Monday, February 13, 2017

Pemilihan Bibit Ternak Ruminansia






   1.  SELEKSI TERNAK RUMINANSIA

Seleksi adalah suatu tindakan untuk memilih ternak yang dianggap mempunyai mutu genetik baik untuk dikembangbiakan lebih lanjut serta memilih ternak yang dianggap kurang baik untuk disingkirkan dan dikembangbiakan lebih lanjut. Seleksi dapat diartikan juga untuk memperkenankan sekelompok ternak menjadi penurun dari generasi berikutnya dan menghilangkan kesempatan dari kelompok lain untuk memperoleh penurun dari generasi berikutnya pula. Pada dasarnya seleksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu seleksi alam dan seleksi buatan. Seleksi alam adalah seleksi yang terjadi karena pengaruh alam dan bukan dipengaruhi oleh manusia dan alamlah yang menentukan arah dan tujuannya. Seleksi alam merupakan inti dari teori Darwin yaitu “Asal usul dari berbagai species” (The origin of defferent species). Sedangkan seleksi buatan adalah seleksi yang dilakukan oleh manusia untuk suatu tujuan atau sasaran tertentu demi kebutuhannya. Untuk saat ini, seleksi yang dipengaruhi oleh manusialah yang berkembang sedangkan seleksi karena faktor alam dapat dikatakan langka kejadiannya. Dalam dunia peternakan modern, akan terlihat bahwa manusialah yang terutama mengadakan seleksi demi kebutuhannya.

A.    Seleksi Pada Sapi Potong
Seleksi pada sapi bertujuan untuk menghasilkan sapi bibit yang diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu genetik populasi sapi potong. Dalam melakukan seleksi pada sapi potong, dibedakan atas adanya dua metode pokok yaitu:
1.     Seleksi Tradisional
Seleksi secara tradisional yaitu metode seleksi yang telah lama. Metode ini sangat sederhana yaitu mencari ternak jantan yang memiliki cacat luar untuk kemudian dilakukan kastrasi agar ternak jantan tidak dapat mengawini induk-induk wilayahnya.
2.     Seleksi Kuantitati
Seleksi secara kuantitatif adalah metode seleksi yang didasarkan atas perhitungan kuantitatif. Kriteria-kriteria pada sapi potong yang dapat dipergunakan dalam seleksi adalah ; Berat badan pada umur tertentu, Kecepatan pertumbuhan dan Ukuran tubuh pada umur tertentu.

B.    Seleksi Pada Sapi Perah
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi terhadap sapi perah betina. Beberapa metode yang sering digunakan yaitu: 
·       pendugaan kemampuan berproduksi
·       Estimated Transmitting Ability (ETA)
·       Pendugaan nilai pemuliaan 
Sedangkan seleksi pemilihan pejantan ada beberapa metode, diantaranya:
·       perbandingan antar produksi anak
·       membandingkan produksi anak induk
·       membandingkan produksi herdmatenya.

C.   Seleksi Ternak Kerbau

     Pemuliabiakan terhadap kerbau di Indonesia belum dikerjakan secara sistematis dan seleksinya belum dikerjakan dengan baik. Pengembangbiakan kerbau dilakukan peternak secara alami. 



2. PEMILIHAN BIBIT TERNAK RUMINANSIA

Keberhasilan dalam usaha budidaya ternak sapi sangat dipengaruhi oleh bibit yang akan digunakan. Dalam pemilihan bibit harus jelas tujuannya apakah untuk menghasilkan daging, susu atau dengan tujuan tenaga kerja. Pemilihan bibit ternak ruminansia dapat dilakukan berdasarkan:
·       Pemilihan tipe.
·       Pemilihan sapi berdasarkan keturunan.
·       Penilaian dan pengukuran sapi.
·       Hasil pameran

