Ternak babi adalah ternak monogastrik dan bersifat prolific (banyak anak
tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan.
Selain itu babi merupakan salah satu ternak penghasil daging yang
perkembangannya sangat mengagumkan dan mempunyai berbagai keunggulan
dibandingkan dengan ternak lain dan ternak babi efisien dalam mengkonversi
berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan
pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi
(Ensminger, 1991). Lama hidup babi berkisar antara 20 – 25 tahun, dengan
lama produksi ekonomis 3 – 4 tahun.
Usaha peternakan babi di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar
usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu
diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak babi.
Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia,
ternyata babi merupakan hewan yang memenuhi syarat dapat cepat berkembang biak
dan dapat menghasilkan daging yang lebih dari memadai bila dikelola secara baik berdasarkan tatalaksana peternakan
yang mapan, sesuai dengan perkembangan ilmu beternak hasil pengalaman dan
penelitian yang telah berjalan ribuan tahun. Keunggulan babi sebagai ternak
potong untuk penyediaan daging babi manusia telah diakui seluruh dunia.
Di Indonesia ternak babi telah cukup lama diketahui orang, namun
pengetahuan tentang beternak babi yang benar dan produktif belum banyak
diterapkan, mengingat kurangnya informasi, akibatnya peternakan babi di
Indonesia cenderung masih dilakukan secara tradisional bahkan di sana-sini
banyak peternakan babi yang dikelola secara sangat sederhana dalam arti belum
dikandangkan secara baik, belum diperhatikan pakannya, pertumbuhannya,
perkembangbiakannya maupun kesehatannya. Sebagai halnya ternak lain, babi yang
di ternakan orang berasal dari binatang liar. Babi liar dijinakkan,
dibudidayakan, berkembang dan terbukti bahwa babi-babi tersebut kemudian
terkenal sebagai ternak penghasil daging yang paling unggul, karena kemampuannya
cepat tumbuh (gemuk) dan cepat berkembang biak. Pembudidayaan babi dalam
perkembangan peternakan babi secara modern di dunia ini menghasilkan berbagai
jenis babi unggul, babi-babi mana telah menjadi ternak potong yang memegang
peranan dalam memenuhi kebutuhan daging bagi manusia
Ternak Babi
Ternak babi tergolong dalam ternak monogastrik
dimana memiliki kemampuan dalam mengubah bahan makanan secara efisien apabila
ditunjang dengan kualitas ransum yang dikonsumsinya. Babi akan lebih cepat
tumbuh dan cepat menjadi dewasa serta bersifat prolific yang ditunjukkan dengan
kemampuan mempunyai banyak anak setiap kelahirannya yaitu berkisar antara 8 –
14 dan dalam setahun bisa dua kali melahirkan (Sihombing, 1997).
Menurut
Sihombing (1997), klasifikasi zoologis ternak
babi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Klass : Mamalia (menyusui)
Ordo : Artiodactyla (berkuku genap)
Famili : Suidae (Non Ruminansia)
Genus : Sus
Spesies : Sus scrofa.
Secara umum dapat dikenal tiga
tipe Secara umum dapat dikenal tiga tipe babi yaitu babi tipe lemak “lard
type”, tipe sedang “bacon type” dan tipe daging “meat
type” (Mangisah, 2003). Di negara-negara yang telah maju dan berkembang
peternakan babinya, penggolongan ini hampir tidak ditemui lagi karena tujuan
dari pemeliharaannya sudah untuk menghasilkan daging yang berkualitas baik
tanpa melihat tipe babi yang dipeliharanya. Blakely dan Bade (1998) menyatakan
bahwa ternak babi yang dikembangkan dewasa ini merupakan babi hasil persilangan
yang dilakukan oleh perusahaan pembibitan babi untuk memenuhi kebutuhan dan
kualitas yang terkontrol.
Babi asli Indonesia adalah
babi hutan yang sekarang masih berkeliaran di hutan-hutan. Jadi babi-babi
Indonesia yang sekarang ini adalah keturunan babi hutan (celeng – sus verrucosus). Ciri-ciri yang dimiliki
bebi Idonesia yaitu : berwarna hitam atau belang hitam, atas hitam dan bawah
putih, kepala kecil, moncong runcing dengan telinga yang pendek dan berdiri
tegak, perut hampir menyusur tanah, karena tulang punggung yang panjang dan
lemah serta kaki yang pendek. Beberapa bangsa babi yang telah terkenal misalnya
babi Bali, Krawang, Nias dan Sumba.
Di Indonesia sudah banyak
babi yang didatangkan dari luar negeri. Sehingga dewasa ini kita kenal adanya
babi-babi:
1.
Babi VDL (Veredeld Duits Landvarken)
Babi VDL adalah jenis babi ungguk dari Jerman Barat
yang memiliki ciri-ciri kepala besar, agak panjang, telinga besar panjang,
setengah bergantung ke muka sejajar dengan kepala, tulang belakang panjang,
lebar hampir bulat dan badan besar serta daging banyak.
2.
Babi Yorkshire
Babi Yorkshire dikenal pula dengan nama Large
White, berasal dari Inggris. Termasuk tipe babi bacon dengan persentase karkas
tinggi dan berkualitas baik. Ciri-ciri umum bangsa babi ini yaitu berwarna
putih, halus, tubuh panjang, besar atau melebar ke dalam, muka sedikit cekung
dan telinga tegak mengarah ke depan. Babi Yorkshire memiliki sifat keibuan yang
baik, bisa memelihara anak dengan baik dan produksi susu setiap laktasi cukup
tinggi.
3.
