Monday, January 23, 2017

Manajemen Komoditas Ternak Babi


Ternak babi adalah ternak monogastrik dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu babi merupakan salah satu ternak penghasil daging yang perkembangannya sangat mengagumkan dan mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan ternak lain dan ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi (Ensminger, 1991). Lama hidup babi berkisar antara 20 – 25 tahun, dengan lama produksi ekonomis 3 – 4 tahun.
Usaha peternakan babi di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak babi. Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia, ternyata babi merupakan hewan yang memenuhi syarat dapat cepat berkembang biak dan dapat menghasilkan daging yang lebih dari memadai bila dikelola secara baik berdasarkan tatalaksana peternakan yang mapan, sesuai dengan perkembangan ilmu beternak hasil pengalaman dan penelitian yang telah berjalan ribuan tahun. Keunggulan babi sebagai ternak potong untuk penyediaan daging babi manusia telah diakui seluruh dunia.
Di Indonesia ternak babi telah cukup lama diketahui orang, namun pengetahuan tentang beternak babi yang benar dan produktif belum banyak diterapkan, mengingat kurangnya informasi, akibatnya peternakan babi di Indonesia cenderung masih dilakukan secara tradisional bahkan di sana-sini banyak peternakan babi yang dikelola secara sangat sederhana dalam arti belum dikandangkan secara baik, belum diperhatikan pakannya, pertumbuhannya, perkembangbiakannya maupun kesehatannya. Sebagai halnya ternak lain, babi yang di ternakan orang berasal dari binatang liar. Babi liar dijinakkan, dibudidayakan, berkembang dan terbukti bahwa babi-babi tersebut kemudian terkenal sebagai ternak penghasil daging yang paling unggul, karena kemampuannya cepat tumbuh (gemuk) dan cepat berkembang biak. Pembudidayaan babi dalam perkembangan peternakan babi secara modern di dunia ini menghasilkan berbagai jenis babi unggul, babi-babi mana telah menjadi ternak potong yang memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan daging bagi manusia

 Ternak Babi
Ternak babi tergolong dalam ternak monogastrik dimana memiliki kemampuan dalam mengubah bahan makanan secara efisien apabila ditunjang dengan kualitas ransum yang dikonsumsinya. Babi akan lebih cepat tumbuh dan cepat menjadi dewasa serta bersifat prolific yang ditunjukkan dengan kemampuan mempunyai banyak anak setiap kelahirannya yaitu berkisar antara 8 – 14 dan dalam setahun bisa dua kali melahirkan (Sihombing, 1997).
Menurut Sihombing (1997), klasifikasi zoologis ternak babi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum    : Chordata
Klass       : Mamalia (menyusui)
Ordo        : Artiodactyla (berkuku genap)
Famili      : Suidae (Non Ruminansia)
Genus      : Sus
Spesies    : Sus scrofa.
Secara umum dapat dikenal tiga tipe Secara umum dapat dikenal tiga tipe babi yaitu babi tipe lemak lard type, tipe sedang bacon typedan tipe daging meat type(Mangisah, 2003). Di negara-negara yang telah maju dan berkembang peternakan babinya, penggolongan ini hampir tidak ditemui lagi karena tujuan dari pemeliharaannya sudah untuk menghasilkan daging yang berkualitas baik tanpa melihat tipe babi yang dipeliharanya. Blakely dan Bade (1998) menyatakan bahwa ternak babi yang dikembangkan dewasa ini merupakan babi hasil persilangan yang dilakukan oleh perusahaan pembibitan babi untuk memenuhi kebutuhan dan kualitas yang terkontrol.
Babi asli Indonesia adalah babi hutan yang sekarang masih berkeliaran di hutan-hutan. Jadi babi-babi Indonesia yang sekarang ini adalah keturunan babi hutan (celeng – sus verrucosus). Ciri-ciri yang dimiliki bebi Idonesia yaitu : berwarna hitam atau belang hitam, atas hitam dan bawah putih, kepala kecil, moncong runcing dengan telinga yang pendek dan berdiri tegak, perut hampir menyusur tanah, karena tulang punggung yang panjang dan lemah serta kaki yang pendek. Beberapa bangsa babi yang telah terkenal misalnya babi Bali, Krawang, Nias dan Sumba.
Di Indonesia sudah banyak babi yang didatangkan dari luar negeri. Sehingga dewasa ini kita kenal adanya babi-babi:
1.     Babi VDL (Veredeld Duits Landvarken)


Babi VDL adalah jenis babi ungguk dari Jerman Barat yang memiliki ciri-ciri kepala besar, agak panjang, telinga besar panjang, setengah bergantung ke muka sejajar dengan kepala, tulang belakang panjang, lebar hampir bulat dan badan besar serta daging banyak.

2.     Babi Yorkshire


Babi Yorkshire dikenal pula dengan nama Large White, berasal dari Inggris. Termasuk tipe babi bacon dengan persentase karkas tinggi dan berkualitas baik. Ciri-ciri umum bangsa babi ini yaitu berwarna putih, halus, tubuh panjang, besar atau melebar ke dalam, muka sedikit cekung dan telinga tegak mengarah ke depan. Babi Yorkshire memiliki sifat keibuan yang baik, bisa memelihara anak dengan baik dan produksi susu setiap laktasi cukup tinggi.

3.     Babi Landrace

Babi Landrace termasuk bacon type atau babi tipe sedang, dengan ukuran lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang dan halus (Mangisah, 2003). Menurut sejarahnya, babi Landrace awalnya dikembangkan di Denmark, kemudian masuk ke Amerika Serikat. Babi Landrace berasal dari persilangan antara pejantan babi Large white dengan babi lokal Denmark. Babi Landrace juga banyak digunakan untuk program persilangan babi-babi di daerah tropik, terutama di Asia Tenggara (Reksohadiprodjo, 1995). Ciri-ciri babi Landrace adalah berwarna putih dengan bulu yang halus, badan panjang, kepala kecil agak panjang dengan telinga terkulai, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang bulat dan tumit yang kuat pula serta tebal lemaknya lebih tipis. Babi Landrace mempunyai karkas yang panjang, pahanya besar, daging di bawah dagu tebal dengan kaki yang pendek (Mangisah, 2003). Budaarsa (2012) melaporkan bahwa babi Landrace menjadi pilihan pertama para peternak karena pertumbuhannya cepat, konversi makanan sangat bagus dan temperamennya jinak. Lebih lanjut dilaporkan bahwa babi Landrace yang diberi pakan komersial (ransum yang seimbang), maka pertambahan berat badannya bisa mencapai 1 kg per hari dengan berat sapih pada umur 35 hari bisa mencapai 15 kg.

4.     Babi Duroc

Bangsa babi ini berasal dari Amerika Serikat dengan ciri-ciri berwarna merah yang bervariasi mulai merah muda sampai merah tua. Tubuhnya panjang dan membentuk busur yang dimulai dari leher sampai pangkal ekor, kepala sedang dengan telinga terkulai ke depan dan muka agak cekung. Babi duroc ini termasuk babi yang sangat keibuan dengan produksi susu cukup banyak.

5.     Babi Berkshire

Babi ini merupakan salah satu bangsa babi yang tertua yang berasal dari Inggris dan merupakan tipe pedaging yang paling bagus. Ciri-cirinya yaitu tubuh panjang, dalam dan lebar punggung sedang. Warna hitam dan warna putih di keenam ujung tubuhhnya, muka pendek dan lebar, telinga sedang dan sedikit condong ke depan.

6.     Babi Hampshire

Hampshire adalah salah satu bangsa babi termuda yang cepat menjadi popular. Asal atau dibentuk di Kentucky (AS). Ciri-ciri yang dimiliki bangsa babi ini yaitu warna hitam dengan warna putih berbentuk pita yang lebar mengelilingi bahu sampai kedua kaki depan. Warna puith ini besarnya sangat bervariasi, ada yang sempit da ada yang lebar. Punggungya membentuk busur, kuat dan kepala halus dengan rahang yang ramping dan telinga tegak, letak bahu baik dan halus, tubuh halus, kuat, induk banyak anak, aktif.

7.     Babi Saddleback

Babi Hampshire dan Saddleback memiliki ciri-ciri yang hampir sama, warna hitam dengan warna putih berbentuk pita lebar yang mengelilingi bahu sampai pada kedua kaki depan. Tetapi Saddleback telinganya terkulai, babi ini berasal dari Inggris.

8.     Babi Tamworth

Babi ini merupakan salah satu bangsa babi tertua dan terkenal sebagai babi tipe bacon yang paling bagus. Babi ini berasal dari Inggris. Ciri-ciri yang dimiliki yaitu tubuh panjang, punggung kuat dan halus dengan kaki yang agak panjang, kepala di antara telinga lebar, rahang rata dengan moncong yang panjang, telinga sedang berdiri tegak, pertumbuhan agak lambat, tapi kualitas dagingnya bagus.

