari sasaran/target kita sesuai
perkembangan usaha ini.
a)
Peraturan Rumah Sakit Hewan.
Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi dengan:
-
Papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha
pelayanan jasa mesik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang
memadai.
-
Tempat untuk menunggu klien dan pasien yang
memadai.
-
Ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji
sederhana, peralatan medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi
dan rekam medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan
hewan.
-
Sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai
sesuai kapasitas
-
Sumber air bersih, sistem drainase, sistem
penanganan limbah, sistem keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan
lingkungan serta
-
Sistem komunikasi.
b)
Sumber Daya Manusia
Rumah sakit Hewan memiliki minimal 3 orang dokter, seorang manager, 2 orang
pada bagian resepsionis untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3 orang
asisten dokter, 3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap serta 1 orang
penanggung jawab untuk obat-obatan medis.
2.
Pengorganisasian
Dalam hal ini adalah mengkomunikasikan antara perencanaan organisasi rumah
sakit hewan dengan para staf/karyawan pelaksana tugas. Untuk pengorganisasian
ini perlu ada kesepakatan-kesepakatan dan pengaturan kondisi agar pelaksanaan
fungsi dapat berlangsung dengan cepat, lancar dan efisien.
Susunan organisasi Rumah Sakit Hewan lebih sederhana jika dibandingkan
dengan Rumah Sakit pada umumnya.. Di sini tidak ada wakil direktur, tetapi
dilengkapi dengan staf khusus yang mengurusi administrasi. Kondisi ini
berpengaruh pada jenis pelayanan medis dan jumlah staf profesional (medis dan
paramedis) yang dipekerjakan pada tiap-tiap rumah sakit hewan ini. Secara umum,
jenis kebutuhan klien akan pelayanan kesehatan juga akan ikut menentukan
peningkatan kelas sebuah RSH di suatu wilayah, terutama yang berlokasi di ibu
kota provinsi (Muninjaya, 2004).
Mengatur personal atau staf yang dikenal dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam suatu institusi agar semua kegiatan
yang telah ditetapkan dalam rencana dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya
semua tujuan dapat dicapai dengan baik. Penguraian tugas (jobdescription)
masing-masing staf pelaksana penting karena masing-masing orang yang terlibat
dalam program tersebut harus mengetahui dan melaksanakan program sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi (Notoatmodjo, 2011).
3.
Penyususnan Personalia
Suatu organisasi rumah sakit yang sukses mempunyai ciri antara lain
struktur organisasinya tidak berbentuk piramid tapi datar. Jenjang hirarkinya
pendek dan pengorganisasiannya berorientasi kepada tim yang mudah dibentuk dan
mudah pula untuk dibubarkan kembali.
Struktur organisasi matriks ada dua macam wewenang, yaitu wewenang yang
mengalir secara horizontal pada unit fungsional dan wewenang yang mengalir
secara vertikal pada pimpinan struktur atau manajerial. Dua aliran wewenang ini
membentuk kisi-kisi wewenang yang dinamakan matriks aliran wewenang atau matrix
of authority flows. Struktur organisasi matriks ini mengutamakan teknologi
penyelesaian, biaya dan kualitas. Struktur organisasi matriks menyadari adanya
ketergantungan antara berbagai fungsi.
4.
Pemberian Pengarahan Kerja
Dalam hal ini secara berterusan perlu dilakukan pembinaan kekaryawanan yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas individu pekerja serta pemberian
motivasi untuk semua aspek. Selain itu juga bagian-bagian tertentu menjadi
penunjang utama keberhasilan usaha ini perlu selalu mendapat prioritas
perhatian.
5.
Pengawasan atau Kontrol
Untuk memantapkan hasil kerja yang merupakan produk manajemen yang baik
haruslah dapat dilakukan evaluasi dari setiap proses manajemen dengan meminta
data yang terarsip atau terinventarisir dengan baik serta dipergunakan untuk
membaca sejauh mana proses manajemen telah dilaksanakan dan untuk melakukan
teguran-teguran dalam rangka pengawasan/kontrol.