Babi Landrace
Babi Landrace termasuk bacon type atau babi tipe
sedang, dengan ukuran lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang dan halus
(Mangisah, 2003). Menurut sejarahnya, babi Landrace awalnya dikembangkan di
Denmark, kemudian masuk ke Amerika Serikat. Babi Landrace berasal dari
persilangan antara pejantan babi Large white dengan babi lokal Denmark. Babi
Landrace juga banyak digunakan untuk program persilangan babi-babi di daerah
tropik, terutama di Asia Tenggara (Reksohadiprodjo, 1995). Ciri-ciri babi Landrace
adalah berwarna putih dengan bulu yang halus, badan panjang, kepala kecil agak
panjang dengan telinga terkulai, kaki letaknya baik dan kuat, dengan paha yang
bulat dan tumit yang kuat pula serta tebal lemaknya lebih tipis. Babi Landrace
mempunyai karkas yang panjang, pahanya besar, daging di bawah dagu tebal dengan
kaki yang pendek (Mangisah, 2003). Budaarsa (2012) melaporkan bahwa babi
Landrace menjadi pilihan pertama para peternak karena pertumbuhannya cepat,
konversi makanan sangat bagus dan temperamennya jinak. Lebih lanjut dilaporkan
bahwa babi Landrace yang diberi pakan komersial (ransum yang seimbang), maka
pertambahan berat badannya bisa mencapai 1 kg per hari dengan berat sapih pada
umur 35 hari bisa mencapai 15 kg.
4.
Babi Duroc
Bangsa babi ini berasal dari Amerika Serikat dengan
ciri-ciri berwarna merah yang bervariasi mulai merah muda sampai merah tua.
Tubuhnya panjang dan membentuk busur yang dimulai dari leher sampai pangkal
ekor, kepala sedang dengan telinga terkulai ke depan dan muka agak cekung. Babi
duroc ini termasuk babi yang sangat keibuan dengan produksi susu cukup banyak.
5.
Babi Berkshire
Babi ini merupakan salah satu bangsa babi yang
tertua yang berasal dari Inggris dan merupakan tipe pedaging yang paling bagus.
Ciri-cirinya yaitu tubuh panjang, dalam dan lebar punggung sedang. Warna hitam
dan warna putih di keenam ujung tubuhhnya, muka pendek dan lebar, telinga
sedang dan sedikit condong ke depan.
6.
Babi Hampshire
Hampshire adalah salah satu bangsa babi termuda
yang cepat menjadi popular. Asal atau dibentuk di Kentucky (AS). Ciri-ciri yang
dimiliki bangsa babi ini yaitu warna hitam dengan warna putih berbentuk pita
yang lebar mengelilingi bahu sampai kedua kaki depan. Warna puith ini besarnya
sangat bervariasi, ada yang sempit da ada yang lebar. Punggungya membentuk
busur, kuat dan kepala halus dengan rahang yang ramping dan telinga tegak,
letak bahu baik dan halus, tubuh halus, kuat, induk banyak anak, aktif.
7.
Babi Saddleback
Babi Hampshire dan Saddleback memiliki ciri-ciri
yang hampir sama, warna hitam dengan warna putih berbentuk pita lebar yang
mengelilingi bahu sampai pada kedua kaki depan. Tetapi Saddleback telinganya
terkulai, babi ini berasal dari Inggris.
8.
Babi Tamworth
Babi ini merupakan salah satu bangsa babi tertua
dan terkenal sebagai babi tipe bacon yang paling bagus. Babi ini berasal dari
Inggris. Ciri-ciri yang dimiliki yaitu tubuh panjang, punggung kuat dan halus
dengan kaki yang agak panjang, kepala di antara telinga lebar, rahang rata
dengan moncong yang panjang, telinga sedang berdiri tegak, pertumbuhan agak
lambat, tapi kualitas dagingnya bagus.
Pada dasarnya ada tiga tipe usaha beternak babi,
yakni : 1) dari lepas sapih sampai siap dipasarkan (penggemukan), 2) dari anak
lahir sampai disapih, dan 3) dari anak lahir sampai dipasarkan, namun ada pula
yang melakukan kombinasi dari ketiga kegiatan tersebut.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memelihara
ternak babi dalam kandang relative sedikit, ada hubungannya dengan tipe
perkandangan dan manajemen yang diterapkan dan juga pengalaman ketrampilan
pekerja. Sebagai pegangan di Negara maju dipakai asumsi bahwa seorang tenaga
kerja penuh (full time) berpengalaman
dapat memelihara 80-100 induk dengan anaknya sejak lahir sampai dipasarkan,
sedang yang kurang pengalaman terbatas 50-60 induk saja. Seorang tenaga kerja
penuh dapat menangani 1500-4000 ekor babi gemukan per tahun. Banyak tenaga
kerja yang dibutuhkan tergangung dari ketrampilan dan sistim pemeliharaan babi.
Dalam usaha peternakan babi dengan manajemen yang
baik maka biaya untuk tenaga buruh tidak akan melebihi 6-10% dari total biaya
produksi.
Dalam usaha ternak babi ada beberapa tahapan kegiatan
yang dilakukan, yaitu:
1.
Pengelolaan Reproduksi
Untuk mengusahakan atau memajukan usaha ternak, hendaknya mengarahkan
usaha ternak tersebut ke tingkat yang lebih menguntungkan. Oleh Karen itu
peternak harus bisa menghayati pengertian-pengertian pemuliabiakan,
perkembangbiakan di dalam hubungannya dengan seleksi. Pemuliabiakan berarti
mengawinkan sekelompok ternak dengan maksud untuk memperbaiki (mengupgrade), dan sekaligus
mengembangbiakan. Dnegan demikian perkawinan bukan terjadi kebetulan atau liar,
melainkan diatur dan terarah. Sehingga sebelum ternak babi induk dan pejantan
dikawinkan, terlebih dahulu perlu diadakan seleksi. Seleksi adalah memilih
hewan-hewan ternak yang bernilai tinggi, yakni memiih babi-babi yang
menguntungkan. Pemilihan babi-babi dewasa yang hendak dipakai sebagai bibit
dapat dilakukan dengan cara melihat bentuk luar babi atau pejantan dan juga
melihat hasil produksi keturunannya.