Pada dasarnya ada tiga tipe usaha beternak babi, yakni : 1) dari lepas sapih sampai siap dipasarkan (penggemukan), 2) dari anak lahir sampai disapih, dan 3) dari anak lahir sampai dipasarkan, namun ada pula yang melakukan kombinasi dari ketiga kegiatan tersebut.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memelihara ternak babi dalam kandang relative sedikit, ada hubungannya dengan tipe perkandangan dan manajemen yang diterapkan dan juga pengalaman ketrampilan pekerja. Sebagai pegangan di Negara maju dipakai asumsi bahwa seorang tenaga kerja penuh (full time) berpengalaman dapat memelihara 80-100 induk dengan anaknya sejak lahir sampai dipasarkan, sedang yang kurang pengalaman terbatas 50-60 induk saja. Seorang tenaga kerja penuh dapat menangani 1500-4000 ekor babi gemukan per tahun. Banyak tenaga kerja yang dibutuhkan tergangung dari ketrampilan dan sistim pemeliharaan babi.
Dalam usaha peternakan babi dengan manajemen yang baik maka biaya untuk tenaga buruh tidak akan melebihi 6-10% dari total biaya produksi.
Dalam usaha ternak babi ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1.     Pengelolaan Reproduksi
Untuk mengusahakan atau memajukan usaha ternak, hendaknya mengarahkan usaha ternak tersebut ke tingkat yang lebih menguntungkan. Oleh Karen itu peternak harus bisa menghayati pengertian-pengertian pemuliabiakan, perkembangbiakan di dalam hubungannya dengan seleksi. Pemuliabiakan berarti mengawinkan sekelompok ternak dengan maksud untuk memperbaiki (mengupgrade), dan sekaligus mengembangbiakan. Dnegan demikian perkawinan bukan terjadi kebetulan atau liar, melainkan diatur dan terarah. Sehingga sebelum ternak babi induk dan pejantan dikawinkan, terlebih dahulu perlu diadakan seleksi. Seleksi adalah memilih hewan-hewan ternak yang bernilai tinggi, yakni memiih babi-babi yang menguntungkan. Pemilihan babi-babi dewasa yang hendak dipakai sebagai bibit dapat dilakukan dengan cara melihat bentuk luar babi atau pejantan dan juga melihat hasil produksi keturunannya.
Ciri-ciri pejantan yang baik antara lain : kepala besarnya sedang, rahang ringan, tubuh panjang, bahu lebar dalam, punggung agak berbentuk busur dan kuat, perut bila dipegang lunak dan halus, jumlah putting susu cukup banyaj dan genap 12-14 buah dan letaknya baik dan simetris, kaki kuat (bisa berdiri tegak pada keempat kaki), tumit kuat, kuku lengkap dan simetris, ham (paha) tebal dan lebar, ekor melingkar, laju pertumbuhan diatas rata-rata dan pada umur 6 bulan beratnya minimal 75 kg, tebal lemak punggung pada umur 6 bulan (75 kg) maksimal 3,5 cm.
Ciri-ciri pejantan yang baik antara lain: bersemangat, bersifat agresif/aktif terhadap betina, mata lebar dan waspada, kepala ringan, bahu lebar rata, punggung sedikit lengkung, ekor melingkar menunjukkan babi sehat, kaki kuat, berdiri tegak pada keempat kaki, kuku lengkap dan bersih, tumit kuat, putting cukup banyak dan genap 12-14 buah dan berjarak sama (simetris), jalannya bagus tidak terhuyung-huyung, bagian bawah/perut rata, laju pertumbuhan di atas rata-rata dan pada umur 6 bulan beratnya lebih dari 80kg, tebal lemak punggung pada berat 80 kg tidak lebih dari 3,62 cm, konversi ransum pada berat 50-90 kg berkisar antara 2,8-3,2 (setiap konsumsi 1 kg ransum menghasilkan 2,8-3,2 kg daging).
2.     Membersihkan dan Merawat Kandang
Kandang ternak babi harus dirancang dan dibangun secara baik untuk menjamin penampilan maksimum dari ternak babi dan efisien dalam penggunaan tenaga kerja.
Kandang harus selalu dibersihkan, dinding kandang digosok atau disemprot dengan desinfektan secara periodic agar kotoran atau debu-debu yang melekat dan kuman-kuman beserta parasite yang bersarang di dalamnya bisa bersih dan tak akan mengganggu ternak babi.
Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum, memandikan ataupun untuk kebersihan lantai kandang. Maka bangunan kandang babi hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air. Pada peternakan babi ditekankan pentingnya persediaan air dan sistim penyalurannya untuk mengurangi tenaga kerja dalam pemberian air kepda ternak dan untuk membersihkan kandang babi itu sendiri.
Bentuk kandang terutama lantai, menentukan banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membersihkan. Biasanya dikenal 2 tipe lantai, yaitu lantai padat/polos (solid floor) atau plesteran dan yang kedua yaitu lantai yang berupa kisi-kisi atau berbilah (slotted floor) yang terbuat dari batangan-batangan coran, aluminium, logam berlubang-lubang, fiberglass atau plastik.
Luas bangunan kandang babi tergantung dari banyak babi yang dipelihara dan tipe usaha yang dijalankan. Tipe usaha yang hanya menggemukkan babi, kandangnya sederhana dan dapat semacam saja. Makin banyak induk yang dipelihara, luas bangunan kandang meningkat dan macam kandang bertambah. Usaha ternak babi yang besar mungkin membutuhkan kandang yang makin kompleks, sebab mungkin pekerjaan otomatis dilakukan.
3.     Penyediaan dan Pemberian Pakan dan Air Minum
Makanan merupakan salah satu factor penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari seluruh biaya dihabiskan untuk keperluan babi-babi induk (bibit) dan 80% untuk keperluan fattening (penggemukan).
Babi merupakan ternak omnivore dimana dalam beberapa hal berkompetisi dengan manusia terhadap makannannya karena babi dapat hidup baik dengan makanan yang juga dimakan oleh manusia, tetapi untungnya babi juga dapat hidup dari makanan sisa atau hasil sampingan yang tidak berguna sebagai makanan bagi manusia.



Manajemen Bibit
Keberhasilan di dalam usaha ternak babi adalah juga sangant tergantung kepada pemeliharaan induk dan pejantan yang memiliki sifat-sifat baik. Oleh karena itu para peternak yang maju, tentu saja akan selalu mengadakan seleksi terhadap ternaknya. Seleksi berarti memilih hewan ternak yang bernilai tinggi, yakni memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi itu diharapkan ada perbaikan karakter ekonomi tertentu, terutama mengenai :
- Pertumbuhan : Cepat
- Daya Tahan : Kuat
- Produksi : Cukup Baik
Di dalam suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan ternak babi, para peternak bukanlah sekedar memperbanyak atau mengembangbiakkan ternaknya, melainkan sekaligus memuliakan ternak (mengupgrade). Di sini pada semua babi induk dan pejantan yang hendak dikawinkan harus dilakukan seleksi terlebih dahulu. Dengan demikian perkawinan bukan terjadi secara kebetulan atau liar, melainkan diatur dan terarah.

3.1.1      Memilih Bibit yang baik
Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu
usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu
memilih bibit:
a.     Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-babi yang sama umur.
b.     Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor

3.1.2      Pelaksanaan Seleksi
Untuk memilih babi-babi dewasa yang hendak dijadikan bibit, bisa dilakukan dengan berbagai cara, yakni atas dasar :
1. Pemilihan individu.
2. Pemilihan atas hasi produksi.
3. Pemilihan berdasarkan silsilah.
3.1.3      Pemilihan Individu
Pemilihan individu ini terutama berpangkal pada:
a)     Kesehatan
Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat. Tanda-tanda babi yang sehat
- Nafsu makan baik, normal.
- Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar.
- Lincah, gesit. - Kotoran tan terlalu keras atau encer.
- Air kencing keluar terputus-putus (pejantan).
- Ekor melingkar
b)    Kesuburan dan sifat keibuan
-    Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 – 18 buah. Dan sejumlah besar di antaranya bisa ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1 tahun.
-       Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya dan produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias menghasilkan anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan. Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak asuhannya pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang berbeda-beda.

3.1.4      Pemilihan atas hasil produksi
       Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan kesuburan dan sifat keibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah :
-       Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada yang terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14 ekor.
-    Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.
-       Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu: 13 kg. 3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong).
-       Persentase kerkas tinggi : 70-75%. Lebih jelasnya perhatikan diagram berikut :

 Keterangan
 Baik
 Sedang
 Kurang
Berat babi umur 8 minggu
 16 kg
 14 kg
 12 kg
 Jumlah anak
12 ekor
 10 ekor
 8 ekor
Yang bisa dipelihara/ disapih
10 ekor
 8 ekor
 6 ekor

-   Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas, nervous.
-       Bentuk luar yang baik:
1.     Babi induk yang baik
-       Kepala : Besarnya sedang, rahang ringan.
-       Tubuh : Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat
-       Bahu : Lebar dan rata dengan punggung
-       Perut : Bila dipegang lunak, halus
-       Jumlah putting : Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris, genap.
-       Kaki : Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat
-       Ham (paha) : tebal, lebar - Ekor : melingkar (menunjukkan babi yang sehat)
2.     Babi jantan
-       Kepala : Ringan.
-       Pandangan : Tajam.
-       Tubuh : Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat.
-       Bahu : Lebar, dalam dan rata dengan punggung.
-       Kaki : Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat.
-       Kuku : Rapat, simetris, bersih.
-       Testes : Besarnya sama, simetris.
-       Jumlah putting : cukup banyak, 12-14 buah dan genap.
-       Perut : Bagian bawah rata.
-       Temperamen : Agresif, bersemangat.

3.1.5      Pemilihan berdasarkan silsilah
        Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bisa diamati pada bentuk luarnya. Adapun perbandingan sifat-sifat terpenting kedua tipe tersebut ialah :

 Bentuk Luar
 Tipe Spek
 Pedaging
Bentuk badan
Pendek, lebar dan dalam
 Panjang
 Kepala
Agak pendek dan rahang berat
Agak panjang dengan rahang ringan
Bagian tubuh
 Bahu lebar dalam
Ringan, dada dangkal
Bagian tengah
 Pendek, lebar
Lebar, panjang
Bagian belakang
Lebar, pendek, bulat berlemak
Lebar, panjang dan silang segi empat dengan ham yang dalam
 Bagian kaki
 Pendek, lebar
Agak ringan
















Manajemen Pemeliharaan
         Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
-       Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
-       Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
-       Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
-       Memberi makan dan minum secara teratur.
-     Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu.
-       Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin.
-       Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor.
-    Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu.
-       Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan pertama kali
-   Pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya disapih.