A.    Tipe Ternak
Ada beberapa macam tipe ternak ruminansia, yaitu:
1.     Tipe Pedaging
·       Ternak ruminansia tipe pedaging pada umumnya mempunyai ciriciri:
·       Cepat mencapai dewasa.
·       Laju pertumbuhan cepat.
·       Efisiensi pakannya tinggi.
·       Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
·       Tubuh dalam besar, mencirikan tipe pedaging berbentuk persegi empat atau balok.
·       Perut tidak menggantung
·       Tidak cacat
2.     Tipe Perah
·       Tubuhnya luas ke belakang seperti baji atau gergaji.
·       Sistem dan bentuk ambingnya baik dan putingnya simetris.
·       Efisiensi pakan untuk produksi susu tinggi.
·       Sifatnya baik dan jinak
·       Punggung lurus
·       Perut tidak menggantung
·       Kapasitas perut besar
3.     Tipe Pekerja
·       Bertubuh besar dan kuat dengan perototan yang kuat.
·       Gerakan anggota tubuhnya bebas.
·       Sifatnya tenang dan patuh.
·       Kakinya panjang dan kuat.

B.    Pemilihan Bibit
Segala kegiatan yang berhubungan dengan usaha dibidang peternakan maka pemilihan dan seleksi bibit merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan produksi ternak. Ada beberapa macam dalam melakukan pemilihan bibit, hal ini tergantung dari apa tujuannya. Diantaranya:

1.     Pemilihan Sapi Pedet
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sapi pedet diantaranya:
·       matanya tampak cerah dan bersih.
·       kukunya tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
·       tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
·       tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
·       mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
·       tidak terdapat adanya tandatanda mencret pada bagian pangkal ekor dan dubur
·     tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernafasannya serta dari hidungnya tidak keluar lendir.
·     pusarnya bersih dan kering. Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.

Ternak pedet yang akan dipelihara dengan tujuan untuk penggemukan ataupun untuk ternak bibit maka perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar ternak bakalan yang digemukan benarbenar memberikan keuntungan yang diharapkan. Umur bakalan pedet yang akan dipakai adalah bakalan yang telah lepas kolostrum.
Untuk tujuan memproduksi veal maka penggemukan bakalan pedet berlangsung selama 3-4 bulan. Veal yaitu daging pedet muda yang digemukan dengan air susu murni atau susu pengganti tanpa adanya tambahan hijauan maupun konsentrat. Sedangkan untuk memproduksi daging vealer, maka penggemukan dilakukan sampai berumur 5-10 bulan atau kurang dari 1 tahun. Jadi daging vealer adalah daging yang diperoleh dari pedet yang digemukan sampai berumur 5-10 bulan atau kurang dari 1 tahun.
Bangsa ternak yang umum digunakan produksi veal adalah bangsa ternak Holstein Friesien dengan bobot potong yang dicapai umumnya sekitar 120 kg.

2.     Pemilihan Calon Pejantan
Calon pejantan yang baik pada umumnya mempunyai cirri-ciri sbb:
·       kaki kuat dan kokoh
·       tubuh bulat selinder
·       sehat tidak berpenyakitan
·       mata bersih dan bersinar
·       ukuran badan panjang dalam dan berisi
·       tidak cacat tubuh
·       alat kelamin normal
·       nafsu makan tinggi

3.     Pemilihan Calon Induk
Calon induk yang baik pada umumnya mempunyai ciri-ciri:
·       kaki kuat dan kokoh
·       tubuh bulat selinder
·       sehat tidak berpenyakitan
·       mata bersih dan bersinar
·       ukuran badan panjang dalam dan berisi
·       tidak cacat tubuh
·       alat kelamin normal
·       ambing normal
·       nafsu makan tinggi

Pemilihan bakalan yang akan digunakan untuk penggemukan adalah ternak yang lepas sapih yaitu ternak sapi pada umur antara 6-8 bulan dengan lama penggemukan berkisar antara 15-20 bulan. Hal ini tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Pada ternak muda yang pertambahannya cepat pada umumnya dipotong pada umur 15 bulan dengan bobot potongan antara 350 – 450 kg.