Ciri-ciri pejantan yang baik antara lain : kepala besarnya sedang,
rahang ringan, tubuh panjang, bahu lebar dalam, punggung agak berbentuk busur
dan kuat, perut bila dipegang lunak dan halus, jumlah putting susu cukup banyaj
dan genap 12-14 buah dan letaknya baik dan simetris, kaki kuat (bisa berdiri
tegak pada keempat kaki), tumit kuat, kuku lengkap dan simetris, ham (paha)
tebal dan lebar, ekor melingkar, laju pertumbuhan diatas rata-rata dan pada
umur 6 bulan beratnya minimal 75 kg, tebal lemak punggung pada umur 6 bulan (75
kg) maksimal 3,5 cm.
Ciri-ciri pejantan yang baik antara lain: bersemangat, bersifat
agresif/aktif terhadap betina, mata lebar dan waspada, kepala ringan, bahu
lebar rata, punggung sedikit lengkung, ekor melingkar menunjukkan babi sehat,
kaki kuat, berdiri tegak pada keempat kaki, kuku lengkap dan bersih, tumit
kuat, putting cukup banyak dan genap 12-14 buah dan berjarak sama (simetris),
jalannya bagus tidak terhuyung-huyung, bagian bawah/perut rata, laju
pertumbuhan di atas rata-rata dan pada umur 6 bulan beratnya lebih dari 80kg,
tebal lemak punggung pada berat 80 kg tidak lebih dari 3,62 cm, konversi ransum
pada berat 50-90 kg berkisar antara 2,8-3,2 (setiap konsumsi 1 kg ransum
menghasilkan 2,8-3,2 kg daging).
2.
Membersihkan dan Merawat
Kandang
Kandang ternak babi harus dirancang dan dibangun secara baik untuk
menjamin penampilan maksimum dari ternak babi dan efisien dalam penggunaan
tenaga kerja.
Kandang harus selalu dibersihkan, dinding kandang digosok atau disemprot
dengan desinfektan secara periodic agar kotoran atau debu-debu yang melekat dan
kuman-kuman beserta parasite yang bersarang di dalamnya bisa bersih dan tak
akan mengganggu ternak babi.
Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum,
memandikan ataupun untuk kebersihan lantai kandang. Maka bangunan kandang babi
hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air. Pada peternakan babi
ditekankan pentingnya persediaan air dan sistim penyalurannya untuk mengurangi
tenaga kerja dalam pemberian air kepda ternak dan untuk membersihkan kandang
babi itu sendiri.
Bentuk kandang terutama lantai, menentukan banyak tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk membersihkan. Biasanya dikenal 2 tipe lantai, yaitu lantai
padat/polos (solid floor) atau
plesteran dan yang kedua yaitu lantai yang berupa kisi-kisi atau berbilah (slotted floor) yang terbuat dari
batangan-batangan coran, aluminium, logam berlubang-lubang, fiberglass atau
plastik.
Luas bangunan kandang babi tergantung dari banyak babi yang dipelihara
dan tipe usaha yang dijalankan. Tipe usaha yang hanya menggemukkan babi,
kandangnya sederhana dan dapat semacam saja. Makin banyak induk yang
dipelihara, luas bangunan kandang meningkat dan macam kandang bertambah. Usaha
ternak babi yang besar mungkin membutuhkan kandang yang makin kompleks, sebab
mungkin pekerjaan otomatis dilakukan.
3.
Penyediaan dan Pemberian
Pakan dan Air Minum
Makanan merupakan salah satu factor penting dalam usaha ternak babi.
Sebab 60% dari seluruh biaya dihabiskan untuk keperluan babi-babi induk (bibit)
dan 80% untuk keperluan fattening (penggemukan).
Babi merupakan ternak omnivore dimana dalam beberapa hal berkompetisi
dengan manusia terhadap makannannya karena babi dapat hidup baik dengan makanan
yang juga dimakan oleh manusia, tetapi untungnya babi juga dapat hidup dari
makanan sisa atau hasil sampingan yang tidak berguna sebagai makanan bagi manusia.
Manajemen Bibit
Keberhasilan di dalam usaha ternak babi adalah juga sangant tergantung
kepada pemeliharaan induk dan pejantan yang memiliki sifat-sifat baik. Oleh
karena itu para peternak yang maju, tentu saja akan selalu mengadakan seleksi
terhadap ternaknya. Seleksi berarti memilih hewan ternak yang bernilai tinggi,
yakni memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi itu diharapkan ada
perbaikan karakter ekonomi tertentu, terutama mengenai :
- Pertumbuhan : Cepat
- Daya Tahan : Kuat
- Produksi : Cukup Baik
Di dalam suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan ternak babi, para
peternak bukanlah sekedar memperbanyak atau mengembangbiakkan ternaknya,
melainkan sekaligus memuliakan ternak (mengupgrade). Di sini pada semua babi
induk dan pejantan yang hendak dikawinkan harus dilakukan seleksi terlebih
dahulu. Dengan demikian perkawinan bukan terjadi secara kebetulan atau liar,
melainkan diatur dan terarah.
3.1.1
Memilih Bibit yang baik
Pemilihan bibit yang baik
merupakan langkah awal keberhasilan suatu
usaha peternakan.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu
memilih bibit:
a.
Babi yang sehat, bentuk
tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah 12 buah kiri
dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang
padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan
dari babi-babi yang sama umur.
b.
Anak babi yang akan di ternakan
sebaiknya berasal dari induk yang sering menghasilkan anak banyak atau biasanya
mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran dan sanggup atau menjaga
anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan yang sanggup atau
mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor
3.1.2
Pelaksanaan Seleksi
Untuk memilih babi-babi
dewasa yang hendak dijadikan bibit, bisa dilakukan dengan berbagai cara, yakni
atas dasar :
1. Pemilihan individu.
2. Pemilihan atas hasi
produksi.
3. Pemilihan berdasarkan
silsilah.
3.1.3
Pemilihan Individu
Pemilihan individu ini
terutama berpangkal pada:
a)
Kesehatan
Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat.
Tanda-tanda babi yang sehat
- Nafsu makan baik, normal.
- Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar.
- Lincah, gesit. - Kotoran tan terlalu keras atau encer.
- Air kencing keluar terputus-putus (pejantan).