3.2.1      Pemeliharaan Anak Babi Sebelum Disapih
Anak babi yang baru lahir harus segera dibebaskan dari selaput lendir terutama yang menutup lubang hidung dan mulut. Setelah dibersikan dan tali pusar serta gigi susu dipotong, babi ditimbang dan diberi nonor kemudian dilepas untuk mendapat susu kolostrum induk. Dapat juga dilakukan usaha untuk memberi kesempatan yang sama mendapatkan susu pertama (kolostrum ) tersebut (Aritonang dan Ginting, 1989 )

3.2.2      Pemeliharaan Sesaat Setelah Lahir
Saat lahir, anak babi memiliki kaki dan kepala yang relatif besar dengan permukaan tubuh yang luas dibandingkan dengan bobot badannya. Karena anak babi memiliki lapisan lemak yang sangat terbatas (1 – 2% ) dan benar – benar tidak ada rambut penutup, maka temperature sekitarnya seharusnya 35°C. Bila temperatur kurang dari 35°C, anak babi akan menggunakan air susu yang diperoleh dan glikogen (sumber energi) cadangan tubuhnya mempertahankan panas tubuhnya. Cadangan glikogen hanya dapat memenuhi kebutuhannya sekitar 7– 8 jam. Anak babi yang baru lahir tak mungkin tahan hidup tanpa memperoleh air susu yang cukup dan temperature lingkungan yang memadai (Sihombing, 2006).
Anak babi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan atau pertahanan tubuh terhadap infeksi penyakit. Kekebalan ini baru dapat terbentuk setelah anak babi mendapat kolostrum. Karena kolostrum banyak mengandung protein, dan didalam protein itu terdapat immunoglobulin. Kekebalan (immunitas) yang diperoleh dari kolostrum merupakan pertahanan tubuh pada kehidupan sebelum umur 10– 14 hari. Setelah umur tersebut kekebalan yang berasal dari kolostrum sangat menurun. Sesudah anak babi mencapai umur 3 minggu, didalam tubuhnya terbentuk kekebalan yang diperoleh dari luar, yang dimulai dengan sangat lambat (Anonim, 1981 ).
Anak babi umur 3–10 hari mengalami masa kritis. Mereka sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat, kemungkinan–kemungkinan yang biasa dihadapi yaitu : anak babi mudah kedinginan, anak babi banyak mati tertindih dan anak babi mati lemas (Anonim, 1981). Sering terjadi induk jatuh sakit, atau mati pada waktu melahirkan sehingga tidak bisa diasuh lagi. Apa bila ada peristiwa semacam ini maka peternak harus segera bisa mengatasi atau memberi pertolongan. Mereka bisa ditolong dengan berbagai cara: diberi air susu sapi; dititipkan atau diasuh induk lain ( Anonim, 1981 ).
Anak babi pada waktu lahir belumlah mempunyai sistim pengaturan suhu tubuh yang baik. Anak babi ini tidak mampu mengatasi dirinya terhadap panas atau dingin yang berlebihan. Suhu udara ikut menaikan kematian anak babi pada umur 2 – 3 hari, oleh karena anak babiyang kedinginan dan menggigil pergerakannya menjadi lamban sehingga lebih mudah ditindih oleh induknya. Meskipun demikian, telah diketemukan bahwa di negara– negara tropik angka kematian anak babi karena ditindih induknya dapat dikurangi dengan memberikan panas pada anak babi setelah lahir selama beberapa hari (Williamson dan payne, 1993).
Anak babi dilahirkan dengan persediaan kandungan zat besi yang rendah pada tubuhnya sedangkan susu induk tidak cukup kandungan besinya untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Akibatnya sering anak babi mengalami anemia karena kekurangan besi, terutama didaerah dingin sedangkan di daerah–daerah tropis kejadiannya agak jarang (Williamson dan payne,1993).
Untuk mencegah kematian anak babi akibat defisiensi besi yang umum terjadi maka setelah umur 2–3 hari anak babi diberi larutan besi yang dioles pada puting susu induk, diberi per oral atau suntikan khusus. Keadaan kandang harus dijaga bersih, kering, dan suhunya diatur agar anak babi dan induknya nyaman ( Aritonang dan Gintin, 1989 ).
Pemotongan gigi anak babi dimaksudkan agar tidak melukai puting susu induk atau menyebabkan luka antara sesama anak babi sewaktu bermain atau berkelahi. Demikian juga pembuatan tanda pada telinga dengan keretakan atau tato diperlukan dalam pembuatan silsilah yang berguna pada program seleksi (Aritonang dan Ginting, 1989).

3.2.3      Kastrasi
Anak babi jantan yang tidak dipakai bibit biasanya dikastrasi oleh karena akan mengurangi pengelolaan dan mencegah perkawinan yang tidak diinginkan. Kastrasi akan mengurangi konversi makan pada babi. Makin mudah dikastrasi makin gampang pelaksanaanya dan dilakukan biasanya 7–10 hari sebelum penyapihan. Hal ini akan membuat babi sudah sembuh pada waktu disapih (Williamson dan Payne, 1993).
Mencret atau diare sangat umum terjadi dalam kehidupan genjik 2 minggu pertama. Antibodi dalam kolostrum induk sangat membantu pencegahan problem mencret pada anak babi (Sihombing, 2006).


Manajemen Pakan
Pemberian makanan yang semestinya merupakan hal yang sangat penting sebab biaya makanan menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total yang kadang–kadang meliputi 80%, ini disebabkan babi tumbuh sangat cepat dan konsekuensinya keperluan akan makanan sangat tinggi. Anak babi yang beratnya 1,4 kg pada waktu lahir mencapai 163 kg setelah 18 bulan kemudian. Bila babi diberi makan berlebihan maka cenderung menjadi gemuk dengan cepat dan sifat ini adalah menurun, hal ini juga tidak ekonomis (Williamson dan Payne, 1993).
Begitu umur 1 minggu anak babi diberi creep feeds. Creep feeding adalah cara pemberian makanan pada anak babi terpisah dari makanan induknya. Creep feeds hendaknya diberikan dalam bentuk kering dan anak babi lebih suka dalam bentuk pellet atau butir– butiran (Williamson dan Payne, 1993).
Pemberian pakan pada babi memperhatikan penggolongan menurut tujuan dan umurnya. Tiap golongan atau kelas memiliki kebutuhan gizi yang khusus dan cara pemberiannya juga berbeda. Dalam beberapa hal, ransum digolongkan menjadi 3 kategori yaitu ransum starter, ransum grower dan finishing, yang juga merupakan ransum induk yang menyusui dan ransum babi bunting yang sekaligus juga merupakan ransum untuk pejantan.

       Tabel 1.  Ransum untuk berbagai kelas babi
Kelas
Ransum
Periode/Berat
%Protein
Konsumsi Harian
Lahir-sapih
Starter
Lahir - 17,5 kg
18
Bebas
Sapih-jual
Grower
17,5 - 55kg
16
Penuh
Sapih-jual
Finisher
55 – 90kg
14
Penuh
Bibit
Bunting
Saph - melahirkan
12-14
2 kg
Bibit
Laktasi
Melahirkan - sapih
16
5 atau penuh
Bibit
Pejantan

14
2,5 kg

a.     Pakan untuk babi muda
Babi muda diberi pakan dengan cara creep feeding didalam kandang kelahiran dari umur 7 sampai 10 hair. Jumlah pakan yang diberikan sedikit saja dengan pemberian 2 atau 3 kali sehari agar pakan yang diberikan  itu senantiasa baru dan segar. Pada waktu babi muda itu mulai bisa makan (yaitu pada umur sekitar 2 minggu) pakan disediakan lebih banyak. Air minum yang bersih dan segar disajikan tidak bersama-sama dengan air  minum untuk induknya. Bahan yang digunakan untuk ransum starter haruslah bahan yang bener-bener berkualitas bagus dan yang sifatnya palatable (disukai) supermentasi zat besi sulfat. Disamping itu antibiotik juga diberikan di dalam ransum starter untuk pencegahan penyakit serta merangsang laju pertumbuhan.
b.     Babi grower dan finisher
Tahapan pemeliharaan grower dan finisher biasa diikuti dengan pemberian pakan penuh dengan ransum grower – finisher yang berkualitas tinggi. Ransumnya berbeda untuk yang tahapan grower (berat badan 17,5 sampai 55 kg) dengan yang tahapan finisher (berat 55 kg samapi dipasarkan). Ransum grower kadar proteinnya lebih tinggi guna pembentukan protein serta pertumbuhan jaringan tubuh dan tulang, sedangkan ransum finisher  kadar energinya yang lebih tinggi untuk penggemukan dan finishing, sehingga siap dipasarkan.
c.     Penggemukan
Karena babi termasuk hewan berlambung tunggal dan tidak memiliki rumen, maka babi tidak memperoleh keuntungan dari pencernaan mikro organisme yang meliputi pembentukan protein berkualitas tinggi, pembentukan vitamin B, serta pemanfaatan pakan tersebut. Oleh karena itu, jumlah bahan pakan berserat di dalam ransum babi haruslah tidak lebih dari 5% dan kualitasnya pun harus bagus misalnya tepung daun alfalfa, legum atau tanaman biji sereal. Hijauan di dalam ransum berperan sebagai sumber vitamin, sebagai bahan pengisi lambung (bulk) dan dapat pula bersifat laktasi. Protein dalam ransum babi haruslah berkualitas tinggi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan asam amino (unsur penyusun protein) dalam jumlah dan proporsi yang memadai agar pembentukan protein pada tubuh babi itu berjalan baik. Oleh karena itu kadar asam amino di dalam pakan adalah hal yang penting. Perlunya penambahan vitamin B ke dalam ransum adalah karena saluran pencernaan babi tidak mampu mensintesis vitamin tersebut sejumlah yang dibutuhkan. Penggemukan dapat dilakukan dengan pakan yang bermutu dan bernutrisi, sesuai dengan ternak berdasarkan fase pertumbuhan (starter, grower), fattening, laktasi dan bibit. Bahan pakan yang diberikan sebaiknya yang mengandung sumber protein, misalnya : tepung ikan, bungkil kacang tanah susu bubuk dll. Mengandung karbohidrat seperti : jagung, gandum, molase dsb. Mengandung vitamin dan mineral dapat berupa hijauan, tepung lamtoro.

3.3.1      Ransum dan Cara Pemberian
Makanan untuk babi biasanya merupakan campuran basil-basil pertanian dan basil-basil ikan, sisa-sisa dapur/warung, hijauan muda sebagai sumber vitamin seperti kangkung, keladi, ketela pohon, garam dapur dan lain-lain. Susunan makanan yang diberikan seperti bungkil kelapa, dedak, jagung, sisa-sisa ubi kayu, ubi jalar dan daun-daun ikutan pertanian. Jumlah makan yang diberikan:
-       Untuk anak babi berumur kurang lebih 8 minggu 0,25 kg/ ekor/hari
-       Untuk anak babi berumur 1 tahun sebanyak 2 kg/ekor/hari.
-       Untuk induk yang tidak menyusui/ tidak bunting kurang lebih 2 kg/ekor/hari.
-       Untuk induk babi yang bunting sebanyak kurang lebih 2,5 kg/ekor/hari.
-   Untuk induk menyusui 2 kg/ekor/hari ditambah dengan jumlah anak dikalikan 0,25 kg/ekor/hari.
-       Untuk pejantan sebanyak 3 – 4 kg/ekor/hari.
Makanan diberikan 2-3 kali sehari dan tidak mutlak harus dimasak
karena zat-zat vitamin dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang, namun ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab mengandung racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti metabolik. Ternak babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan
kebutuhannya.


