Anatomi
reproduksi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah mempelajari bentuk dan
struktur bagian-bagian dari alat kelamin ternak jantan dan betina. Sedangkan
fisiologi reproduksi adalah mempelajari fungsi dan proses-proses baik biofisika
maupun biokimia yang terjadi dalam organ-organ alat reproduksi tersebut.
Sedangkan reproduksi pada suatu ternak merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan seluruh tubuh ternak
A.
Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Ternak
Jantan
Tugas
utama bagi pejantan adalah mampu memproduksi calon–calon individu baru yang
normal dan sehat. Calon-calon individu baru ini disebut spermatozoa. Untuk
mendapatkan keturunan yang baik maka sebagai pejantan harus mampu menghasilkan
spermatozoa yang baik dan sempurna. Dari spermatozoa yang baik diharapkan akan
menghasilkan individu-individu yang baik pula.
Sistim
reproduksi ternak jantan terdiri atas :
· sepasang
testis atau disebut gonad, buah zakar atau kelenjar kelamin utama.
·
saluran
reproduksi yang terdiri atas epididymis, vas deferens, ampula dan urethra
Saluran ini dilengkapi dengan kelenjar accesories atau kelenjar tambahan dimana
kelenjar ini fungsinya untuk mengencerkan sperma.
· alat
kelamin bagian luar, yang terdiri atas penis, yang dibungkus oleh preputium dan
Scrotum
1.
Gonad (Testis)
Testis
merupakan bagian alat kelamin yang utama. Pada hewan mamalia terdiri dari dua
testis yang terbungkus didalam skrotum. Skrotum ini akan memberikan lingkungan
yang lebih cocok dimana dalam skrotum dilengkapi dengan suatu termoregulator
yang dapat mengatur suhu skrotum tetap konstan yaitu selalu dalam kondisi lebih
rendah daripada suhu tubuh, karena untuk pembentukan sperma dibutuhkan suhu
yang rendah. Bentuk, ukuran atau berat serta letak testis tiap species hewan
cukup bervariasi. Namun pada umumnya bentuk testis adalah bulat panjang kearah
vertikal, dengan struktur dasar testis terdiri atas beribu-ribu tubuli
seminiferosa yang dikelilingi oleh kapsul berserabut atau trobekula.
Lapisan-lapisan
tenunan pembungkus testis apabila disayat secara melintang, maka akan terlihat
mulai dari luar kedalam adalah:
· epidermis
yaitu bagian kulit terluar
· korium
yaitu berupa jaringan bagian kulit yang mengandung banyak urat darah dan
syaraf.
·
tunika
dartos yaitu suatu fascia pelindung yang juga mengandung unsur serabut urat
daging, jadi dapat berkontarksi.
· tenunan
pengikat yang longgar
· tunika
vaginalis komunis (bagian dari peritoneum)
· rongga
sempit yang merupakan bagian dari rongga perut yang menjulur ke daerah inguinal
yang merupakan suatu kantong dimana selanjutnya ditempati oleh testis yang
turun dari rongga perut sewaktu masih dalam perkembangan embrio.
· tunika
albugenia merupakan bagian dfari pembungkus langsung pada parenchyma testis.
Tunika albugenia ini banyak mengandung serabut-serabut fascia yang licin dan
mengkilat dan berwarna putih yang banyak mengandung buluh syaraf.
·
parenchyma
testis, merupakan bagian yang paling utama atau inti, karena bagian ini tempat
pembuatan spermatozoa, tepatnya di tubuli seminiferi. Dibagian parenchyma ini
terdiri atas tubuliseminiferi, sel-sel interstitial, saluran-saluran cairan
testis dan spermatozoa.
· mediastenum
testis, merupakan bagian tengah dari testis dan merupakan perluasan dari
testis.
·
pembentukan
Spermatozoa diproduksi dalam suatu saluran yang sangat kecil dan berkelok-kelok
yang disebut tubulus spermaticus. Tubuli ini merupakan suatu tubulus atau
saluran yang kecil, panjang dan berkelokkelok dan memenuhi seluruh
pembungkusnya yaitu lobulus. Lobulus berupa kantong kecil yang pada umumnya
berbentuk kerucut atau lancip, dimana pada ujung medialnya berbentuk lancip dan
ujung lateralnya lebar dan merupakan dasar dari kerucut tersebut.
Dinding tubulus seminiferus
terdiri atas sel-sel membran basal, epithel benih, sel-sel penunjang dan sel
penghasil cairan testis. Tubuliseminiferi akan bermuara pada ujung medialnya
yang berbentuk kerucut dan langsung berhubungan dengan rete testis. Epitel
benih terdiri atas :
· sel benih atau spermatogonium. Spermatogonium
akan mengalami proses pembelahan secara reduksi dan mengalami perubahan bentuk
yaitu dari bentuk poligonal menjadi sel yang berekor.