- Ekor melingkar
b)
Kesuburan dan sifat keibuan
- Babi induk yang subur Induk
yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi mampu memproduksi ata
mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 – 18 buah. Dan sejumlah besar
di antaranya bisa ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah
anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki
intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1
tahun.
- Sifat keibuan Adalah
induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya dan produksi air susu pun banyak,
sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali
berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan selalu
memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-anaknya yang
tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias menghasilkan
anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang
cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk yang
produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan.
Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak
asuhannya pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar.
Demikian kedua faktor ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun
jumlah anak yang dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
umur induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap
individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang
berbeda-beda.
3.1.4
Pemilihan atas hasil produksi
Seleksi yang didasarkan
atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan kesuburan dan sifat keibuan
induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil produksi keturunan.
Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah :
-
Jumlah dan berat anak pada
setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada yang terlalu kecil ataupun terlalu
besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit
rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14 ekor.
- Angka kematian sampai pada
penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias dipelihara sampai umur 3 minggu :
10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.
-
Pertumbuhan berat badan
cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu:
13 kg. 3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong).
-
Persentase kerkas tinggi :
70-75%. Lebih jelasnya perhatikan diagram berikut :
Keterangan
|
Baik
|
Sedang
|
Kurang
|
Berat babi umur 8 minggu
|
16 kg
|
14 kg
|
12 kg
|
Jumlah anak
|
12 ekor
|
10 ekor
|
8 ekor
|
Yang bisa dipelihara/ disapih
|
10 ekor
|
8 ekor
|
6 ekor
|
- Temperamen Induk-induk yang
temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas, nervous.
-
Bentuk luar yang baik:
1.
Babi induk yang baik
-
Kepala : Besarnya sedang,
rahang ringan.
-
Tubuh : Panjang, pada
punggun agak berbentuk busur dan kuat
-
Bahu : Lebar dan rata
dengan punggung
-
Perut : Bila dipegang
lunak, halus
-
Jumlah putting : Cukup
banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris, genap.
-
Kaki : Kaki kuat, lurus,
tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat
-
Ham (paha) : tebal, lebar -
Ekor : melingkar (menunjukkan babi yang sehat)
2.
Babi jantan
-
Kepala : Ringan.
-
Pandangan : Tajam.
-
Tubuh : Panjang, pada
punggung agak melengkung dan kuat.
-
Bahu : Lebar, dalam dan
rata dengan punggung.
-
Kaki : Kuat, lebih-lebih
kaki belakang, dengan tumit yang kuat.
-
Kuku : Rapat, simetris,
bersih.
-
Testes : Besarnya sama,
simetris.
-
Jumlah putting : cukup
banyak, 12-14 buah dan genap.
-
Perut : Bagian bawah rata.
-
Temperamen : Agresif,
bersemangat.
3.1.5
Pemilihan berdasarkan silsilah
Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau
bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang
hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan
lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya
untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bisa diamati
pada bentuk luarnya. Adapun perbandingan sifat-sifat terpenting kedua tipe
tersebut ialah :
Bentuk Luar
|
Tipe Spek
|
Pedaging
|
Bentuk badan
|
Pendek, lebar dan dalam
|
Panjang
|
Kepala
|
Agak pendek dan rahang berat
|
Agak panjang dengan rahang ringan
|
Bagian tubuh
|
Bahu lebar dalam
|
Ringan, dada dangkal
|
Bagian tengah
|
Pendek, lebar
|
Lebar, panjang
|
Bagian belakang
|
Lebar, pendek, bulat berlemak
|
Lebar, panjang dan silang segi empat dengan ham yang dalam
|
Bagian kaki
|
Pendek, lebar
|
Agak ringan
|
Manajemen Pemeliharaan
Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa
kritis sebab anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan
yang berat. Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan
pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan
beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
-
Pembuatan kandang dengan
sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
-
Menjaga kebersihan kandang
secara teratur dan kontinyu.
-
Segera setelah anak babi
lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
-
Memberi makan dan minum
secara teratur.
- Bila induk babi mati, anak
babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain atau diberi susu
pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu.
-
Babi jantan yang digunakan
sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat
mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin.
-
Perbandingan jumlah
pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor.
- Anak babi yang tidak
digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3
minggu.
-
Babi yang digunakan sebagai
calon induk dikawinkan pertama kali
- Pada umur 9 bulan,
sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali
setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya disapih.
3.2.1
Pemeliharaan Anak Babi Sebelum Disapih
Anak babi yang baru lahir
harus segera dibebaskan dari selaput lendir terutama yang menutup lubang hidung
dan mulut. Setelah dibersikan dan tali pusar serta gigi susu dipotong, babi
ditimbang dan diberi nonor kemudian dilepas untuk mendapat susu kolostrum
induk. Dapat juga dilakukan usaha untuk memberi kesempatan yang sama
mendapatkan susu pertama (kolostrum ) tersebut (Aritonang dan
Ginting, 1989 )
3.2.2
Pemeliharaan Sesaat Setelah Lahir
Saat lahir, anak babi
memiliki kaki dan kepala yang relatif besar dengan permukaan tubuh yang luas
dibandingkan dengan bobot badannya. Karena anak babi memiliki lapisan lemak
yang sangat terbatas (1 – 2% ) dan benar – benar tidak ada
rambut penutup, maka temperature sekitarnya seharusnya 35°C. Bila temperatur
kurang dari 35°C, anak babi akan menggunakan air susu yang diperoleh dan glikogen
(sumber energi) cadangan tubuhnya mempertahankan panas tubuhnya. Cadangan
glikogen hanya dapat memenuhi kebutuhannya sekitar 7– 8 jam. Anak babi
yang baru lahir tak mungkin tahan hidup tanpa memperoleh air susu yang cukup
dan temperature lingkungan yang memadai (Sihombing, 2006).
Anak babi yang baru lahir
tidak memiliki kekebalan atau pertahanan tubuh terhadap infeksi penyakit.