Manajemen Perkandangan
3.4.1      Fungsi Kandang
Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara ataupun bagi peternaknya, sebab kadang berfungsi :
a.  Untuk menghindarkan terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung, air hujan dan terik matahari.
b.    Untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa kita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi.
c.     Mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air minum, memandikan akan menjadi lebih mudah.
d.    Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan makanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan. Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.
e.     Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya gejala penyakit.
f.      Menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang tempat.
g.  Mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda unur.

3.4.2      Jenis Kandang
Ada dua jenis kandang untuk peternakan babi.
1.       Jenis kandang tunggal : Kandang yang terdiri satu baris memanjang yang dipetak-petak.
2.  Jenis kandang ganda : Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya saling berhadapan atau mempunyai jalan ditengah untuk dapat memberikan pelayanan dan perawatan terhadap ternak babi

3.4.3      Persyaratan Kandang
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang babi :
a.   Kandang dibangun dengan model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya mendapat cukup sinar matahari dan pertukaran udara yang cukup baik. Bagian bawah kandang kalau memungkinkan dapat dibuat tembok setinggi 1 meter.
b. Lantai kandang sebaiknya dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan dapat dibuat lantai semen, tetapi usahakan jangan terlalu licin serta sedikit miring.
c. Disamping kandang dibuat saluran air, yang berfungsi membuang kotoran sewaktu membersihkan kandang. Lebar maupun dalam saluran kurang lebih 25 cm dan agak miring, kemudian letak pembuangan kotoran agak jauh dari kandang.
d.     Atap dapat dibuat dari seng tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menyerap panas misalnya daun sagu atau daun alang-alang.
e.     Luas kandang
-       Kandang beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter
-       Kandang untuk ekor pejantan berukuran 3 x 2 meter.
-    Kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 1 meter untuk tiap ekor.
Lahan kandang harus dipilih yang bertopografi yang memungkinkan digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin dari areal perkandangan dapat disalurkan limbah ternak ketempat penampungan limbah oleh grafitasi saja. Air permukaan harus diarahkan menjauh dari tempat perkandangan dan penampungan limbah. Rambesan dari kandang dan dari penampungan limbah sedapat mungkin tinggal dilahan peternak itu sendiri dan jangan mencemari lahan milik oranglain.
Tata letak bangunan biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi. Bagi peternak babi dangan usaha sekeluarga, atau beternak babi di pekarangan rumah yang memelihara sampai 10 ekor induk, dapat mendirikan hanya satu bangunan kandang dengan luas lantai misalnya 50 m² dengan manajemen pemeliharaan yang efisien. Dalam bangunan kandang tersebut sudah dapat petak kandang jantan, induk tak bunting dam babi bunting, kandang melahirkan sekaligus untuk induk berlaktasi serta kandang membesarkan anak atau kandang menggemukan.
Dalam merancang suatu kompleks peternakan babi, sasaran atau tujuan dapat dinyatakan pada salah satu atau beberapa dari pada hal sebagai berikut:
1.  Untuk mengandangkan ternak babi baik menggunakan ventilasi dengan tenaga maupun ventilasi secara alami
2.     Memberikan fasilitas untuk babi yang dipelihara
3.     Untuk menghasilkan daging
Rancangan perkandangan dapat berubah dari waktu lalu ke sekarang berdasarkan pengalaman sebelumnya baik kegagalan maupun keberhasilan. Dalam merancang suatu perkandangan selalu dipertimbangkan agar biaya sekecil mungkin, dengan penampilan dan kualitas yang dapat diterima. Tetapi pada kandang ternak sebenarnya tekananutama (paling besar) ditujukan pada penampilan dimana hal itu mempengaruhi terhadap biaya dari sistem produksi.
Dalam merancang bangunan utnuk ternak terdapat enam data dasar yang diperlukan, dimana satu dengan yang lain tidak terpisah tetapi harus dipertimbangkan segala interaksi dan pengaruhnya;
Tersedianya informasi yang cukup tentang lingkungan ternak sehingga memungkinkan kita untuk menduga modifikasi iklim yang diperlukan untuk mencapai penampilan optimum secara ekonomis. Modifikasi lingkungan memungkinkan merubah makanan menjadi daging secara efisien (merupakan alasan yang prinsipal untuk kandang ternak babi). Untuk mencapai dan mempertahankan produksi yang optimum diperlukan faktor antara lain untuk mempertahankan kondisi iklim optimum/ lingkungan optimum sejalan dengan kebutuhan ternak.
Efisiensi produksi ternak babi tergantung kepada keberadaan dimana zat makanan dalam ransum yang digunakan untuk kebutuhan pokok dan untuk produksi jaringan ternak, dengan sistem perkandangan yang intensif sehingga ternak tidak bebas untuk memiliki kondisi tempat tinggal dimana adalah terbatas, oleh karena itu adalah penting untuk mengetahui atau mengerti pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ternak, kesejahtraan dan produktivitas. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa daerah temperatur netral (DTN/ Thermo Netral Zone) dikenal sebagai :
-      Kisaran temperatur udara dimana laju metabolisme ternak babi adalah dalam suatu keadaan minimum, tetap dan bebas dari temperatur udara.
-       Kisaran suhu udara dimana metabolisme secara normal diperoleh atau secara mencukupi
-       Produksinya panas dan hilangnya panas dari tubuh adalah kira-kira sama atau seimbang.
Keseimbangan energi dari seekor ternak beberapa sangat dipengaruhi oleh temperatur dan sering digunakan sebagi kriteria tunggal, dalam merinci atau speci-fikasi lingkungan.
Zoometrik adalah ukuran dari ternak dan hubungannya dengan lingkungan kandang, ini sangat penting karena ukuran ternak babi pada umur yang berbeda perlu dijamin agar bangunan dan peralatan berfungsi untuk ukuran kandang ternak babi. Zoometrik perlujuga diketahui untuk pemanfaatan peralatan dapat difungsikan dihubungkan dengan ukuran kandang. Ukuran ternak babi harus digunakan untuk rancangan peralatan dengan baik seperti:
-       Tempat makanan ransum
-       Tinggi alat minum (kalau menggunakan water nipple)
-       Ukuran dan jarak slat dll
Data zoometrik (seperti berat, panjang, umur dan ukuran langkah ternak babi) digunakan untuk rancangan perkandangan.
Sering kita melihat perkandangan babi milik rakyat sangat tidak sesuai untuk kebutuhan produksi babi. Banyak peternakan babi rakyat tidak memperhatikan situasi kandangnya. Letak kandang yang dibangun juga sangat dekat dengan pemukiman penduduk. Begitunya juga dengan peralatannya, peralatan yang digunakan juga hanya seadanya. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluh karena limbah ternak babi tersebut tercemar dipemukiman penduduk dan juga banyak peternak-peternak rakyat yang mengeluh karena produksi babinya menurun sehingga mengalami kerugian.
3.4.4      Macam-macam kandang
Ada berbagai macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan kegunaannya.
1)    Berbagai macam kandang menurut konstruksinya
a.     Kandang tunggal, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja.
b.     Kandang ganda, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa saling berhadapan ataupun bertolak belakang.
2)    Berbagai macam kandang menurut kegunaannya
Menurut kegunaannya, kandang babi sisa dibangun sesuai dengan tujuannya, masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda. Menurut kegunaanya, kita kenal :
1.     Kandang Induk
Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada kandang tersebut.
Pada pokoknya kandang babi induk bisa dibedakan antara kandang individual dan kelompok.
a.     Kandang Individual
Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk seekor babi. Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya terdiri dari satu baris kandang. Kandang tersebut atap bagian depannya dibuat lebih tinggi daripada bagian belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai berikut :
o   Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m
o   Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m
o   Tinggi tembok 1 m
o    Lebar 3 m
o   Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa
    dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula. 
    Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan
    lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus 
    diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa
    keluar
o   Kandang ini perlu dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di 
    dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih
o    Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak
    babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu 
    makanan yang diberikan kepada anak-anaknya
o   Dilengkapi dengan lampu pemanas
o   Kandang diberikan tilam dari jerami kering yang bersing.
b.     Kandang Kelompok
Pada pokoknya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang tunggal.
2.     Kandang Fattening
Kandang fattening ini pada prinsipnya sama dengan kandang induk, akan tetapi perlengkapan dan ukuran lebih sederhana, masing-masing bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda. Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun tiap-tiap unit tak akan melebihi 12 – 15 ekor. Di samping kandang fattening ini berbentuk kandang kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk battery. Kapasitas/ukuran:
• 1 m²/1 ekor, babi yang berat badannya rata-rata 80 kg.
• 0,75 m² untuk berat 50 kg/ekor.
• 0,5 m² untuk babi berat 35 kg/ekor.
3.     Kandang Pejantan
Kandang pejantan dibangun khusus, terpisah dengan babi induk. Dan usahakan agar bangunan itu kuat, yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise(lantai) dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman.
Ukuran :
• 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m
• Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m
3.4.5      Letak Kandang
Tata letak bangunan biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi. Kandang betina sebelum dan selama bunting. 
Lokasi di mana kandang itu hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama terhadap segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan
a.     Segi higienis
Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis (bebas dari infeksi penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih
·      Tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air.
·      Tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air.
·      Tempat yang terbuka, bukan di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon
    yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga
    kandang menjadi lembab dan kurang sehat.
Hal ini kesemuanya dimaksudkan agar air hujan mudah lepas, mudah mengalir atau meresap ke dalam tanah, sehingga kandang dan sekitarnya di waktu hujan tidak tergenang air. Sebab keadaan lingkungan yang selalu tergenang air akan menyebabkan bakteri dan parasit hidup.
b.     Sosial ekonomis
Segi sosial ekonomis yang bisa dipakai sehingga dasar pertimbangan untuk memilih tempat antara lain :
1)    Dekat sumber air
Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum, memandikan ataupun untuk kebersihan lantai. Oleh karena itu hanya kandang yang dekat dengan sumber airlah yang bisa dibenarkan, sebab secara ekonomis akan bisa dipertanggungjawabkan. Tanpa air, usaha ini tidak mungkin bisa berkembang. Maka bangunan kandang babi hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air.
2)    Dekat sumber bahan makan
Makanan pokok ternak babi adalah makanan penguat, seperti katul, bungkil kedelain, bungkil kelapa. Bahan-bahan tersbut merupakan hasil ikatan usaha pertanian. Oleh karena itu usaha ternak babi ini akan lebih menguntungkan apabila bisa diusahakan di tempat-tempat yang letaknya dekat dengan took-toko makanan, atau dekat dengan pabrik penggilingan. Sebab pabrik rice-mill menghasilkan katul, pabrik gilingan minyak kelapa menghasilkan bungkil kelapa, sehingga ongkos angkutan bahan makanan tersebut bisa lebih ditekan. Semua bahan makanan yang sulit diperoleh karena letak perusahaan begitu jauh dengan sumber bahan makan tentu saja harganya akan relative lebih mahal.
3)    Mudah dicapai kendaraan
Tempat-tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan berarti mempermudah komunikasi dan transportasi, baik di dalam usaha memperoleh bahan makanan ataupun menjual hasil. Sebaliknya adanya komunikasi dan transportasi yang sulit, menghambat usaha dan secara ekonomis kurang bisa dipertanggungjawabkan, karena tuntutan ongkos usaha menjadi semakin tinggi.
4)    Dekat dengan peternak
Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap kesehatan ternak ataupun keamanan. Untuk bisa menjamin keperluan tersebut, bangunan kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa menangani secara langsung.
5)    Dekat dengan areal perluasan
Usaha ternak babi yang dipiara baik-baik akan begitu sangat cepat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut harus dibangun kandang baru. Perluasan kandang ini hanya mungkin bisa dilakukan, apabila pendirian kandang pertama itu dipilih tempat yang sekiranya masih memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Tentu saja hal ini hanya dilakukan bagi usaha-usaha besar.
3.4.6      Konstruksi Kandang
Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus betul-betul memadai. Konstruksi kandang yang perlu mendapat perhatian terutama :
a.     Ventilasi
Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara segar dalam kandang bisa dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap pu bisa dihindarkan. Dalam hal ini kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan merasa lebih nyaman apabila mereka berada di dalam kandang yang berudara segar. Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna.
Karena ventilasi merupakan jalan keluar masuknya udara ke dalam kandang, maka ukuran ventilasi tersebut benar-benar sesuai.
1)    Ukuran ventilasi
Sebagai pedoman di bawah ini dikemukakan mengenai ukuran lubang keluar masuknya udara.
·         Lubang keluar (outlet)
Ukuran outlet bagi setiap ekor babi yang beratnya 45kg ialah 32 cm², atau babi yang beratnya 90 kg = 64 cm². Jika kandang itu berkapasitas 100 ekor babi yang beratnya rata-rata 90 kg, berarti kandang tersebut harus ada outlet yang berukuran 100 x 64 cm² = 6.400 cm² , atau 80 x 80 cm.
·         Lubang masuk (inlet)
Bagi setiap ekor memerlukan inlet berukuran 3 kali lipat besarnya outlet. Jika setiap ekor babi yang beratnya 45 kg diperlukan outlet berukuran 96 – 100 cm², hal ini berarti bahwa babi yang beratnya 90 kg memerlukan ukuran 200 cm² atau 10 x 20 cm. Jadi kalau kandang itu berkapasitas 100 ekor, dengan berat badan rata-rata 90 kg, maka perlu ada inlet yang berukuran 100 x 100 cm.