· sel
sertoli. Sel ini
melekat pada membran basal, berbentuk panjang dan mempunyai peranan dalam
merawat spermatozoa yang masih muda. Disamping itu sel sertoli menghasilkan
hormon dan cairan testis.
Spermatogonium terletak diatas membran basal dari tubuli
seminiferi. Spermatogonium tersebut akan berkembangmelalui pembelahan sel.
Spermatogonium akan membelah menjadi dua yaitu yang satu tetap berada dalam
membran basal sedangkan yang kedua berubah menjadi spermatosit I (satu).
Kemudian akan membelah lagi menjadi spermatosit II dan berubah lagi menjadi
spermatid.
Spermatid akan mengalami perubahan bentuk menjadi
spermatozoa muda, yang kemudian akan dirawat oleh selsel sertoli sampai protein
goblet yang masih berada dalam pangkal ekor menjadi kecil. Setelah itu
spermatozoa akan terlepas dari sel sertoli dan terbawa oleh cairan testis dan
segera masuk kedalam lumen tubuli seminiferi yaitu masuk kedalam retetestis dan
diteruskan kebagian mediastinum yang akhirnya spermatozoa yang belum dapat
bergerak tersebut akan berdesak-desakan untuk memasuki epididymus.
Rete testis terletak diantara tubulus seminiferosa
dan duktuli efferens yang berhubungan dengan ductus epididymus pada bagian
kepala atau caput. Rete testis ini terdiri dari saluransaluran yang
beranastomose dalam medias tinum testis.
Diantara lobuli terdapat
sel-sel interstitial atau disebut juga sel Leydig.
Sel ini merupakan penghasil hormon androgen atau testosteron. Testosteron
adalah hormon yang berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan sexual
dari pejantan. Apabila sel leydig terganggu maka produksi testosteron akan
terganggu pula.
Berbeda dengan hewan betina
yang mengenal siklus berahi dimana pada periode tertentu saja hanya ada satu
sel ovum yang masak atau diproduksi dan siap untuk diovulasikan atau
dikeluarkan untuk melakukan fertilisasi atau peleburan antara sel kelamin
jantan (spermatozoa) dengan sel telur (ovum).
Hal ini tidak terjadi pada
hewan jantan. Hewan jantan akan memproduksi sel spermatozoa secara terus
menerus tanpa ada hentinya. Kecepatan produksi sperma akan tergantung dari
kondisi makanan yang dikonsumsi dan tingkat protein yang terkandung dalam
makanan tersebut. Selain fungsi utamanya sebagai penghasil sel benih jantan
atau spermatozoa, fungsi testis lain yang tidak kalah pentinganya yaitu
memproduksi hormone androgen
2.
Epididymis
Epididymus
merupakan suatu saluran yang bentuknya bulat dan panjang serta berkelok-kelok
yang menghubung kan vasa efferensia pada testis dengan ductus deferens.
Epididymus terletak diatas testis dan melekat pada tunika albugenis. Secara
garis besarnya, saluran epididymus dapat dibedakan menjadi :
·
kepala
epididymus (caput epididymus), bagian dari epididymus yang melekat pada bagian
ujung dari testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan syaraf masuk. Bagian ini
lebih besar daripada bagian yang lain
·
bagian
badan atau leher (Corpus epididymus) adalah bagian yang sejajar dengan aksis
longitudinal dari testis. Ukurannya jauh lebih kecil dibanding kan pada bagian
kepala. Bagian ini menjulur terus ke bawah sampai hampir melewati testis.
·
bagian
ekor (Cauda epididymus)yaitu berupa jendolan di ujung bawah dari testis. Bagian
ekor ini terletak langsung dibawah corpus, yang mulai berbelok keatas.
Saluran
epididymus di bagian kepala terdapat duktuli eferentis yang jumlahnya 12 sampai
15 buah, yang menampung spermatozoa dari rete testis. Jadi setelah spermatozoa
muda terlepas dari sel sertoli, kemudian masuk dalam lumen tubuli seminifera
dan bergerak menuju ke epididymus setelah melewati duktuli eferentis. Ductuli
eferentis dindingnya bercilia dan mempunyai sel-sel epitel yang menghasilkan
cairan. Dengan adanya cairan dan cilia tersebut maka spermatozoa dapat
terdorong dan bergerak mengarah ke badan epididymus. Epididymus mempunyai
fungsi beberapa macam, di antaranya :
· epididymus
merupakan tempat transportasi, di mana masa spermatozoa yang dialirkan dari
rete testis ke dalam ductuli efferentis dan akhirnya akan diangkut ke dalam
duktus defferens. Transportasi ini dapat dilakukan karena adanya gerakan silia
dan gerakan peristaltik dari musculature pada dinding epididymis pada saat pra
ejakulasi.