Kekebalan ini baru dapat terbentuk setelah anak babi mendapat kolostrum. Karena
kolostrum banyak mengandung protein, dan didalam protein itu terdapat
immunoglobulin. Kekebalan (immunitas) yang diperoleh dari kolostrum
merupakan pertahanan tubuh pada kehidupan sebelum umur 10– 14 hari. Setelah
umur tersebut kekebalan yang berasal dari kolostrum sangat menurun. Sesudah
anak babi mencapai umur 3 minggu, didalam tubuhnya terbentuk kekebalan yang
diperoleh dari luar, yang dimulai dengan sangat lambat (Anonim, 1981 ).
Anak babi umur 3–10 hari mengalami
masa kritis. Mereka sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan
yang berat, kemungkinan–kemungkinan yang biasa dihadapi yaitu : anak babi mudah
kedinginan, anak babi banyak mati tertindih dan anak babi mati lemas (Anonim,
1981). Sering terjadi induk jatuh sakit, atau mati pada waktu melahirkan
sehingga tidak bisa diasuh lagi. Apa bila ada peristiwa semacam ini maka
peternak harus segera bisa mengatasi atau memberi pertolongan. Mereka bisa
ditolong dengan berbagai cara: diberi air susu sapi; dititipkan atau diasuh
induk lain ( Anonim, 1981 ).
Anak babi pada waktu lahir
belumlah mempunyai sistim pengaturan suhu tubuh yang baik. Anak babi ini tidak
mampu mengatasi dirinya terhadap panas atau dingin yang berlebihan. Suhu udara
ikut menaikan kematian anak babi pada umur 2 – 3 hari, oleh karena
anak babiyang kedinginan dan menggigil pergerakannya menjadi lamban sehingga
lebih mudah ditindih oleh induknya. Meskipun demikian, telah diketemukan bahwa
di negara– negara tropik angka kematian anak babi karena ditindih induknya
dapat dikurangi dengan memberikan panas pada anak babi setelah lahir selama
beberapa hari (Williamson dan payne, 1993).
Anak babi dilahirkan dengan
persediaan kandungan zat besi yang rendah pada tubuhnya sedangkan susu induk tidak
cukup kandungan besinya untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Akibatnya sering anak
babi mengalami anemia karena kekurangan besi, terutama didaerah dingin
sedangkan di daerah–daerah tropis kejadiannya agak jarang (Williamson dan
payne,1993).
Untuk mencegah kematian
anak babi akibat defisiensi besi yang umum terjadi maka setelah umur 2–3 hari
anak babi diberi larutan besi yang dioles pada puting susu induk, diberi per
oral atau suntikan khusus. Keadaan kandang harus dijaga bersih, kering, dan
suhunya diatur agar anak babi dan induknya nyaman ( Aritonang dan Gintin, 1989
).
Pemotongan gigi anak babi
dimaksudkan agar tidak melukai puting susu induk atau menyebabkan luka antara
sesama anak babi sewaktu bermain atau berkelahi. Demikian juga pembuatan tanda
pada telinga dengan keretakan atau tato diperlukan dalam pembuatan silsilah
yang berguna pada program seleksi (Aritonang dan Ginting, 1989).
3.2.3
Kastrasi
Anak babi jantan yang tidak
dipakai bibit biasanya dikastrasi oleh karena akan mengurangi pengelolaan dan
mencegah perkawinan yang tidak diinginkan. Kastrasi akan mengurangi konversi
makan pada babi. Makin mudah dikastrasi makin gampang pelaksanaanya dan
dilakukan biasanya 7–10 hari sebelum penyapihan. Hal ini akan membuat babi
sudah sembuh pada waktu disapih (Williamson dan Payne, 1993).
Mencret atau diare sangat
umum terjadi dalam kehidupan genjik 2 minggu pertama. Antibodi dalam kolostrum
induk sangat membantu pencegahan problem mencret pada anak babi (Sihombing,
2006).
Manajemen Pakan
Pemberian makanan yang semestinya merupakan hal yang sangat penting
sebab biaya makanan menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total yang
kadang–kadang meliputi 80%, ini disebabkan babi tumbuh sangat cepat dan
konsekuensinya keperluan akan makanan sangat tinggi. Anak babi yang beratnya
1,4 kg pada waktu lahir mencapai 163 kg setelah 18 bulan kemudian. Bila babi
diberi makan berlebihan maka cenderung menjadi gemuk dengan cepat dan sifat ini
adalah menurun, hal ini juga tidak ekonomis (Williamson dan Payne, 1993).
Begitu umur 1 minggu anak babi diberi creep feeds. Creep
feeding adalah cara pemberian makanan pada anak babi terpisah dari
makanan induknya. Creep feeds hendaknya diberikan dalam bentuk kering
dan anak babi lebih suka dalam bentuk pellet atau
butir– butiran (Williamson dan Payne, 1993).
Pemberian pakan pada babi memperhatikan penggolongan menurut tujuan dan
umurnya. Tiap golongan atau kelas memiliki kebutuhan gizi yang khusus dan cara
pemberiannya juga berbeda. Dalam beberapa hal, ransum digolongkan menjadi 3
kategori yaitu ransum starter, ransum grower dan finishing, yang juga merupakan
ransum induk yang menyusui dan ransum babi bunting yang sekaligus juga
merupakan ransum untuk pejantan.