2)    Berbagai macam ventilasi
Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi ala mini pembuatanya tidak dipersiapkan secara khusus seperti halnya ventilasi buatan. Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus seperti halnya ventilasi buatan.
Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus, misalnya yang berbentuk kipas angin. Akan tetapi fungsi serta kegunaan kedua macam ventilasi tersebut sama, yaitu untuk mempertahankan keadaan udara dalam kandang supaya tetap segar dan bisa menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi. Keadaan ruang kandang yang segar ini bisa dibuktikan apabila :
·      Babi-babi yang ada dalam kandang pada saat sehabis makan selalu bisa enak tidur.
·      Ruang kandang tidak berbau tajam.

Sebagai pedoman di bawah ini diberikan catatan mengenai temperature dan kelembaban optimal yang diperlukan ternak babi.

Keterangan
Temperatur º C
Kelembabab %
Anak Bab
21- 27
70
Babi sapihan
21 - 24
70
Induk menyusui
16 - 21
70
Babi dewasa
16 -21
70

b.     Dinding, atap dan lantai
Dinding, atap dan lantai merupakan isolasi (pembatas) terhadap lingkungan, terutama untuk menjaga kestabilan udara di dalam kandang. Kandang yang dilengkapi dengan pembatas ini banyak manfaatnya. Lebih jelasnya, mengenai pembatas ini akan diutarakan satu per satu.
1)    Dinding
Dinding kandang sebagai salah satu pembatas (isolasi) berguna untuk :
·      Menahan angin langsung dari luar.
·      Menahan keluarnya panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan.
·      Menghindarkan adanya babi yang keluar dari kandang atau saling bermusuhan, apalagi yang mempunyai sifat kanibalis.
Mengingat ternak babi sangat sensitive terhadap udara panas ataupun udara yang sangat lembab, maka sekeliling kandang harus dilengkapi dinding semi terbuka. Dinding semacam ini di waktu siang akan menjamin udara dalam kandang tetap segar, sebab sirkulasi udara akan cukup lancer. Dan sebaliknya di waktu malam tidak begitu kedinginan karena babi bisa terbaring dan terlingdungi oleh dinding. Namun kesemuanya ini pengaturannya tergantung kepada babi yang akan ditempatkan di dalam kandang. Misalnya untuk babi yang beratnya lebih dari 50 kg, diding kandang bisa diatur sedemikian rupa sehingga temperature dalam kandang bisa mencapai sekitar 18º C, sedangkan babi yang beratnya kurang dari 50 kg temperatur diatur kurang lebih 23º C dan untuk anak-anak babi memerlukan temperatur 27º C. Oleh karena itu ukuran tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk setinggi 1,2 m. Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan bisa dibuat dari papan, anyaman bambu, tembok.
2)    Atap
Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk :
·      Menghindarkan air hujan dan terik matahari.
·      Menjaga kehangatan di dalam kandang pada waktu dingin.
Jadi fungsi atap sebagai batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan tering sinar matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat atas. Atap tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan tidak banyak masuk ke dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes, duan kelapa ataupun alang-alang. Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari itu perlu dipertimbangkan adanya konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu panas keadaan udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk.
3)    Lantai
Lantai berguna untuk :
·      Menghindarkan kelembaban dari dalam tanah.
·      Batas antara tanah.
Leh karena babi banyak berbaring, lebih-lebih babi fattening 80% darpada waktunya hanya dipergunakan untuk berbaring, maka lantai harus dibuat selalu bersih, hangat dan nyaman. Untuk menciptakan keadaan ini, lantai harus keras, dibuat dari bahan-bahan seperti aspal dan pasir, campuran batu merah atau batu kali, pasir dengan plesteran semen. Lantai ini dibuat agak miring sehingga air kencing atau air pembersih lekas bisa mengalir ke saluran pembuangan kotoran dan tidak mengganggu kebersihan kandang, dan kekeringan lantai lebih terjamin.
Bagi perusahaan-perusahaan yang telah maju seperti di luar negeri, kandang tersebut dilengkapi dengan isolasi pada dinding maupun pada atapnya. Tapi di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini atap dan dinding serta lantai dibuat seperti yang dijelaskan diatas.
c.     Sinar Matahari
Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat penting karena berguna untuk :
·      Untuk membantu proses pembentukan vitamin D.
·      Sebagai desinfektan
·      Mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air.
Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal dibangun menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren seperti pada gambar.
3.4.7      Alat – Alat atau Perlengkapan Kandang
Agar produksi peternakan yang kita lakukan sesuai dengan yang diharapkan maka alat-alat atau perlengkapan kandang juga harus dipenuhi. Perlengkapan kandang juga merupakan salah satu factor untuk meningkatkan produksi.
Kandang yang sempurna memerlukan perlengkapan-perlengkapan yaitu:
a.     Tempat makan dan minum
b.     Bak air
c.     Bak penampungan kotoran
d.     Pintu kandang
a.     Tempat Makan dan Minum
Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. Masing-masing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle.
Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan.
Persyaratan pembuatan tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan antara lain:
o   Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya
    babi.
o   Mudah dibersihkan.
o   Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah
    masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
o   Tempat makan dan minum letaknya lebih tinggi daripada lantai.
o   Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa
    tertinggal disela-selanya, dan mudah dibersihkan.
o   Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti
    punggung belut, sehingga tidak tajam
b.     Bak Air
Setiap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara
c.     Bak Penampungan Kotoran
Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang.
d.     Pintu Kandang
Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anak-anak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi.