· epididymus
merupakan tempat untuk membuat konsentrasi sperma menjadi sangat tinggi. Hal
ini disebabkan karena cairan testis yang menjadi medium dari masa spermatozoa,
airnya diserap oleh epitel dinding epididymus sehingga sampai di ekor
epididymus, konsentrasi semen sangat tinggi.
· epididymus
juga merupakan tempat untuk pemasakan atau pendewasaan bagi spermatozoa.
Pemasakan ini disebab kan karena adanya sekresi dari sel-sel epitel di ductus
epididymus. Dimana tadinya sperma dengan butiran sitoplasma kemudian akan
butiran tersebut akan menggeser dibagian paling bawah ekor dan akhirnya
terlepas.
·
Epididymus
merupakan tempat untuk menimbun spermatozoa. Pada epididymus bagian ekor,
keadaannya sangat cocok untuk tempat penimbunan bagi spermatozoa yang belum
dapat bergerak ini, sehingga hampir 50 persen jumlah spermatozoa terdapat di
daerah tersebut
3.
Duktus Deferens
Duktus
deferens atau vas deferens merupakan pipa yang berotot, terentang mulai dari
ekor epididymus sampai ke uretra. Dindingnya tebal, mengandung serabut
urat-urat daging yang licin, sehingga pada saat ejakulasi maka dapat mendorong
spermatozoa dari epididymis keduktus ejakulatoris yang terdapat dalam ampula.
Vas
deferens akan memasuki ruang abdomen bersama-sama dengan pembuluh-pembuluh
darah dan syaraf yang ke testis dan bersatu menjadi satu kesatuan yang disebut
funiculus spermaticus. Vas deferens dari kedua testis ini setelah meninggalkan
ekor epididimus akan bergerak melalui kanal inguinalis terus keatas dan
sesampainya diatas fesica urinaria, akan terletak berjajar dan secara lambat
laun menjadi besar karena adanya kelenjarkelenjar yang ada di dinding duktus
deferens, dan bagian ini disebut ampula. Panjang ampula tidak panjang (pada
sapi sekitar 4 cm) dan setelah meninggalkan prostata maka keduanya akan
mengecil lagi.
4.
Skrotum
Kantong
testis disebut skrotum. Skrotum merupakan suatu kulit yang bentuknya seperti
kantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang
dikandungnya. Kulit skrotum tipis dan sedikit atau tidak berambut. Susunan
lapisan skroum dari paling luar adalah :
· epidermis:
tidak memliki rambut atau sedikit rambut
· tunika
dartos. Merupakan selapis jaringan fibroelastik yang bercampur dengan serabut
otot polos. Serabutserabut otot polos ini pada saat cuaca dingin akan
berkontraksi dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal dan
pada saat panas akan merelaks dan menyebabkan testis turun menjauhi ruang
perut. Dengan demikian maka skrotum dapat mengatur temperatur testis agar
temperaturnya tetap dipertahankan 40C sampaii 70C lebih rendah dari pada temperatur
tubuh. Mekanisme dari sistim thermoregulator ini karena adanya kerja dari dua
muskulus yaitu muskulus kremaster externa, muskulus kremaster interna dan
tunika dartos.
· Fasia
superfisial merupakan lapisan tipis jaringan ikat
· Fasia
bagian dalam yang terdiri atas tiga lapis yang sulit dipisahkan apabila
dilakukan pembedahan.
· Tunika
vaginalis komunis, yang merupakan lapisan luar penutup testis.
5.
Kelenjar Pelengkap
Kelenjar
pelengkap disebut juga kelenjar kelamin aksesoris. Kelenjar-kelenjar ini akan
menghasilkan sebagian besar dari bahan ejakulasi semen yang berperan dalam
transportasi semen, sebagai media yang cocok untuk makanan dan sebagai buffer
terhadap sifat keasaman yang berlebih pada saluran genital betina.
Kelenjar-kelenjar accesoris ini adalah :
· Kelenjar
vasikuler atau vesicula seminalis, pada umumnya jumlahnya sepasang dan terletak
sebidang dengan ampula vas defferens. Kedua kelenjar tersebut mengapit ampula.