Secara umum yang menjadi target dari kepentingan para dokter hewan/pelayan
medis dari sebuah rumah sakit hewan adalah:
a) Memberikan pelayanan medis veteriner sebaik-baiknya
yang dapat diusahakan bagi hewan pasien dan pelayanan kepentingan pemilik hewan
dalam batas etik profesi.
b) Mendapatkan penerimaan keuangan dari imbal jasa
sedemikian sehingga dapat memberikan upah kerja yang memadai bagi karyawannya.
c) Pengaturan waktu beraktivitas dan waktu
beristirahat sedemikian sehingga masih memungkinkan untuk mengembangkan minat
para dokter hewan dan manager pada bidang yang diinginkannnya serta
menyumbangkan tenaga untuk beraktivitas pada organisasi dokter hewan atau
organisasi kemasyarakatan lainnya.
Selanjutnya kegiatan manajemen rumah sakit hewan
adalah meliputi lima aspek yaitu:
1. Manajemen personalia.
2. Manajemen operasional dan pemeliharaan.
3. Manajemen keuangan.
4. Pemasaran.
5. Hubungan antara rumah sakit hewan dengan
pelanggan (klien) atau masyarakat
Manajemen pelayanan rumah sakit merupakan bentuk dari
manajemen operasional rumah sakit (Sabarguna, 2005). Pelayanan kesehatan
terpadu adalah suatu
pendekatan untuk mengatur dan mengelola baik kualitas maupun biaya pelayanan
medis terhadap hal berikut: a). Elemen pengawasan terhadap pemberian layanan kesehatan yang terjadi ini lebih ketat; b). Elemen-elemen pengawasan baru
ditambahkan; c). Hubungan
yang lebih langsung dengan pemberi layanan terjadi antara rencana dan pemberi
layanan; d). Biaya ekploitasi
dan kerumitan yang bertambah dalam perencanaan kesehatan; e). Terjadi pengawasan yang lebih besar terhadap pemanfaatan; f). Terjadinya penurunan neto pada kecepatan naiknya biaya-biaya
medis.
Menurut
Galbereath
(2005) financial management merupakan
sub dari manajemen yang memfokuskan pada informasi finansial secara umum yang dapat digunakan
untuk membuat suatu keputusan. Digunakan untuk mengetahui keuntungan organisasi
dan memberikan pertimbangan pemilik organisasi dalam mengambil keputusan yang
maksimal. Pada organisasi public service mempengaruhi sebuah keputusan berdasarkan
tujuan utama dari organisasi dengan mempertimbangkan situasi finansial yang
memuaskan. Wilayah dari financial
management meliputi akuntansi dan keuangan.
Akuntansi merupakan sistem untuk
mengawasi status keuangan dari sebuah organisasi dan menghasilkan aktivitas
keuangan. Digunakan pada seluruh aspek pemerintahan, organisasi kesehatan, bahkan
organisasi non profit sebagai kontrol dari bisnisnya, meliputi penerimaan,
pembelian, inventaris, asset, depresiasi dan hutang yang bisa dikontrol oleh
manager akutansi (Kotler dan Keller,2009).
Managerial accounting berhubungan pada keseluruhan informasi
finansial yang dapat digunakan sebagai rencana hasil mendatang organisasi, meliputi desain teknik data
keuangan yang membantu seorang manajer dalam perencanaan strategis organisasi
(Holm,2006).
Administrasi
merupakan induk dari manajemen dan akuntansi, sehingga aspek penting mengenai sistem administrasi suatu organisasi
akan mempengaruhi kinerja dari sebuah organisasi. Menurut Trisnantoro (2005)
administrasi merupakan salah satu kerangka konseptual sebuah Rumah Sakit
mempunyai peran strategis untuk mengelola manajemen sehari-hari, misalnya
pengaturan jadual, alokasi ruangan, sistem informasi manajemen. Pencatatan surat menyurat sebuah
organisasi, setiap pembelian yang mencakup obat, peralatan rumah sakit dan
barang habis pakai dilakukan semua oleh administrasi.
0 komentar:
Post a Comment