Sedangkan untuk pemilihan bakalan yang sudah dewasa yang digunakan untuk penggemukan biasanya berumur dipilih sapi yang telah berumur lebih dari 2 tahun dari bangsa daging yang mutu genetiknya tidak terlalu bagus atau kondisi badannya kurang baik.
Lama penggemukan pada bakalan ternak dewasa berkisar antara 3-6 bulan, tetapi tidak boleh melebihi dari 6 bulan, karena setelah lebih dari 6 bulan pertambahan berat badannya akan menurun. Bakalan yang digunakan adalah bakalan ternak dewasa yang kondisi tubuhnya kurus tetapi sehat, sehingga dengan diberikan ransum yang baik akan memperlihatkan pertambah an berat badan yang tinggi selama 2-3 bulan.
Pemilihan ternak bakalan sebagai calon penggemukan harus benar-benar diperhatikan, karena dengan pemilihan yang cermat akan menentukan berhasilnya usaha penggemukan tersebut.

C.   Penilaian (Judging)
Penilaian ternak (sapi, kerbau) berdasarkan keturunan atau silsilahnya dapat dilihat dari data rekordingnya. Data yang dilihat antara lain:
·       mengenai siapa bapaknya
·       siapa induknya
·       berdasarkan catatan produksi nya baik itu daging, susu atau jumlah anak yg dilahirkan, berat anak pada waktu lahir, ketahanan terhadap penyakit, dll.

Noor (1995) mengatakan bahwa silsilah merupakan catatan dari tetua suatu individu. Manfaat dari silsilah tergantung dari seberapa dekat hubungan keluarga antara individu tersebut dengan tetuanya. Kekerabatan ini akan berhubungan dengan dengan persentase kesamaan gen-gen antara dua ternak. Dalam pemilihan ternak berdasarkan keturunannya ini sebaiknya tidak terlalu menekankan pada keunggulan tertua saja karena tidak ada sifat yang 100% diturunkan. Oleh sebab itu dalam menggunakan informasi yang didapat dari silsilah sebaiknya menggunakan informasi yang paling dekat dengan individu tersebut (contohnya tetua langsung).

Silsilah dapat digunakan untuk mendukung sesuatu yang mungkin sudah diketahui tentang cara individu. Sebagai contoh jika performa sapi jantan sangat baik dan informasi dari kedua tetuanya juga sangat mendukung maka maka informasi ini akan mendukung suatu kesimpulan bahwa sapi jantan tersebut memiliki mutu genetik unggul. Tetapi pada kasus lain dapat juga terjadi bahwa seekot ternak jantan memiliki mutu genetic yang baik tetapi tidak satupun tetuanya berprestasi yang baik, hal ini merupakan suatu petunjuk bahwa keunggulan ternak pejantan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh heterozigositas.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam menilai ternak, yaitu:
1.     Pengamatan Ternak dari Jarak Jauh
·     pengamatan kelompok ternak dengan jarak kurang lebih 6 meter. Tujuannya agar bisa diperoleh beberapa sapi yang menjadi pilihan.
·       melakukan pengamatan terhadap setiap ternak secara seksama dari jarak dekat.
·  mengusahakan ternak yang diamati secara seksama dari dekat tadi agar bangkit/ bergerak/berdiri

2.     Pengamatan Ternak dari Jarak Dekat
Untuk melakukan pengamatan ternak dari jarak dekat maka ada tiga macam pengamatan yaitu:
a.     Pengamatan dari Arah Samping
·       ukuran tubuh. Perhatikan apakah ukuran tubuhnya besar atau kecil.
·     keadaan tubuh. Perhatikan keadaan tubuhnya di mulai dari samping apakah terlihat harmonis, simetris, padat dan berisi.
·       dada. Perhatikan apakah dada terlihat dalam atau dangkal
·    keadaan badan bawah dan atas. Perhatikan keadaan badan bawah dan atas apakah terlihat sejajar. Ataukah berbentuk gilik atau tidak rata.
·       leher. Perhatikan lehernya  apakah Pendek, tebal atau panjang dan tipis
·    kaki. Perhatikan bentuk kakinya apakah lurus kuat, pendek ataukah kecil dan panjang
·       bulu. Perhatikan apakah bulunya halus atau kasar


Gambar 1. Penilaian Sapi Dilihat dari Samping (Sapi Nilai Baik)