Sekresi dari kelenjar vesikuler akan bermuara dengan duktus deferens. Kelenjar
vesikuler pada sapi berbentuk lobus-lobus dengan ukuran yang cukup besar,
Sekresi kelenjar vesikuler merupakan 50 persen dari volume total dari satu
ejakulasi yang normal.
·
Kelenjar
prostat adalah kelenjar yang letaknya berada dibawah kelenjar vesikuler,
tepatnya mengelilingi pelvis urethra. Kelenjar ini bentuknya berbeda-beda. Pada
sapi ber bentuk bulat dan lebih kecil dari kelenjar vesikuler dan pada anjing
dan kuda berbentuk seperti buah kenari (walnut). Kelenjar prostat menghasilkan
secret yang bersifat alkalin yang memberikan bau yang kharakteristik pada
cairan semen.
· Kelenjar
Bulbouretral (Cowper’s). Kelenjar cowpers merupakan sepasang dan letaknya lebih
kebelakan (caudal) dari kedua kelenjar tersebut, yaitu di tempat tikungan
dimana urethra membelok kebawah sewaktu urethra mau keluar dari ruang pelvis.
Sekret dari kelenjar ini sangat berguna pada saat sebelum kopulasi dimana
sekresinya bersifat apocrine yang fungsinya untuk membersihkan saluran urethra
dari sisa-sisa urine dan kotoran.
6.
Urethra
Urethra
merupakan bagian saluran yang tergantung dari tempat bermuaranya ampula sampai
ke ujung spenis. Urethra merupakan saluran untuk urine dan untuk semen sehingga
disebut saluran urogenitalis. Urethra terbagi atas tiga bagian yaitu :
·
Bagian
pelvis
·
Bagian
yang membengkok
·
Bagian
penis
7.
Penis dan Preputium
Penis
merupakan organ kopulasi pada hewan jantan, yang akan menyemprotkan semen
kedalam alat reproduksi betina dan untuk lewatnya urine. Penis dapat dibedakan
menjadi 3 bagian yaitu :
·
Gland
penis yang dapat bergerak bebas
·
Badan
·
Bagian
pangkal atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang tertutup oleh
otot ischiocavernosus.
Penis
dilengkapi dengan dua macam perlengkapan yaitu musculus retraktor penis yang
dapat merelax dan mengkerut dan corpus covernosum penis yang berfungsi untuk
menegang kan penis. Dalam keadaan non aktif. Musculus retractor penis akan
mengkerut, kemudian penis akan membentuk huruf S sehingga penis dapat tersimpan
dalam preputium.
Penis
terbungkus oleh tunica albugenia yang ber warna putih. Bentuk penis ternak pada
umumnya sama yaitu bulat panjang. Pada sapi penis ini bertipe fibroelastis
artinya selalu dalam keadaan agak kaku dan kenyal meskipun dalam keadaan non
aktif atau tidak ereksi. Sedangkan praeputium merupakan lipatan kulit yang ada
di sekitar ujung penis. Pada ternak-ternak tertentu, praeputium mempunyai
bentuk yang agak khas, sebagai contoh preputium pada kuda mempunyai lipatan
yang rangkap, praeputium pada babi mempunyai divertikulum atau kantong
disebelah dorsal dari orificium preputial, yang mempunyai fungsi untuk
mengakumulasi urine, sekret dan sel-sel mati.
8.
Ereksi dan Ejakulasi
Ereksi
merupakan peningkatan turgiditas (pembesaran) organ yang disebabkan oleh
pemasukan darah lebih besar daripada pengeluaran yang menghasilkan penambahan
tekanan dalam penis. Ereksi pada ternak ruminansia, saat ereksi baik panjang
maupun besarnya tetap hampir sama dan terjadi karena fleksura sigmoid menjadi
lurus. Ejakulasi merupakan suatu gerak refleks yang mengosongkan epididymus,
urethra dan kelenjar-kelenjar accesoris, dimana ejakulasi ini disebabkan karena
adanya rangsangan pada gland penis atau dapat juga ditimbulkan dengan adanya
massase dari kelenjar-kelenjar aksesori melalui rektum atau dengan elektro
ejakulator.
B.
Anatomi dn Fisiologi Reproduksi Ternak
Betina
Sistim
reproduksi ternak betina terdiri atas :
· Sepasang
ovarium atau penghasil telur.
· Saluran
reproduksi yang terdiri atas tuba fallopii atau oviduct, uterus atau rahim,
cerviks atau leher rahim dan vagina
· Alat
kelamin bagian luar yang terdiri atas vulva dan klitoris.
1.
