Saturday, January 21, 2017

Teknik Pembedahan dan Penjahitan Luka


           Jahit menjahit (Suture) merupakan sebuah tehnik atau upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter manusia dan dokter hewan dalam persembuhan luka (vulnus), terutama vulnus incisivus atau luka akibat sayatan benda tajam. Jahit menjahit perlu dilakukan dan dipelajari sebagai modal utama seorang tenaga medis. Dengan demikian, tentunya ada beberapa metode-metode penjahitan yang harus dikuasai untuk memudahkan dalam pelaksanaan penjahitan.  
           Selain metode penjahitan (Suture methode) seorang tenaga medis juga harus dapat memahami dan menguasai bentuk-bentuk jahitan. Bentuk atau macam-macam jahitan ini perlu diperhatikan terutama untuk menjahit luka sesuai dengan lokasi, besarnya luka dan intensitas pendarahan yang timbul.
      Penjahitan tidak hanya dipergunakan dalam kedokteran umum saja. Teknik menjahit ini dipelajari, diterapkan, serta diperlukan juga dalam kedokteran hewan, khususnya pada bidang bedah. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat menguasai teknik pejahitan ini.

1.  Insisi atau Pembedahan
Insisi atau pembedahan pada jaringan luar seperti kulit harus didahului dengan melakukan clipping atau mencukur bulu disekitar daerah yang akan di insisi. Luas area yang harus dicukur adalah tiga kali dari luas daerah yang akan diinsisi. Setelah bulu bersih kemudian dilakukan scrubbing dengan menggunakan air agar tidak ada bulu yang mengkontaminasi jaringan di dalamnya. Setelah insisi daerah yang mengalami luka dibersihkan dengan menggunakan NaCl fisiologis. Insisi atau pembedahan pada bagian dalam seperti usus dapat dilakukan dengan menggunakan scalpel dengan kedua sisi usus ditarik untuk meneganggak jaringan untuk memudahkan pembedahan.
  
2.  Benang Jahit
Benang jahit dibagi menjadi dua yaitu benang absorbable dan non absorbable. Benang absorbable dibagi dalam kapiler dan non kapiler yang akan diserap tubuh namun simpulnya tidak stabil. Biasa digunakan intuk menjahit jaringan dalam, contoh: cat gut dan asam poliglikolik. Sedangkan benang non absorbable dibagi dalam kapiler, non kapiler, monofilamen dan multifilamen yang digunakan untuk jahit jaringan kulit dan jarngan yang simpulnya bersifat stabil, contoh: silk, metal ( untuk jaringan dalam) dan nilon, kotton ( untuk jaringan kulit).
  
3.  Jarum Jahit


Jarum jahit terbuat dari logam stinles berbentuk lingkaran, kurva dan lurus. Jarum jahit memiliki penampang yang berbentuk gilik, segitiga dan heksagonal. Jarum jahit dengan penampang gilik memiliki trauma minimal dan digunakan untuk organ viscera. Jarum jahit dengan penampang segitiga memiliki trauma yang besar dan digunakan untuk muskulatur sedangkan untuk penampang yang berbentuk heksagonal tidak ada trauma yang berarti dan biasa digunakan untuk kulit dan muskulatur
                   
4.   Teknik Menjahit
Ciri-ciri penting dari cara menjahit yang benar adalah mencocokan dengan sempurna tepi-tepi jaringan yang akan dijahit dan memberi tekanan yang cukup untuk meratakan tepi-tepi tanpa menghentikan aliran darah. Bila menjahit beberapa lapisan, misalnya dalamnmenutup dinding perut, perhatikan untuk menghilangkan rongga yang tersembunyi di antara permukaan yang datar supaya tidak terjadi pebentukan haematoma.