3.4.8      Pemilihan Lokasi
Perencanaan lokasi usaha peternakan babi terutama usaha yang besar, perlu disiapkan untuk jangka panjang, misalnya harus dipersiapkan untuk jangka waktu 25-50 tahun masa yang akan datang, karena modal yang diinvestasikan relatif tinggi. Penting pula diperhatikan dari faktor fisik, ekonomis dan sosial, terutama di Indonesia, dan juga agar sesuai dengan makna yang terkandung dalam peraturan yang berlaku. Undang-undang RI No. 4 tahun terutama Pasal 16: setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.
Sejak awal, suatu usaha peternakan babi, harus telah membuat perkiraan dampak terhadap lingkungan hidup, baik fisik, ekonomis dan sosial budaya. Berdasarkan analisis tersebut dapat diperkirakan secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan timbul dari usaha atau
kegiatan beternak babi, sehingga sejak dini sudah dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Dampak yang perlu ditentukan antara lain:
1.     Banyak manusia yang akan terkait di sekitarnya.
2.     Luas wilayah penyebaran dampak.
3.     Lama dampak berlangsung.
4.     Intensitas dampak.
5.     Banyak komponen lingkungan lainnya yang akan terkena.
6.     Sifat kumulatif dampak tersebut.
7.     Berbalik (reversible) atau tidaknnya (irreversible) dampak. 
Luas Lahan Peternakan Babi
Lahan untuk peternakan harus cukup luas dengan besar usaha peternakan, selain untuk peruntukan bagi peternakan; sedapat mungkin ada lahan untuk memanfaatkan limbah ternak untuk tanaman pangan ataupun pakan. Jalan harus ada dan tahan saat musim hujan untuk dilalui alat pengangkutan, yakni mengangkut ternak, makanan dan limbah.
Topografi Lahan
Lahan harus dipilih yang bertopografi yang memungkinkan digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin dari areal perkandangan dapat disalurkan limbah ternak ke tempat penampungan limbah oleh grafitasi saja. Air permukaan diarahkan menjauh dari kandang dan dari penampungan limbah sedapat mungkin tinggal di lahan peternakan itu sendiri dan jangan mencemari lahan milik orang lain.
Permukaan Air dalam Tanah
Dengan semakin banyak masyarakat menggunakan persediaan air tanah untuk dipakai sehari-hari, penting untuk menghindari sumber ini dari pencemaran. Bila perlu diuji menggali satu atau dua lubang untuk mengetahui ambang air tanah, sehingga mempermudah memilih lokasi penampungan limbah ternak.
Jarak Kandang dari Pemukiman
Ternak dapat mencemari lingkungan dalam bentuk pencemaran air permukaan maupun air dalam tanah, udara, maupun bising oleh suara ternak. Dari sebab itu jarak peternakan, dalam hal ini kandang tempat mengurung ternak, harus diperhatikan jarak minimalnya dari pemukiman.
Bangunan kandang harus cukup jauh jaraknya dari rumah-rumah pemukiman untuk menghindari polusi kebisingan, udara dan air bagi penghuni rumah tempat tinggal bangunan-bangunan atau pusat-pusat kegiatan lain. Pemukiman dapat digolongkan menjadi 4 besar, yaitu:
Golongan 1   : pusat-pusat kegiatan pinggir kota, rumah sakit, sekolah, bungalow.
Golangan 2   : banyak rumah-rumah pemukiman.
Golongan 3   : sedikit rumah pemukiman, tempat rekreasi dan industri.
Golongan 4   : daerah pertanian dan peternakan, sedikit rumah pemukiman.
Jarak pisah minimum (JPM) yang disarankan untuk usaha peternakan babi sesuai banyak ternak yang dipelihara dan golongan pemukiman sebaiknya adalah seperti table 1.



Tabel 1:Jarak pisah minimum (meter) peternakan babi dari pemukiman


Banyak Induk

Pemukiman lahan sekitar
50
100
200
Golongan (1)
725
900
1100
Golongan (2)
450
550
700
Golongan (3)
360
450
550
Golongan (4)
320
400
500
Bila syarat-syarat lokasi, topografi dan luas lahan telah dipenuhi, maka perencanaan selanjutnya adalah:
1.     Rencana induk pengembangan fisik
2.     Rekayasa letak (site engineering).
-    Rekayasa terperinci (detail engineering), yang mencakup perincian kekuatan, bahan dan harga.
-  Perincian disain (detail design) yang mencakup penataan (lay out ) perkandangan, bangunan-bangunan dan penyesuaian dengan topografi lahan dan koefisien pekerjaan mengelolanya.
Bau yang tidak enak yang timbul di dalam kandang ternak disebabkan oleh gabungan berbagai bahan berbau, antara lain ammonia, hidrogen sulfida, skatol, indol dan sebagainya, yang sebagian besar berasal dari feses dan urin ternak. Bahan berbau ini telah diidentifikasi dan sekarang telah ada alat scentometer untuk mengukur intensitas bau.
Makin banyak induk yang dipelihara, luas bangunan babi yang meningkat, dan macam kandang bertambah. Usaha ternak babi yang besar atau sangat besar mungkin membutuhkan kandang yang makn kompleks, sebab mungkin pekerjaan otomatisasi, malahan komputerisasi juga dilakukan.
Besar atau unit usaha peternakan bervariasi, dari yang kecil sampai sangat besar. Skala usaha ini tergantung dari ketersediaan modal dan besar permintaan pasar (demand) untuk menyerap produksi ternak. Besar skala usaha ternak babi yang kini terdapat di dunia usaha ternak dapat digolongkan sebagai usaha keluarga (beternak di pekarangan) sampai usaha yang sangat besar.
Tabel 2. Besar skala usaha peternakan babi
Skala Usaha
Banyak Induk
Populasi Babi
Usaha Keluarga
1-20
1-250
Usaha Kecil
20-50
250-450
Usaha Sedang
50-200
450-2200
Usaha Besar
200-1250
2200-10.000
Usaha Sangat Besar
Lebih dari 1250
Lebih dari 10.000
Untuk usaha ternak babi yang sedang sampai besar sudah tentu lebih dulu dilakukan studi kelayakan, sebab modal yang diinvestasikan sudah relatif besar. Semakin modern usaha peternakan babi, pengusaha ternak makin mengarahkan bangunan kandang babi yang hemat akan lahan, tenaga, air dan energi. Dari sebab itu tipe bangunan dirancang untuk sedapat mungkin memenuhi persyaratan tersebut.
Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan untuk daerah subtropik atau daerah beriklim dingin. Suhu Indonesia rata-rata 27,2°C, namun suhu di berbagai daerah berbeda, tergantung dari letak geografis, ketinggian (altitut) tempat, kelandaian, sinar, angin, hujan dan kelembaban.

3.4.9      Suhu
Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan untuk daerah subtropik atau daerah beriklim dingin. Suhu Indonesia rata-rata 27,2°C, namun suhu di berbagai daerah berbeda, tergantung dari letak geografis, ketinggian (altitut) tempat, kelandaian, sinar, angin, hujan dan kelembaban.
Tabel 3. Suhu Optimal Bagi Ternak Babi
Status Babi
Bobot badan (kg)
Suhu optimal (°C)
Baru Lahir
1-2
35
Menyusu
2-5
25-34
Lepas sapih / fase bertumbuh
5-40
18-24
Fase bertumbuh-pengakhiran
40-90
12-22
Babi bunting
130-250
14-20
Induk Menyusukan anak
130-250
5-18
Suhu optimal bagi ternak babi berbeda menurut umur atau bobot badannya (Tabel 3): anak babi yang baru lahir memerlukan suhu yang relatif tinggi, sedang babi dewasa memerlukan suhu yang relatif rendah.
Suhu lingkungan mikro harus dimodifikasi agar sesuai dengan tuntutan hidup ternak babi yang dipelihara dalam kandang. Harus diusahakan agar mikroklimat dalam kandang serasi bagi kehidupan atau kebutuhan fisiologis babi. Bila suhu terlalu tinggi, babi akan kehilangan panas evaporatif ( berkeringat atau terengah-engah), konsumsi makanan biasanya menurun, konsumsi air minum meningkat, berusaha mencari kesejukan, dan tingkah laku mungkin berubah, dan faktor-faktor tersebut mengakibatkan gangguan produksi. Suhu lingkungan yang berbeda mengakibatkan pertumbuhan babi berbeda (Tabel 4 dan 5). Temperature yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengganggu kehidupan babi, sebab babi akan bertumbuh baik di lingkungan zone termonetralnya, yakni berkisar antara 20-26°C.
Tabel 4. Efek temperature lingkungan terhadap pertumbuhan babi
Bobot badan (kg)
Temperatur Lingkungan (°C)
4
10
16
21
27
32
38
43
45
0,60
0,62
0,72
0,91
0,89
0,64
0,18
-0,60
70
0,58
0,67
0,79
0,98
0,93
0,52
-0,09
-0,60
90
0,54
0,71
0,87
1,01
0,76
0,40
-0,35
-
115
0,50
0,76
0,94
0,97
0,68
0,28
-0,62
-
135
0,46
0,80
1,02
0,93
0,62
0,16
-0,88
-
160
0,43
0,85
1,09
0,90
0,55
0,15
-1,15
-
Syarat faktor-faktor fisik bangunan kandang untuk daerah tropis:
1.   Bahan bangunan yang tahan lama, relatif murah dan berdaya pantul tinggi terhadap sinar;
2.   Berkemampuan rendah menyimpan beban panas yang berasal dari tubuh ternak;
3.  Landasan (slope) atap cukup, biasanya 30-45°C sehingga ternak terlindung baik terhadap
    panas sinar, hujan dan angin;
4.  Langit-langit bangunan cukup tinggi sesuai kebutuhan;
5.  Terjamin sirkulasi udara yang baik, sehingga udara tak sehat keluar dan terjamin sirkulasi
     udara tak sehat keluar dan udara segar masuk;
6.   Luas ruangan bagi ternak cukup memadai.
7.   Arah memanjang (poros) bangunan kandang adalah Timur-Barat, berbeda dari arah
     bangunan di daerah beriklim subtropis ataupun beriklim dingin.