Ovarium
Ovarium
merupakan bagian alat kelamin yang utama, karena fungsinya untuk menghasilkan
sel gonad (ovum). Seperti juga halnya dengan testis pada ternak jantan, ovarium
bersifat endokrin dan bersifat sitogenik. Bersifat endokrin karena ovarium
mampu menghasilkan hormon yang akan diserap secara langsung kedalam peredaran
darah. Ovarium juga bersifat sitigenik artinya bahwa ovarium juga mampu
menghasilkan sel yaitu ovum atau sel telur. Oleh karena itu ovarium sering juga
disebut induk telur, indung telur atau pengarang telur. Berbeda dengan
ternak-ternak lainnya, pada jenis unggas, ovarium tidak sepasang tetapi hanya
satu yaitu dibagian kiri sedangkan sebelah kanan mengalami rudimenter. Pada
ternak atau hewan menyusui maka jumlahnya adalah sepasang, yang letaknya dekat
ginjal, tepatnya dibelakang ginjal kanan dan kiri. Besarnya ovarium bervariasi
antar jenis ternak, hal ini tergantung dari jenis ternak, umur dan masa
reproduksi ternak.
Bentuk
ovarium pada kebanyakan species hewan adalah hampir sama yaitu seperti biji
almond, tetapi ada beberapa ternak yang mempunyai bentuk ovarium yang berbeda
seperti pada ternak babi bentuk ovariumnya tampak dengan lobul-lobul karena
banyaknya folikel dan corpus lutea. Sedangkan pada kuda bentuknya mirip seperti
kacang karena adanya fosa ovarii.
Perbedaan
bentuk ovarium tersebut karena pada dasarnya pada hewan dapat dibedakan dua
sifat dalam melahirkan anak yaitu hewan yang bersifat polytocus yaitu
melahirkan anak dalam jumlah banyak dalam satu kali
kelahiran seperti babi, kucing dan tikus sehingga bentuknya seperti buah
murbei. Sedangkan sifat yang kedua adalah termasuk dalam golongan hewan
monotokes maka bentuk ovariumnya bulat panjang atau bundar. Bentuk dan Berat
Ovarium dijelaskan pada Tabel
di bawah ini.
Tabel 1. Bentuk dan Berat Ovarium pada Berbagai Ternak
Sumber :
Fransond, 1992
Bagian
ovarium terdiri atas bagian medula atau bagian sentral dan merupakan bagian
yang berongga (vaskular). Sedangkan bagian luar atau korteks terdiri atas
jaringan ikat iregular yang padat. Lapisan luar dari korteks adalah kapsul
jaringan ikat yang padat yaitu tunika albugenia. Sedangkan lapisan yang paling
luar merupakan suatu lapis tunggal dari epitel germinal atau disebut sel
kelamin primer.
Ada
dua komponen yang amat penting yang terdapat dalam ovarium. Komponen tersebut
adalah follikel dan korpus luteum. Kedua komponen ini memegang peranan penting
dalam proses reproduksi.
2.
Folikel
Folikel
dalam pertumbuhannya mengalami empat tahap yaitu :
·
folikel
primer. Folikel primer merupakan suatu sel besar, dimana dalam tiap folikel
terdapat oosit yang dikelilingi oleh suatu lapis tunggal dari sel-sel folikel
dan disebut membrana granulosa . Folikel primer ini terjadi sejak ternak betina
masih dalam kandungan. Letak folikel primer ini berada langsung di bawah kulit
ovarium atau tunika albugenia
·
folikel
sekunder. Folikel sekunder letaknya agak jauh dari permukaan ovarium. Sel-sel
granulosanya lebih banyak dan ovumnya dilapisi oleh pembungkus tipis yang disebut
membrana vitelina.
·
folikel
tertier. Folikel tertier merupakan perkembangan dari folikel sekunder, dimana
sel-sel granulosanya tampak lebih besar dan letaknya jauh dari korteks ovarium.
Pertumbuhan sel granulosa antara bagian luar dan bagian dalam tidak sama
menyebabkan terbentuknya rongga atau antrum-antrum yang semakin lama besarnya
bertambah sehingga membentuk menjadi satu antrum yang besar.
·
Folikel
de Graaf. Ova didalam folikel primer semakin besar. Sel-sel folikel berganda
menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel yang masak. Dalam folekel de
graaaf ini ovum terbungkus oleh masa sel yang masak yang disebut cumulus
ooporus. Ovum bersama cumulus ooporus menonjol kedalam ruang antrum yang penuh
dengan cairan folikel. Cairan folikel ini mengandung hormone estrogen. Sel-sel
granulosa yang membungkus ovum disebut corona radiata. Folikel degraaf setelah
membentuk sejumlah cairan terus membesar dan mendorong ke arah permukaan ovari.
3.