Tabel 1. Ransum untuk
berbagai kelas babi
Kelas
|
Ransum
|
Periode/Berat
|
%Protein
|
Konsumsi Harian
|
Lahir-sapih
|
Starter
|
Lahir - 17,5 kg
|
18
|
Bebas
|
Sapih-jual
|
Grower
|
17,5 - 55kg
|
16
|
Penuh
|
Sapih-jual
|
Finisher
|
55 – 90kg
|
14
|
Penuh
|
Bibit
|
Bunting
|
Saph - melahirkan
|
12-14
|
2 kg
|
Bibit
|
Laktasi
|
Melahirkan - sapih
|
16
|
5 atau penuh
|
Bibit
|
Pejantan
|
14
|
2,5 kg
|
a. Pakan untuk babi muda
Babi muda diberi pakan dengan cara creep feeding didalam kandang
kelahiran dari umur 7 sampai 10 hair. Jumlah pakan yang diberikan sedikit saja
dengan pemberian 2 atau 3 kali sehari agar pakan yang diberikan itu
senantiasa baru dan segar. Pada waktu babi muda itu mulai bisa makan (yaitu
pada umur sekitar 2 minggu) pakan disediakan lebih banyak. Air minum yang
bersih dan segar disajikan tidak bersama-sama dengan air minum untuk
induknya. Bahan yang digunakan untuk ransum starter haruslah bahan yang
bener-bener berkualitas bagus dan yang sifatnya palatable (disukai)
supermentasi zat besi sulfat. Disamping itu antibiotik juga diberikan di dalam
ransum starter untuk pencegahan penyakit serta merangsang laju pertumbuhan.
b. Babi grower dan finisher
Tahapan pemeliharaan grower dan finisher biasa diikuti dengan pemberian
pakan penuh dengan ransum grower – finisher yang berkualitas tinggi. Ransumnya
berbeda untuk yang tahapan grower (berat badan 17,5 sampai 55 kg) dengan yang
tahapan finisher (berat 55 kg samapi dipasarkan). Ransum grower kadar
proteinnya lebih tinggi guna pembentukan protein serta pertumbuhan jaringan
tubuh dan tulang, sedangkan ransum finisher kadar energinya yang lebih
tinggi untuk penggemukan dan finishing, sehingga siap dipasarkan.
c. Penggemukan
Karena babi termasuk hewan berlambung tunggal dan tidak memiliki rumen,
maka babi tidak memperoleh keuntungan dari pencernaan mikro organisme yang
meliputi pembentukan protein berkualitas tinggi, pembentukan vitamin B, serta
pemanfaatan pakan tersebut. Oleh karena itu, jumlah bahan pakan berserat di
dalam ransum babi haruslah tidak lebih dari 5% dan kualitasnya pun harus bagus
misalnya tepung daun alfalfa, legum atau tanaman biji sereal. Hijauan di dalam
ransum berperan sebagai sumber vitamin, sebagai bahan pengisi lambung (bulk)
dan dapat pula bersifat laktasi. Protein dalam ransum babi haruslah berkualitas
tinggi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan asam amino (unsur penyusun protein)
dalam jumlah dan proporsi yang memadai agar pembentukan protein pada tubuh babi
itu berjalan baik. Oleh karena itu kadar asam amino di dalam pakan adalah hal
yang penting. Perlunya penambahan vitamin B ke dalam ransum adalah karena
saluran pencernaan babi tidak mampu mensintesis vitamin tersebut sejumlah yang
dibutuhkan. Penggemukan dapat dilakukan dengan pakan yang bermutu dan
bernutrisi, sesuai dengan ternak berdasarkan fase pertumbuhan (starter,
grower), fattening, laktasi dan bibit. Bahan pakan yang diberikan sebaiknya
yang mengandung sumber protein, misalnya : tepung ikan, bungkil kacang tanah
susu bubuk dll. Mengandung karbohidrat seperti : jagung, gandum, molase dsb.
Mengandung vitamin dan mineral dapat berupa hijauan, tepung lamtoro.
3.3.1
Ransum dan Cara Pemberian
Makanan untuk babi biasanya
merupakan campuran basil-basil pertanian dan basil-basil ikan, sisa-sisa
dapur/warung, hijauan muda sebagai sumber vitamin seperti kangkung, keladi,
ketela pohon, garam dapur dan lain-lain. Susunan makanan yang diberikan seperti
bungkil kelapa, dedak, jagung, sisa-sisa ubi kayu, ubi jalar dan daun-daun
ikutan pertanian. Jumlah makan yang diberikan:
-
Untuk anak babi berumur
kurang lebih 8 minggu 0,25 kg/ ekor/hari
-
Untuk anak babi berumur 1
tahun sebanyak 2 kg/ekor/hari.
-
Untuk induk yang tidak
menyusui/ tidak bunting kurang lebih 2 kg/ekor/hari.
-
Untuk induk babi yang
bunting sebanyak kurang lebih 2,5 kg/ekor/hari.
- Untuk induk menyusui 2
kg/ekor/hari ditambah dengan jumlah anak dikalikan 0,25 kg/ekor/hari.
-
Untuk pejantan sebanyak 3 –
4 kg/ekor/hari.
Makanan diberikan 2-3 kali
sehari dan tidak mutlak harus dimasak
karena zat-zat vitamin
dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang, namun ada pula yang
perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab mengandung
racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti metabolik. Ternak babi
disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap
hari dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum
sesuai dengan
kebutuhannya.
Manajemen Perkandangan
3.4.1
Fungsi Kandang
Kegunaan kandang begitu
amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara ataupun bagi peternaknya,
sebab kadang berfungsi :
a. Untuk menghindarkan
terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung, air hujan
dan terik matahari.
b. Untuk mempertahankan
kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa kita maklumi
karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan
dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi.
c.
Mempermudah tatalaksana.
Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air minum,
memandikan akan menjadi lebih mudah.
d. Mempermudah melakukan
pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan makanan untuk
maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan. Lebih
mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.
e.
Mempermudah melakukan
pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya gejala penyakit.
f.
Menghemat tempat dan
mengurangi pengotoran di sembarang tempat.
g. Mempermudah melakukan
pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, gangguan binatang buas
ataupun dari sesama kawan yang berbeda unur.
3.4.2
Jenis Kandang
Ada dua jenis kandang untuk
peternakan babi.
1. Jenis kandang tunggal :
Kandang yang terdiri satu baris memanjang yang dipetak-petak.
2. Jenis kandang ganda :
Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya saling berhadapan atau
mempunyai jalan ditengah untuk dapat memberikan pelayanan dan perawatan
terhadap ternak babi
3.4.3
Persyaratan Kandang
Syarat-syarat yang harus
diperhatikan dalam pembuatan kandang babi :
a. Kandang dibangun dengan
model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya mendapat cukup sinar
matahari dan pertukaran udara yang cukup baik. Bagian bawah kandang kalau memungkinkan
dapat dibuat tembok setinggi 1 meter.
b. Lantai kandang sebaiknya
dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan dapat dibuat lantai semen,
tetapi usahakan jangan terlalu licin serta sedikit miring.
c. Disamping kandang dibuat
saluran air, yang berfungsi membuang kotoran sewaktu membersihkan kandang.