3.5  Manajemen Kesehatan Ternak
Periode yang sangat perlu diperhatikan sehubungan dengan kepadatan anak babi adalah saat kritis pada umur minggu pertama dan minggu kedua hilangnya anti bodi dari induk. Karena itu peternak harus waspada dan siap memberikan pertolongan bila penyakit datang menyerang (Nugroho dan Whendrato, 1990).
Kontrol yang paling efektif terhadap penyakit adalah melalui tindakan pencegahan. Oleh karena itu babi yang mengalami stres lebih gampang terkena penyakit dan parasit maka pencegahan yang paling efektif adalah dengan mengurangi stres tehadap makanan, iklim dan lingkungan lainnya seminimal mungkin dengan menjalankan pengelolaan yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: program vaksinasi bila vaksin tersedia; kontrol terhadap parasit dengan menyemprotkan; pemberian makan yang cukup pada segala tahap umur dan menghilangkan segala macam stres dengan sistem perkandangan yang baik dan penyemprotan air yang baik; pemisahan ternak–ternak yang terkena penyakit dan pembersihan kandang bila terjadi penyakit; ternak yang terkena penyakit yang dikeluarkan dengan cara yang semestinya bila perlu dipotong dan bahan– bahan yang terkena dibakar atau tindakan–tindakan lainnya; pembersihan dan pensucihamakan dari kandang dan perlengkapannya bila terjadi penyakit dan diistirahatkan selama 3–4 minggu ( Williamson dan Payne, 1993).
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ternak babi antara lain:
1.     Penyakit Kekurangan Vitamin A
Babi-babi yang dipiara secara bebas di luar kandang (outdoor) pada umumnya tidak pernah menderita defisiensi vitamin A. Sebab mereka dengan mudah bisa memperoleh hijauan seperti rumput-rumputan, yang mengandung carotene cukup banyak. Carotene ini di dalam alat pencernaan dokonversikan menjadi vitamin A, yang kemudian disimpan di dalam hati, sehingga sewaktu-waktu diperlukan vitamin tersebut sudah siap.
Tetapi bagi babi-babi yang selama hidupnya dipiara di dalam kandang terus-menerus, jika terjadi kekurangan vitamin, mereka tidak bisa memperoleh tambahan dari luar. Apalagi babi-babi yang baru lahir, cadangan vitamin A-nya sangat rendah, dan hal ini sangat tergantung pada Colostrum yang bisa diterima dari induk.
Gejala-gejala defisiensi vitamin
a.     Pada anak babi
-       Anak babi yang lahir masih di dalam kandungan mati, atau mati sesudah lahir.
-       Pertumbuhan sangant lambat, atau terjadi pot-belly (perut besar).
-       Anak-anak babi yang hidup, nafsu menyusunya sangat kurang, dan jalannya tidak normal.
-       Anak babi yang lahir, bola matanya rudimeter atau buta.
-       Sering anak babi lahir sebelum waktunya (abortus).
b.     Pada anak babi grower
-   Terjadi hambatan pertumbuhan, dan di dalam waktu singkat ukuran kepala menjadi tidak normal (besar).
-   Nafsu makan mundur, anak babi menjadi keras (kaku) dan Nampak seperti bersisik.
c.     Pada babi besar
Pada babi-babi yang besar gejalanya tidak begitu Nampak, namun demikian sering mengakibatkan gangguan seperti :
-       Birahi tertunda atau sama sekali tidak terjadi birahi.
-       Mudah terjadi peradangan pada perut (alat pencernaan). Pencegahan
-       Babi diberikan makanan hijauan.
-       Diberikan vitamin A, dengan jalan injeksi intramuscular.
Catatan
Jika ternak babi terkena infeksi yang serius akibat dari parasit (cacing) atau pneumonia, maka cadangan vitamin A yang ada lekas habis terpakai atau boros.

2.     Anemia
Anemi banyak diderita babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.
Penyebab:
·      Kekurangan mineral, terutama zat besi dan tembaga.
·      Anak babi menggigil kedinginan terus-menerus dan pada kondisi yang lembab.
·      Air susu babi kandungan zat besinya sangat rendah.
Gejala
·      Pucat, terutama pada daun telinga dan perut
·       Kandang-kandang leher menjadi lebih besar.
·      Pernapasan cepat.
·      Pertumbuhan terganggu, kehilangan berat badan dan tidak lincah.
·      Babi banyak berbaring dan buang kotoran di sekitar tempat mereka berbaring.
·      Diarhee, kotoran abu-abu atau berwarna kuning keputih-putihan.
Pencegahan
Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan :
a.     Pada setiap hari, babi-babi yang dipiara di dalam kandang, perlu diberikan tanah atau batu bata yang bersih ke dalam kandang. Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan dan murah juga.
b.   Makanan untuk babi induk diberikan tambahan mineral yang mengandung zat besi dan tembaga.
c.   Berikanlah pada anak babi yang berumur 24 jam, tablet mineral yang berisikan zat besi dan cobalt. Pemberian tablet ini diulangi pada hari ke-7 atau ke-20.
d.    Pada anak babi bisa diberikan larutan zat besi dan tembaga (iron-coper) yang terdiri dari 500 gram ferrosulphate, 75 gram coppersulphate dan 3 liter air.
e.  Putting induk dilumasi dengan ferrosulphate 1,8% sebanyak 4 cc. Ferrosulphate tersebut dilarutkan pada cairan yang ditambahkan gula sebanyak 500 gram dan diberikan pada setiap hari.
f.      Di antara berbagai cara tersebut di atas, masih ada cara yang lebih praktis dan mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan zat besi dalam bentuk “iron dextran” yang diinjeksikan sebanyak 100 mg pada hari ketiga sehabis babi itu lahir. Jika perlu pada tiga minggu kemudian, injeksi zat besi ini diulangi dengan dosis yang lebih kecil.
Catatan
·      Anemi yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.
·      Sedangkan yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret).
·      Anak babi memerlukan suplai zat besi secara teratur guna membentuk haemoglobine. Pigmen yang Nampak sel darah merahnya merupakan bagian yang terpenting dalam mengangkut O2 (oxygen) ke seluruh jaringan tubuh. Keperluan zat besi tersebut bagi setiap ekor anak babi per hari adalah 7 mg, di mana air susu induk hanya bisa mensuplai 2 mg. Persediaan zat besi pada air susu induk yang jumlahnya kecil, berkisar 30 – 50 mg ini akan habis dalam waktu dua minggu. Dengan peristiwa ini maka anak babi akan menderita anemi, apabila mereka tidak diberikan tambahan zat besi. Dalam hal ini copper (zat tembaga) dan vitamin B12 juga penting.
Karena pada setiap harinya, air susu induk hanya mengandung seperlima belas zat besi yang diperlukan anak babi, maka tidaklah mengherankan apabila anak babi yang kurang baik pemeliharaannya akan selalu menderita anemi. Itulah sebabnya setiap anak babi selalu diberikan tambahan “iron dextran” seperti telah diutarakan di atas

3.     Scours (Mencret)
Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan pada alat pencernaan atau usus. Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi muda.
Penyebab
Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit ini, secara khusus dirasa sangat sulit. Sebab penyakit ini ada berbagai tipe. Namun demikian secara umum bisa dikemukakan di sini, bahwa yang mempercepat terjadinya scours ini antara lain :
·      Sanitasi kurang sempurna.
·      Babi selalu kedinginan, keadaan udara lembab, tanpa alas kandang.
·      Makanan yang kurang memenuhi syarat, kurang zat besi (anemi).
·      Babi banyak mengalami stress.
Dan secara khusus di bawah ini dikemukakan scours pada babi yang berumur lebih dari 3 hari, umur 3 bulan, babi sapihan dan babi umur 14 minggu atau lebih.
a.     Babi yang berumur lebih dari tiga hari
·    Babi umur tiga hari yang menderita scours tentu saja bukanlah akibat anemi, melainkan disebabkan karena mereka terlampau banyak air susu atau tanpa pembatasan dalam pemeberian air.
·         Kemungkinan kedua akibat infeksi E. coli.
·         Banyak masalah semacam ini menimpa anak babi secara akut, tanpa terjadi 
      scours tetapi tiba-tiba anak babi mati mendadak
·     Mungkin karena pada waktu itu induk sedang birahi, sehingga sementara anak babi menderita scours.
b.     Babi yang umurnya 3 bulan
Scours yang menimpa pada anak babbi periode tersebut disebabkan karena :
·   Anemi, atau anak babi diberikan makanan yang kandungan serta kasarnya terlampau tinggi.
·         Anak babi kedinginan, kondisi lembab dan lantai tiada alas sedikit pun.
·         Pada saat itu induk sedang birahi.
Birahi tenang
Pada ternak babi sering terjadi apa yang disebut birahi tenang (quiet heat) di mana babi yang bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda birahi yang bisa diamati. Perubahan hormone sering dialami pada induk kurang lebih 3 minggu setelah beranak. Perubahan hormonal pada susunan air susu ini sangat khas seperti yang terjadi pada induk yang mengalami birahi yang normar. Perubahan inilah yang bisa mengakibatkan anak babi menderita diarhee.
c.     Pada saat babi disapih
Scours yang terjadi pada babi sapihan ini akibat pergantian makanan yang mendadak. Untuk mengatasi hal ini perlu diadakan persiapan terlebih dahulu, yaitu anak babi sapihan tadi demi sedikit dilatih untuk diberikan makanan grower.
d.     Pada babi yang lebih besar, umur 14 minggu atau lebih
Scours yang menimpa babi fase ini bisa disebabkan oleh berbagai infeksi, misalnya cacing, salmonella, disentri.
Berbagai tipe scours atau enteritis
1)    Non-infections enteritis
Jenis penyakit scours semacam ini ada berbagai macam sebab, antara lain produksi air susu induk yang terlampau tinggi, kekurangan vitamin-vitamin, anemi, perubahan temperatur yang sangan besar, perubahan ransum makanan secara tiba-tiba.
·         Produksi susu yang terlampau banyak
Ransum yang kandungan energinya terlampau tinggi dan diberikan kepada induk dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative bagi anak-anaknya yang sedang disusui. Sebab pemberian ransum samacam itu selama seminggu menjelang dan sesudah melahirkan akan menimbulkan produksi susu induk menjadi terlampau banyak. Peristiwa ini akan berakibat kepada anak-anak yang sedang menyusui menjadi scours.
Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya pemberian ransum tersebut perlu diatur baik-baik. Yaitu dua tiga hari sebelum beranak sampai dengan satu minggu sesudah melahirkan , jumlah makanan yang diberikan harus dibatasi.
·         Kekurangan vitamin-vitamin
Penderita scours bisa disebabkan pula akibat ransum makanan kekurangan vitamin-vitamin, terutama vitamin B, A, dan E.
Hal ini bisa diatasi dengan menambahkan vitamin-vitamin tersebut dalam ransum makanan anak babi ataupun kepada ransum induk.
·         Anemi
Anak babi yang menderita anemi akan menjadi scours juga. Untuk mengatasi hal ini anda dapat melakukan hal yang telah diterangkan pada penyakit anemi diatas.
·         Perubahan temperature
Akibat adanya perubahan temperatur secara mendadak dan ekstrim yaitu terlampau tinggi atau rendah adalah merupakan salah satu faktor pula terjadinya scours, lebih-lebih bila kandang itu ventilasinya tidak sempurna.
·         Perubahan makanan yang tiba-tiba
Perubahan ransum makanan anak babi yang terjadi secara mendadak akan mengakibatkan anak babi menderita diarhee (scours). Untuk mengatasi hal ini, pemberian ransum anak babi pada setiap fase bisa diatur seperti dijelaskan di atas.
2)    Infectious enteritis
a)     Non-specifix enteritis
Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, yang berjangkitan terutama akibat stress.
b)    Necrotic enteritis
Jenis penyakit ini sering disebut “necro” yang penyebabnya bakteri salmonella.
Penyakit ini banyak menyerang babi umur 2 – 6 bulan.
Gejalanya
·      Kotoran berbau busuk, dan berwarna hitam keabu-abuan.
·      Kotoran sering bercampur dengan jaringan-jaringan usus yang telah lepas.
·      Necrotic enteritis
c)     Disentri
Yaitu jenis penyakit enteritis yang infeksinya sudah serius. Kadang-kandang penyakit ini disebut “bloody” atau “black scours”. Penyebab penyakit ini ialah bakteri vibrio atau salmonella. Bakteri ini bisa ,mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau bisa menimbulkan kematian.
d)    Transmissible Gastro Enteritis (TGE)
Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh virus. Yang bisa diserang oleh penyakit ini ialah babi segala umur. Babi-babi muda yang menderita penyakit TGE ini bisa mengalami kematian sampai 100%.
Pencegahan dan pengobatan
·   Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (Lysol, creolin) lantainya dan kandang selalu kering.
·        Terhadap anak babi, selalu diberi alas dari rumput, brambut, serbuk gergaji, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.
·         Makanan diberi TM 10, atau Aureomycin.