Ovulasi
Folikel
yang telah masak (folikel de Graaf) akan menonjol keluar melalui korteks ke
permukaan ovarium. Dalam pertumbuhannya, folikel de Graaf mempunyai dua lapis
sel stroma cortex yg mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut
membentuk theca foliculi yang dapat dibagi atas theca interna dan theca externa.
Sebelum
ovulasi, folikel yang dibentuk untuk menghasilkan ovum mencapai ukurannya yang
maksimal. Bertepatan dengan itu suatu cairan folikel segera di sekresikan dan
buluh-buluh darah berkonstriksi.
Pemecahan
folikel de Graaf terjadi sewaktu ovum dilepaskan dari ovarium yaitu pada daerah
stigma. Stigma semakin lama menipis dan mengembung kepermukaan ovarium. Stigma
yang mengembung segera pecah melepaskan sedikit cairan folikuler. Cairan
folikuler bergerak melalui celah tersebut dan membawa ovum. Pecahnya folikel de
Graaf yang membawa ovum keluar sering diistilahkan dengan sebutan “ ovulasi”.
Setelah ovulasi maka folikel akan menciut. Dan ovulasi ini diikuti oleh
pendarahan yang cukup meluas didalam rongga folikel.
4.
Corpus Luteum
Luteunasi
adalah proses pembentukan corpus luteum oleh sel-sel granulose dan selsel
theca. Segera sesudah ovulasi, terjadi kawah pada permukaan ovarium. Kawah
tersebut kemudian diisi oleh darah dan lymphe sehingga berwarna merah, dan
membentuk corpus haemorrhagicum. Darah ini cepat membeku dan diresorbsi.
Kemudian rongga ini diganti dan diisi oleh sel-sel lutein yang semakin lama
semakin banyak. Pada ternak sapi, sel-sel lutein mengandung suatu pigmen
lipochrom kuning (lutein).
Apabila
kebuntingan terjadi maka corpus luteum akan mempertahankan ukuran besarnya dan
disebut sebagai corpus luteum verum. Sedangkan apabila tidak terjadi bunting
disebut corpus luteum spurum. Jika tidak terjadi fertilisasi (peleburan sel
telur dan sel sperma) maka corpus luteum beregresi karena aktifitas hormon
progesteron menurun, dan memungkinkan folikel de Graaf yang lain menjadi
matang. Kemudian corpus luteum beregresi akan mengecil dan berwarna pucat dan
disebut corpus albicant.
Aktifitas
FSH (Follicel
Stimulating Hormone) akan semakin dipacu lagi yang menyebabkan
perkembangan folikel tersier menjadi folikel de Graaf. Pengecilan corpus luteum
disertai dengan munculnya tenunan pengikat, lemak dan struktur semacam hialine
di antara sel-sel luteum. Hal ini akan mempercepat regresi sel luteum dan akhirnya
sel luteum dan akhirnya sel luteum tidak terdapat lagi. Bekas tempat corpus
luteum berubah menjadi jaringan parut yang berwarna coklat kepucat-pucatan,
yang kemudian disebut corpus albicans.
5.
Fertilisasi
Fertilisasi
yaitu peristiwa bersatunya sebuah spermatozoa dengan sebuah ovum. Fertilisasi
terjadi diuatu tempat dalam oviduct, tepatnya didaerah ampula yaitu pada bagian
Ampula
Isthmus Junction (AIJ). Pada saat ovum bertemu dengan spermatozo, ovum
masih terbungkus oleh banyak sekali sel-sel granulosa. Untuk dapat mencapai
inti sel ovum, spermatozoa harus menembus segerombol sel-sel granulosa yang
membungkus sel ovum, mucoprotein atau zona pellucida yang langsung membungkus
sel ovum dan membran vitelin atau dinding ovum.
Setelah
memasuki perjalanan yang cukup panjang dan penuh seleksi yang ketat, maka
sperma yang tangguh dapat memasuki ampula. Spermatozoa yang telah memasuki
ampula pada umumnya menjadi aktif bergerak karena dalam ampula terdapat cairan
ampula yang berfungsi untuk mengaktifkan pergerakan spermatozoa. Dengan
kekuatan dibagian ekornya, sprma akan menyusup diantara sel-sel granulosa.
Selsel granulosa satu sama lain direkatkan oleh asam hyalurobate.
Spermatozoa
akan terus berusaha untuk menekan lapisan zona pellucida hingga tembus.
Kemudian kepala spermatozoa akan bersentuhan dengan membran vitelin maka
terjadilah reaksi zona yaitu suatu reaksi dari zona pellucida untuk tidak dapat
ditembus oleh spermatozoa yang lain. Reaksi zona ini disebabkan oleh adanya
suatu zat yang dilepaskan oleh granula kortika yang berasal dari membran
vitelin.