Lebar maupun dalam saluran kurang lebih 25 cm dan agak miring, kemudian letak
pembuangan kotoran agak jauh dari kandang.
d.
Atap dapat dibuat dari seng
tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menyerap panas misalnya daun
sagu atau daun alang-alang.
e.
Luas kandang
-
Kandang beranak dengan
ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter
-
Kandang untuk ekor pejantan
berukuran 3 x 2 meter.
- Kandang untuk babi berumur
3 bulan - 1 tahun dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 1 meter untuk tiap
ekor.
Lahan kandang harus dipilih yang bertopografi yang memungkinkan
digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin dari areal perkandangan dapat
disalurkan limbah ternak ketempat penampungan limbah oleh grafitasi saja. Air
permukaan harus diarahkan menjauh dari tempat perkandangan dan penampungan
limbah. Rambesan dari kandang dan dari penampungan limbah sedapat mungkin
tinggal dilahan peternak itu sendiri dan jangan mencemari lahan milik
oranglain.
Tata letak bangunan biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi
lahan, namun harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi. Bagi
peternak babi dangan usaha sekeluarga, atau beternak babi di pekarangan rumah
yang memelihara sampai 10 ekor induk, dapat mendirikan hanya satu bangunan
kandang dengan luas lantai misalnya 50 m² dengan manajemen pemeliharaan yang
efisien. Dalam bangunan kandang tersebut sudah dapat petak kandang jantan,
induk tak bunting dam babi bunting, kandang melahirkan sekaligus untuk induk
berlaktasi serta kandang membesarkan anak atau kandang menggemukan.
Dalam merancang suatu kompleks peternakan babi, sasaran atau tujuan
dapat dinyatakan pada salah satu atau beberapa dari pada hal sebagai berikut:
1. Untuk mengandangkan ternak
babi baik menggunakan ventilasi dengan tenaga maupun ventilasi secara alami
2.
Memberikan fasilitas untuk
babi yang dipelihara
3.
Untuk menghasilkan daging
Rancangan perkandangan
dapat berubah dari waktu lalu ke sekarang berdasarkan pengalaman sebelumnya
baik kegagalan maupun keberhasilan. Dalam merancang suatu perkandangan selalu
dipertimbangkan agar biaya sekecil mungkin, dengan penampilan dan kualitas yang
dapat diterima. Tetapi pada kandang ternak sebenarnya tekananutama (paling
besar) ditujukan pada penampilan dimana hal itu mempengaruhi terhadap biaya
dari sistem produksi.
Dalam merancang bangunan
utnuk ternak terdapat enam data dasar yang diperlukan, dimana satu dengan yang
lain tidak terpisah tetapi harus dipertimbangkan segala interaksi dan
pengaruhnya;
Tersedianya informasi yang
cukup tentang lingkungan ternak sehingga memungkinkan kita untuk menduga
modifikasi iklim yang diperlukan untuk mencapai penampilan optimum secara
ekonomis. Modifikasi lingkungan memungkinkan merubah makanan menjadi daging
secara efisien (merupakan alasan yang prinsipal untuk kandang ternak babi).
Untuk mencapai dan mempertahankan produksi yang optimum diperlukan faktor
antara lain untuk mempertahankan kondisi iklim optimum/ lingkungan optimum
sejalan dengan kebutuhan ternak.
Efisiensi produksi ternak
babi tergantung kepada keberadaan dimana zat makanan dalam ransum yang
digunakan untuk kebutuhan pokok dan untuk produksi jaringan ternak, dengan
sistem perkandangan yang intensif sehingga ternak tidak bebas untuk memiliki
kondisi tempat tinggal dimana adalah terbatas, oleh karena itu adalah penting
untuk mengetahui atau mengerti pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ternak,
kesejahtraan dan produktivitas. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa daerah
temperatur netral (DTN/ Thermo Netral Zone) dikenal sebagai :
- Kisaran temperatur udara
dimana laju metabolisme ternak babi adalah dalam suatu keadaan minimum, tetap
dan bebas dari temperatur udara.
-
Kisaran suhu udara dimana
metabolisme secara normal diperoleh atau secara mencukupi
-
Produksinya panas dan
hilangnya panas dari tubuh adalah kira-kira sama atau seimbang.
Keseimbangan energi dari
seekor ternak beberapa sangat dipengaruhi oleh temperatur dan sering digunakan
sebagi kriteria tunggal, dalam merinci atau speci-fikasi lingkungan.
Zoometrik adalah ukuran dari
ternak dan hubungannya dengan lingkungan kandang, ini sangat penting karena
ukuran ternak babi pada umur yang berbeda perlu dijamin agar bangunan dan
peralatan berfungsi untuk ukuran kandang ternak babi. Zoometrik perlujuga
diketahui untuk pemanfaatan peralatan dapat difungsikan dihubungkan dengan
ukuran kandang. Ukuran ternak babi harus digunakan untuk rancangan peralatan
dengan baik seperti:
-
Tempat makanan ransum
-
Tinggi alat minum (kalau
menggunakan water nipple)
-
Ukuran dan jarak slat dll
Data zoometrik (seperti
berat, panjang, umur dan ukuran langkah ternak babi) digunakan untuk rancangan
perkandangan.
Sering kita melihat
perkandangan babi milik rakyat sangat tidak sesuai untuk kebutuhan produksi
babi. Banyak peternakan babi rakyat tidak memperhatikan situasi kandangnya.
Letak kandang yang dibangun juga sangat dekat dengan pemukiman penduduk.
Begitunya juga dengan peralatannya, peralatan yang digunakan juga hanya
seadanya. Sehingga banyak masyarakat yang mengeluh karena limbah ternak babi
tersebut tercemar dipemukiman penduduk dan juga banyak peternak-peternak rakyat
yang mengeluh karena produksi babinya menurun sehingga mengalami kerugian.