4.     White Scours (Mencret Putih)
Penyebab
Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk lewat tali pusat yang sakit. Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret puti akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak babi terlampau banyak menyusu.
Gejala
·      Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.
·      Tidak mau menyusu induk Nampak sangat lemah.
·      Kepala ditundukkan.
Penyebab dan pengobatan
·      Kandang diusahakan selalalu kering dan hangat, latai diberi alas dan sering diganti, tidak sampai mejadi kotor ataupun basah aibat air kencing.
·         Makanan diberi tambahan aureomycin
Catatan : white scours biasanya diikuti penyakit anemi, TGE, Necro, disentri dan penyakit lainnya.

5.     Cholera
Penyebab : virus
Gejala
·      Temperatur tubuh naik 104 – 108º F.
·      Nafsu makan hilang dan lemah, sehingga tidak mau makan, tetapi minumnya banyak.
·      Terhuyung-huyung.
·      Tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
·      Kandang-kadang seperti kedinginan, yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berhimpitan.
Pencegahan dan pengobatan
·      Vaksinasi dengan serum anti cholera babi atau rovac hog cholera. Sesudah babi umur 6 minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan, sedang pejantan bisa sewaktu-waktu.

6.     Agalactica
Agalactia ialah kegagalan dalam memproduksi air susu. Jenis penyakit ini khusus diderita oleh babi-babi induk yang habis beranak. Penyakit ini Nampak jelas 24 jam sehabis induk itu melahirkan. Babi-babi yang menderita agalactia ini akhirnya tidak mampu mensuplai air susu kepada anak-anaknya, karena produksi air susu tak bisa keluar lagi, sebab sekresi oxytocin tidak mencukupi. Kekurangan oxytocin ini bisa diatasi dengan memberikan injeksi oxytocin dengan dosis 5 – 10 I.U. secara intramuskular.
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah tidak selalu sama, atau dengan kata lain ada berbagai macam sebab :
a.     Karena toxic (racun) yang terdapat di dalam usus akibat konstipasi yang diderita induk yang bersangkutan, yang kemudia diikuti hilangnya nafsu makan dan kandang-kadang panas yang terlampau tinggi. Untuk mengatasi konstipasi ini, babi bisa diberikan obat peluncuran atau urus-urus dengan garam inggris.
b.     Akibat peradangan pada usus.
Peristiwa ini mengakibatkan babi induk merasa sakit, sehingga nafsu makan berkurang, temperatur tubuh tinggi 106º F, dan dari vulva keluar cairan berwarna kuning atau kemerahan. Ambing menjadi bengkak, keras, berwarna merah, panas dan sakit. Penderita ini bisa diobati dengan penstrep. Karena adanya peradangan uterus (metritis) dan ambing (mastitis), dan mengakibatkan kegagalan kegagalan keluarnya air susu (agalactia). Maka penyakit ini juga disebut MMA kompleks.
Gejala umum :
·     Gejala pertama biasanya Nampak 3 hari sesudah melakukan, walaupun sering dapat 
    terlihat sebelum anak-anaknya disapih.
·      Temperatur 103 - 106º F.
·      Babi tidak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.
·      Dari vagina keluar nanah berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.
·      Anak babi mencret.
·      Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi mati kelaparan.

7.     Penumonia (Penyakit Radang Paru-paru)
Pneumonia suatu penyakit yang bisa menyerang segala binatang termasuk ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50 – 75% akan mati.
Penyebab
·      Microorganism
·      Virus
·      Cacing paru-paru (lungworms)
Yang mempercepat berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress, sehingga mudah infeksi yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :
·      Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasah cepat dan dangkal.
·      Pada penderita kaki Nampak terbuka lebar.
·      Konstipasi
·      Nafsu makan hilang
·      Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering.
·      Kulit dan bulu kasar, kering.
Pencegahan dan pengobatan
·      Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan di dalam kandang dan sekelilingnya.
·      Yang sakit ditempatkan di tempat yang bersih, dan tidak berangin.
·      Makanan yang mudah dicerna, dan diberi aureomycin atau TM 10, guna mencegah
    infeksi pada saat stress.
·      Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi. Agribon (mengandung
    sulfadimenthoxine, vitamin A dan K)
Catatan : Dosis agribon 1 gr agrinon untuk 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 gr/50 kg berat badan setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.

8.     Cacar (Swine Pox)
Penyakit cacar banyak menyerang babi-babi muda dengan perantara kutu, serangan atau kontak langsung.
Penyebab : virus
Gejala
·    Nampak bintil-bintil kecil berwarna merah, terutama di telinga, leher pada tubuh bagian bawah dan paha bagian sebelah dalam
·    Akhirnya bintil-bintil tumbuh dengan cepat, masing-masing merupakan gumpalan yang keras, pada bagian atas.
·   Beberapa hari kemudian bintil-bintil itu merupakan lepuh sebesar kedelai yang berisikan cairan jernih tetapi kemudian menjadi seperti darah putih atau nanah.
·   Lepuh-lepuh segera mongering dengan meninggalkan bekas, seperti kudis yang berwarna coklat tua.
·         Sebelum kulit berganti, panas tubuh meningkat dan tidak mau makan.
Pencegahan dan pengobatan
·      Pemeliharaan yang baik, serta kebersihan akan menolong keselamatan babi, terhindar 
     dari penyakit tersebut. Makanan diberi TM 10.
·      Berikan penstrep, terramycin injeksi, ditambah vitamin A.

9.     Ascaridiasis
Cacing ini bentuknya seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat sebesar pensil. Cacing ini banyak menyerang babi-babi muda dan banyak menimbulkan kematian.
Gelaja
·      Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.
·      Pertumbuhan sangat lambat.
·      Anak babi menjadi kurus dan perut buncit.
·      Mencret, dan nafsu makan berkurang.
·      Selaput mata pucat.
Pencegahan dan pengobatan :
·      Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (Lysol, kreolin).
·      Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas di tempat yang biasa untuk
     mengumbar babi-babi dewasa.
·  Pengbatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan, biasanya hal ini ada petunjuk dari perusahaan.

10.  Kudis (Scabies)
Penyebab :
semacam kutu kecil, yang tidak terlihat oleh mata. Ada dua macam kutu, yaitu:

  • Menyebabkan kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kutu itu mengeluarkan racun.
  • Kutu menggigit, terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.
Sering keduanya berkombinasi, sehingga mengakibatkan penderitaan menjadi lebih parah. Penyakit ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi yang kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan.

Gejala :

  • Penderita makannya tidak sebagaimana mestinya, agak berkurang, sehingga
  • pertumbuhan kurang normal.
  • Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.
  • Pada permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal, keras, kencang, dan kulit berkerut (melipat).
Pencegahan dan pengobatan :

  • Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tidak menular kepada yang lain.
  • Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektir dengan Lysol, kreolin. Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.
  • Pengobatan dengan Scabisix atau obat lainnya seperti zalf yang dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh.
Dosis : 10 cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong tidak boleh digunakan).


SUMBER :

Animal Waste Management. 1971. Proceedings of National Symposium on Animal Waste Management, September 28-30, 1971. The Airlie House, Warrenton, Virginia.
Anonymous. 1947. Pig Boom in China. Pig International (Sept., 1974), hlm. 44.
Setyaningrum, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed. Purwokerto
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

4 komentar:

  1. Hai Mba Putri,
    Dimana bisa mendapatkan bibit babi utk peternakan yg baik?

    ReplyDelete
  2. Hei Abdullah Ali, bertobatlah

    ReplyDelete
  3. Bonus Casino Online Spesial Dari Agen Judi Online Bolavita !
    Bonus 100% Bila Menang Beruntun 8x, 9x, 10x

    Tersedia Banyak Provider Yang Lengkap !
    » SBOBET 338a
    » SA Gaming
    » Sexy Gaming
    » Fun BET
    » Asia Bet
    » E-Bet
    » WM Casino

    Promo Spesial :
    • Bonus Deposit Pertama 10%
    • Bonus Deposit Harian 5%
    • Bonus Rollingan 0.8%
    • Bonus Referral 7% + 2%

    Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
    Tersedia Deposit & Withdraw Via : OVO, Gopay, Dana, Linkaja, Sakuku, Pulsa Dan Semua Jenis Rekening Bank Di Indonesia !

    Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    ReplyDelete