Reaksi
zona berjalan bertahap yaitu dari mulai disekitar lubang yang dibuat oleh
spermatozoa sampai meluas keseluruh permukaan zona pellucida. Reaksi zona ini
berfungsi melindungi ovum dari spermatozoa lain yang juga ikut berusaha untuk
membuahi ovum dan mencegah terjadinya sel-sel
triploid.
Setelah kepala sperma menyentuh membran vitelin, terjadilah
aktivasi ovum untuk menerima tamu. Membran vitelin memperlihatkan reaksi
terhadap sentuhan kepala spermatozoa. Ditempat sentuhan terjadi tonjolan kecil
dari membrane vitelin dan kemudian terbuka. Kemudian kepala sperma menyusup
masuk kedalam sito plasma dan kemudian terjadilah pembelahan inti sel ovum
Setelah kepala sperma terputus dan berlahan-lahan mulai mengembung
maka mengakibatkan hilangnya bentuk kepala sperma. Inti sel sperma juga
terlihat pudar, tetapi nucleoli menjadi jelas. Kejadian ini diikuti dengan
terurainya khromosom dari inti-inti sel ovum dan spermatozoa. Khromosom dari
kedua inti berpasang-pasangan dan membentuk inti baru. Perjalanan Spermatozoa
menemui ovum dalam organ reproduksi ternak betina tertera pada Gambar
1.
Gambar
1. Perjalanan Spermatozoa Menemui Ovum dalam Organ Reproduksi Betina (Sumber:
Koleksi Vedca)
6.
Tuba Fallopii (Oviduct)
Selain
bangsa unggas, hewan betina mempunyai sepasang oviduct. Saluran ini
menghubungkan antara ovarium dengan uterus. Oviduct merupakan saluran kecil
yang panjang dan berkelok-kelok. Bagian oviduct terdiri atas: Infundibulum, ampula dan bagian yang terakhir yang berhubungan langsung dengan
uterus disebut istmus. Infundibulum merupakan bagian yang
paling ujung dari oviduct dan berbentuk seperti corong yang bibirnya tidak
teratur dan berjumbai-jumbai. Tetapi ada beberapa species yang bentuk
infundibulum berbentuk kapsul. Bagian ujung dari infundibulum membentuk fimbrae.
Fimbrae ini letaknya dekat sekali
dengan ovarium bahkan biasanya menyelimuti ovarium. Fimbrae mempunyai sifat
ovotoxis artinya bergerak kearah adanya ovum. Bahkan ada yang berpendapat bahwa
Fimbrae ini dapat mengusap-usap ovarium untuk mem percepat proses ovulasi,
dapat mengambil ovum yang jatuh kedalam ruang abdomen dan bahkan Fimbrae kiri
dapat menangkap ovum yang di ovulasikan dari ovarium kanan dan sebaliknya
Fungsi
dari oviduct adalah :
·
menerima
telur yang diovulasikan ovarium
·
menerima
spermatozoa dari uterus
·
mempertemukan
sel ovum dengan spermatozoa
·
menyalurkan
sel ovum yang telah dibuahi (zigote) ke dalam uterus
· menyeleksi
sperma. Bagian oviduct yang mempunyai konstruksi khusus dan disebut utero tubal
junction (UTJ) mempunyai fungsi untuk me nyeleksi sperma yang akan masuk
kedalam tuba fallopii dari uterus.
· kapasitasi
spermatozoa. Adanya cairan oviduct menyebabkan spermatozoa mengalami proses
pendewasaan
7.
Uterus
Uterus
pada umumnya terdiri atas badan uterus atau corpus uteri, tanduk uterus (cornu
uteri) yang pada umumnya berbentuk lancip dan cerviks atau leher uterus.Bentuk
uterus pada setiap jenis hewan bervariasi. Bentukbentuk uterus pada beberapa
jenis hewan adalah :
· uterus
duplex, yaitu uterus yang uterus yang serviksnya ada dua buah, corpus tidak ada
dan cornunya terpisah satu dengan lainnya. Bentuk uterus ini terdapat pada
tikus, mencit, kelinci dan marmut.
· uterus
bikornua, yaitu uterus yang mempunyai serviks satu dan corpus uterinya sangat
pendek. Sebagai contoh terdapat pada ternak babi.
·
uterus
bibartitus yaitu uterus yang mempunyai serviks satu dan corpus uteri cukup
jelas dan panjang. Sebagai contoh terdapat pada hewan sapi,
· uterus
simpleks yaitu uterus yang tidak mempunyai kornu uteri, corpus uterinya besar
dan mempunyai satu cerviks. Sebagai contoh terdapat pada bangsa primata.