Gambar 1. Pola Jahitan Menerus Sederhana
Gambar 2. Pola Jahitan Terputus Sederhana

Secara umum jahitan terbagi menjadi 2 macam jahitan, yaitu jahitan menerus sederhana (simple continous suture) dan jahitan terputus sederhana (simple interrupted suture). Macam-macam jahitan lain merupakan modifikasi dari kedua macam jahitan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan, keadaan luka, jenis jaringan, dan lokasi jaringan yang dijahit. Keuntungan dari yang bersambung adalah mudah dilakukan, karena simpulnya hanya pada ujung-ujung jahitan dan lebih haemostatik tetapi kurang kuat dan kurang rapi pada tepi-tepinya seperti pada jahitan terputus. Jahitan bersambung adalah jahitan berulang-ulang (over and over), kasur vertikal ( vertikal matras) dan selmut (blanket), sedangkan jahitan terputus-putus adalah jahitan kasur biasa (palin), kasur vertikal dan kasur horizontal dan jahitan angka delapan, yang terakhir ini adalah jahitan dengan tekanan yang baik bila kelebihan rentangan melintang pada garis jahitan. Bila sedang melakukan jahitan bersambung, beberapa instrumen sedang dipasang pada daerah operasi, dianjurkan untuk menutupnya dengan kain kasa yang dibuka karena hampir selalu benang akan terkait pada alat pemegang instrumen. Jauhkan lingkaran benang dari ujung jarum karena jarum bisa masuk kedalamnya dan menutup jahitan. Jangan memegang benang dengan alat selain pada ujungnya karena ini dapat memutuskan dan melemahkannya. 
Jahitan pada luka memberi kira-kira 40% dari kekuatan asal jaringan, dan selama 3-4 hari memberi tekanan utama pada luka. Sebuah luka kira-kira1/3 sembuh pada hari ke 6 dan kira-kira 2/3 sembuh pada hari ke 8, karena itu pada luka yang besar jahitan harus dibiarka selama 7-10 hari. Bila melepaskan jahitan, jarnag menarik kembali bengang-bengang yang nampak diliau melalui jarinan , jadi jahitan harus dipotong dekat pada kulit. Bila menarik jahitan tariklah melintang pada luka daripada menghilangkan tekanan padanya karena ini dapat membuka kembali lukanya.
Membalut luka hewan sebaiknya dihindari karena akan selalu menjadi kotor dan basah, menyebabkan sebagai sumber infeksi. Perlu diingat bahwa hewan menjilat lukanya dan tidak bisa dibandingkan dengan manusia.penyelasaian masalah ini adalah pemakaian perkat yang disemprotkan (Nobecutan) atau kasa halus dengn larutan karet (Duocement) saluran postoperative yang tinggal menimbulkan masalah laindan saluran lain serta tabungan makanan harus dijahit pada kulitberdekatan pada lubang pengeluaran dan sejauh mungkin dari jangkuan hewan. Demikian juga chateter dan tabung penetasharus dipasang dengan hati-hati-dan dilindungi dari gangguan. Asesori ini harus dilepas secepat mungkin, saluran pembuang harus dilepas kalau sudah tidak menetas lagi, ini biasanya dalam waktu 24 jam.
Proses pelepasan jahitan pada hewan tertentu yang sangat sulit dikendalikan, biasanya diperlukan pembiusan sebelum melakukan pengguntingan untuk membuka jahitan pasca operasi. Selain itu juga disesuaikan dengan kondisi hewan begitu pula dengan cara menjahit luka. 

5.   Jenis (Pola) Jahitan
A.    Jahitan Terputus Sederhana
    Pola jahitan ini termasuk golongan pola jahitan terputus. Teknik jahitan ini digunakan untuk menjahit muskulus, jaringan lemak dan kulit. Keuntungan menggunakan teknik jahitan ini adalah lebih aman dipakai dalam menunjang proses penyembuhan luka karena lebih sempurna dalam mempertautkan kedua tepi permukaan luka, selain itu teknik ini juga dapat mengurangi resiko lepasnya jahitan pada area luka yang diakibatkan lepasnya simpul jahitan. Kerugiannya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan jahitan ini cukup lama dan membutuhkan benang jahit yang cukup banyak.

B.    Jahitan Matras
    Pola jahitan ini termasuk golongan jahitan terputus karena setelah terbentuk tiap pola akan disimpul sehingga simpul dalam jahitan ini banyak. Teknik jahitan ini digunakan untuk menjahit kulit pada bedah kosmetik karena pembentukan jaringan granulasi sangat minim, khususnya pada anjing, kuda dan sapi. Teknik jahitan ini terdiri dari beberapa macam jenis modifikasi.