Gambar 2. Penilaian Sapi Dilihat dari Samping (Sapi Nilai Jelek)

b.     Pengamatan dari Arah Depan
Perhatikan bagian :
·       Muka atau wajah. Perhatikan bagian muka ternak apakah bentuk kepala muka pendek, dahi lebar, lubang hidung lebar atau kecil panjang
·       Bahu. Perhatikan bagian bahu apakah lebar, bulat dan serasi atau sempit, kecil dan ringan
·       Badan. Perhatikan badannya apakah lebar atau sempit
·       Kaki depan. Perhatikan kaki depannya apakah kuat dan tegak atau lemah


           Gambar 3. Penilaian Sapi Dilihat dari Depan (Sapi Nilai Baik)



          Gambar 4. Penilaian Sapi Dilihat dari Depan (Sapi Nilai Buruk)

c.     Pengamatan dari Arah Belakang
·       Bagian tubuh depan dan belakang. Perhatikan apakah lebar, harmonis atau sempit
·       Tubuh bagian atas. Perhatikan apakah terlihat lebar, rata atau sebaliknya
·       Paha. Amati apakah terlihat rata lurus atau kecil, bengkok
·       Keadaan tubuh. Amati apakah terlihat lebar, dalam, rata, berisi, padat atau sempit
·       Posisi kaki. Amati apakah terlihat kuat dan kokoh atau lemah

                                        
          Gambar 12. Penilaian Sapi Dilihat dari Belakang (Sapi Nilai Baik)


                                      
             Gambar 13. Penilaian Sapi Dilihat dari Belakang (Sapi Nilai Jelek)

d.     Perabaan
Beberapa bagian yang perlu dilakukan perabaan yaitu :
·       perabaan melalui ketipisan kerapatan dan kelunakan kulit dan perlemakannya
·       bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging sapi)
·       bagian rusuk
·       bagian transversus processus
·       bagian bidang bahu

e.     Pengamatan Berdasarkan Tulang Rusuk yang Nampak
Suatu ternak dapat diketahui gemuk, sedang apakah kurus dengan melihat jumlah tulang rusuk yang nampak, yaitu dikatakan kurus apabila sebagian tulang rusuk lebih dari 8 buah tampak membayang di balik kulit.

D.    Pengukuran Ternak
Pengukuran tubuh ternak berguna dalam menduga bobot badan seekor ternak dan merupakan parameter teknis dalam penentuan ternak bibit. Pengukuran ternak secara tepat dimulai dari persiapan alat ukur seperti tongkat ukur, pita ukur dan jangka caliper dan cara pengukurannya. Untuk cara pengukuran ternak dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu seperti :
·       tinggi gumba, diukur dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus
·       tinggi kemudi, diukur dari bagian tertinggi kemudi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
·       tinggi punggung, diukur dari bagian punggung tertinggi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
·       tinggi pundak, diukur dari jarak titik pundak sampai ke tanah.
·       tinggi pangkal ekor, jarak dari titik dimana ekor meninggalkan badan sampai ke tanah.
·   lebar dada, yaitu jarak antara sendi bahu kiri dan kanan caranya dengan menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan kanan atau antara rusuk kiri dan rusuk kanan yang diukur dibelakang tulang belikat
·       lebar pangkal paha, yaitu jarak antara sisi luar sudut pangkal paha
·     panjang badan ternak panjang badan yaitu jarak antara muka pangkal paha (bahu) sampai tulang tepis (tulang duduk)
·      dalam dada yaitu jarak antara tulang tertinggi pundak dan tulang dada diukur dibelakang siku
·       lingkar dada yaitu diukur dengan pita ukur persis dibelakang siku
·       panjang kepala, yaitu jarak dari puncak kepala sampai ke daging gigi seri
·       lebar dahi atas, yaitu jarak antara pangkal tanduk atas
·       lebar dahi dalam, yaitu jarak antara kedua lingkungan tulang mata

Dalam penentuan bobot badan sapi ada beberapa rumus yang biasa digunakan diantaranya:
·       Rumus dari Denmark
Rumus : 


·       Rumus dari Schoorl
Rumus : 


·       Rumus Winter
Rumus: 


·       Rumus Modifikasi Rumus =  


LD     = lingkar dada
PB      = Panjang badan
1 inci  = 2,540 cm

1lbs    = 0,456 kg



Sumber : Nugroho, CP. 2008. Agribisnis Teknik Ruminansia. Departemen Pendidikan Nasional.


0 komentar:

Post a Comment