Dinding
uterus terdapat tiga lapis, dari luar kedalam yaitu :
·
membran
serosa merupakan lapis pertama dari luar atau merupakan dinding luar
· myometrium
atau lapisan urat daging licin, yang mengandung urat syaraf dan pembuluh darah
·
endometrium,
yaitu lapisan yang merupakan dinding lumen uterus dan terdiri atas epitel,
lapisan kelenjar dan jaringan pengikat.
Uterus mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam proses reproduksi. Yaitu sejak estrus sampai bunting dan melahirkan.
Fungsi
uterus adalah :
· pada
saat estrus: Yaitu kelenjar endometrium yang terdapat pada dinding uterus
menghasilkan cairan uterus yang diperlukan oleh spermatozoa untuk mendewasakan
dirinya (kapasitasi) sehingga semakin tinggi kemampuannya untuk membuahi ovum
pada saat kopulasi, uterus akan berkontraksi sehingga mampu mengangkut
spermatozoa dari uterus ke tuba fallopii.
· pada
waktu metestrus dan awal diestrus. Kelenjarkelenjar endometrium mulai berkembang
dan tumbuh memanjang dan menghasilkan cairan uterus yang merupakan substrat
yang cocok untuk pertumbuhan embrio muda.
·
pada
saat diestrus pada ternak yang tidak bunting maka telur yang tidak dibuahi oleh
sperma, didalam uterus akan diresorbsi oleh endometrium.
· pada
saat kebuntingan uterus membesar secara berlahanlahan sesuai dengan pertumbuhan
embrio.
· Pada
saat kelahiran uterus akan melakukan kontraksi sedemikian kuat sehingga dapat
mengangkut fetus yang sedemikian beratnya untuk melampaui simfisis pelvis dan
keluar dari badan.
· pada
saat selesai partus/melahirkan, maka uterus akan mengalami pengecilan kembali
atau involusi.
8.
Cerviks (Leher Rahim)
Cerviks
merupakan spincter otot polos yang kuat dan tertutup rapat, kecuali pada saat
estrus atau pada saat menjelang kelahiran. Cerviks terletak di antara uterus
dan vagina, dan merupakan pintu masuk kedalam uterus karena dapat terbuka atau
tertutup yang sesuai dengan siklus berahi. Pada saat berahi serviks agak relaks
sehingga memungkinkan spermatozoa dapat masuk dalam uterus. Kemudian pada saat
kebuntingan maka sel-sel goblet yang terdapat pada cerviks akan memproduksi
mucus dalam jumlah yang besar sehingga dapat mencegah masuknya zatzat yang
membawa infeksi dari vagina kedalam uterus. Lumen serviks terbentuk dari
beberapa gelang-gelang penonjolan dari mucosa cerviks yang dapat mengecil
dengan kuat sekali. Fungsi cerviks yang utama adalah untuk menutup lumen uteri
sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad renik baik mikroskopis
maupun makroskopis. Oleh sebab itu lumen serviks selalu dalam keadaan tertutup,
kecuali pada saat melahirkan dan pada saat berahi lumen serviks akan membuka
sedikit sehingga spermatozoa dapat masuk.
9.
Vagina
Vagina
adalah bagian saluran reproduksi yang terletak didalam pelvis, diantara cerviks
dan vulva. Vagina terbagi atas bagian vestibulum yaitu bagian ke sebelah luar
yang berhubungan dengan vulva dan partio vaginalis cervics yaitu bagian
kesebelah cerviks. Pada ternak betina dara, terdapat selapus tipis yang
merupakan sekat atau batas antara vestibulum vaginae dan partiovaginalis
cercivis, yang disebut Hymen. Vagina berperan sebagai selaput yang menerima
penis dari hewan jantan pada saat kopulasi
10. Vulva
(Pudendum Femininum)
Vulva
adalah bagian eksternal dari genetalia betina yang terentang dari vagina sampai
kebagian yang paling luar. Pertautan antara vulva dengan vagina ditandai oleh
orifis uretral eksternal. Pada berbagai jenis ternak bibir vulva adalah
sederhana saja dan tidak terdiri atas labio mayor dan minor. Kemudian bagian
paling bawah dari vulva terdapat klitoris yang merupakan organ yang asal usul
embrionalnya sama dengan penis pada hewan jantan.
Sumber : Nugroho, CP. 2008. Agribisnis Teknik Ruminansia. Departemen Pendidikan Nasional.
0 komentar:
Post a Comment