1.      Jahitan Matras Horizontal

Jahitan ini menghasilkan pola jahitan yang sejajar dengan garis insisi. Keuntungan jahitan ini adalah cepat dalam pelaksanaannya dan membutuhkan bahan (benang jahit) hanya sedikit. Kerugiannya adalah hasil akhirnya akan menyebabkan eversi.

2.      Jahitan Matras Vertikal

Jahitan ini menghasilkan pola jahitan yang tegak lurus dengan garis insisi. Keuntungan teknik jahitan ini adalah kekeutan luka lebih bagus dari matras horizontal dan tingkat eversi yang terjadi lebih kecil.

3.      Jahitan Matras Silang

Jahitan ini menghasilkan pola jahitan menyilang dengan garis insisi. Keuntungan teknik jahitan ini adalah pola jahitan matras silang menghasilkan kekuatan yang cukup bagus dengan tingkat eversi yang kecil. Teknik jahitan ini biasanya digunakan untuk menjahit ujung ekor, lengan dan kaki (operasi amputasi ekor dan kaki).

 C.    Jahitan Menerus Sederhana

        Teknik jahitan ini termasuk tipe jahitan menerus (Continous Suture). Pola jahitan ini digunakan untuk menjahit jaringan lemak dan fascia. Keuntungan pola jahitan ini adalah lebih praktis karena waktu yang dibutuhkan lebih singkat serta benang jahit yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Kerugiannya adalah penggunannya terbatas karena pada pola jahitan ini tepi permukaan luka tidak dapat dipertautkan dengan baik sehingga pembentukan jaringan granulasi akan lebih banyak dan waktu penyembuhan lukanya lebih lama. Selain itu apabila terjadi lepasnya simpul maka jahitan akan terbuka secara keseluruhan.

D.    Jahitan Ford Interlocking (Lock Stitch)

     Pola jahitan lock stitch termasuk dalam tipe jahitan menerus. Pola jahitan ini sangat stabil dan digunakan untuk menjahit kulit. Keuntungan pola jahitan ini adalah lebih kuat dalam mempertahankan tepi luka dan waktu yang diperlukan cukup singkat. Kerugiannya adalah bahan (benang jahit) yang dibutuhkan lebih banyak.

E.  Jahitan Lambert


      Pola jahitan ini termasuk kedalam tipe jahitan menerus. Pola jahitan ini digunakan untuk menjahit organ viscera dan merupakan pola dasar untuk jahitan gastrointestinal. Jahitan ini cukup bagus untuk mencegah terjadinya kebocoran. Selain itu memiliki keuntungan, mempercepat proses kesembuhan luka inverse jaringan serosa gastrointestinal. Pola jahitan ini hanya menembus sampai lapisan muscular (seromuskular) tidak sampai menembus mukosa. Jarum ditusukkan tegak lurus dengan garis insisi.


6.    Pelaksanan Penjahitan

  • Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
  • Mengenakan pakaian operasi dan glove dengan teknik rubber to rubber and skin to skin
  • Menjepit jarum jahit dengan mengunakan arteri klem agar tidak bergerak dengan tangan kanan
  • Dengan bantuan pinset pada tangan kiri, kaitkan benang pada jarum tersebut.
  • Mulai menjahit sesuai dengan jenis-jenis jahitan yang ingin dilakukan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penjahitan adalah
  • Waktu menjahit pengambilan jaringan pada tepi luka/insisi harus secukupnya (0,2 – 0,3 cm).
  • Letak benang jahit pada jahitan berseberangan harus sejajar agar pertautan kedua tepi permukaan luka dapat sempurna.
  • Jarak jahitan pada masing-masing jahitan sebaiknya tidak terlalu dejat atau jauh kurang lebih berjarak 0,3 – 0,5 cm, untuk menghindarkan adanya tegangan jahitan. 
  • Simpul jangan terlalu erat karena jaringan akan teriris oleh benang.














1 komentar:

  1. wah makasih gan udah sharing ilmunya sangat bermanfaat sekali gan,,ijin share gan,,

    ReplyDelete