3.4.4
Macam-macam kandang
Ada berbagai macam kandang
babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan kegunaannya.
1)
Berbagai macam kandang
menurut konstruksinya
a.
Kandang tunggal, yaitu
bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja.
b.
Kandang ganda, yaitu
bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa saling
berhadapan ataupun bertolak belakang.
2)
Berbagai macam kandang
menurut kegunaannya
Menurut kegunaannya, kandang babi sisa dibangun sesuai dengan tujuannya,
masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda. Menurut
kegunaanya, kita kenal :
1. Kandang Induk
Kandang induk yang efisien ialah
jika kandang tersebut nyaman bagi induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak
yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada
kandang tersebut.
Pada pokoknya kandang babi
induk bisa dibedakan antara kandang individual dan kelompok.
a. Kandang Individual
Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk
seekor babi. Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya
terdiri dari satu baris kandang. Kandang tersebut atap bagian depannya dibuat
lebih tinggi daripada bagian belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian
depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai
berikut :
o
Tinggi bagian depan 2,5 m,
bagian belakang 2 m
o
Panjang 2,5 m, ditambah
halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m
o
Tinggi tembok 1 m
o Lebar 3 m
o Pada ren (halaman
pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa
dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula.
Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan
lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus
diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa
keluar
dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula.
Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan
lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus
diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa
keluar
o Kandang ini perlu
dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di
dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih
dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih
o Kandang tersebut juga
dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak
babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu
makanan yang diberikan kepada anak-anaknya
babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu
makanan yang diberikan kepada anak-anaknya
o
Dilengkapi dengan lampu
pemanas
o
Kandang diberikan tilam
dari jerami kering yang bersing.
b. Kandang Kelompok
Pada pokoknya kandang induk
kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya konstruksi kandang
ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat
dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan
lainnya sama seperti pada kandang tunggal.
2. Kandang Fattening
Kandang fattening ini pada
prinsipnya sama dengan kandang induk, akan tetapi perlengkapan dan ukuran lebih
sederhana, masing-masing bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda.
Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih
besar, namun tiap-tiap unit tak akan melebihi 12 – 15 ekor. Di samping kandang
fattening ini berbentuk kandang kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk
battery. Kapasitas/ukuran:
• 1 m²/1 ekor, babi yang
berat badannya rata-rata 80 kg.
• 0,75 m² untuk berat 50
kg/ekor.
• 0,5 m² untuk babi berat
35 kg/ekor.
3. Kandang Pejantan
Kandang pejantan dibangun
khusus, terpisah dengan babi induk. Dan usahakan agar bangunan itu kuat, yang
dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise(lantai) dan
bisa melihat babi-babi betina dari halaman.
Ukuran :
• 2 x 3 m dan halaman 4 x 3
m
• Tinggi kandang, bagian
depan 2 m, belakang 1,5 m
3.4.5
Letak Kandang
Tata letak bangunan
biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun harus memenuhi
persyaratan teknis kandang ternak babi. Kandang betina sebelum dan selama
bunting.
Lokasi di mana kandang itu
hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama terhadap
segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan
a.
Segi higienis
Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis
(bebas dari infeksi penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih
·
Tempat yang lebih tinggi
dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air.
·
Tempat yang mudah dibuat
saluran atau pembuangan air.
· Tempat yang terbuka, bukan
di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon
yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga
kandang menjadi lembab dan kurang sehat.
yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga
kandang menjadi lembab dan kurang sehat.
Hal ini kesemuanya dimaksudkan agar air hujan mudah lepas, mudah
mengalir atau meresap ke dalam tanah, sehingga kandang dan sekitarnya di waktu
hujan tidak tergenang air. Sebab keadaan lingkungan yang selalu tergenang air
akan menyebabkan bakteri dan parasit hidup.
b.
Sosial ekonomis
Segi sosial ekonomis yang bisa dipakai sehingga dasar pertimbangan untuk
memilih tempat antara lain :
1)
Dekat sumber air
Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum,
memandikan ataupun untuk kebersihan lantai. Oleh karena itu hanya kandang yang
dekat dengan sumber airlah yang bisa dibenarkan, sebab secara ekonomis akan
bisa dipertanggungjawabkan. Tanpa air, usaha ini tidak mungkin bisa berkembang.
Maka bangunan kandang babi hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan
sumber air.
2)
Dekat sumber bahan makan
Makanan pokok ternak babi adalah makanan penguat, seperti katul, bungkil
kedelain, bungkil kelapa. Bahan-bahan tersbut merupakan hasil ikatan usaha
pertanian. Oleh karena itu usaha ternak babi ini akan lebih menguntungkan
apabila bisa diusahakan di tempat-tempat yang letaknya dekat dengan took-toko
makanan, atau dekat dengan pabrik penggilingan. Sebab pabrik rice-mill
menghasilkan katul, pabrik gilingan minyak kelapa menghasilkan bungkil kelapa,
sehingga ongkos angkutan bahan makanan tersebut bisa lebih ditekan. Semua bahan
makanan yang sulit diperoleh karena letak perusahaan begitu jauh dengan sumber
bahan makan tentu saja harganya akan relative lebih mahal.
3)
Mudah dicapai kendaraan
Tempat-tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan berarti mempermudah
komunikasi dan transportasi, baik di dalam usaha memperoleh bahan makanan
ataupun menjual hasil. Sebaliknya adanya komunikasi dan transportasi yang
sulit, menghambat usaha dan secara ekonomis kurang bisa dipertanggungjawabkan,
karena tuntutan ongkos usaha menjadi semakin tinggi.
4)
Dekat dengan peternak
Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap kesehatan
ternak ataupun keamanan. Untuk bisa menjamin keperluan tersebut, bangunan
kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa
menangani secara langsung.
5)
Dekat dengan areal
perluasan
Usaha ternak babi yang dipiara baik-baik akan begitu sangat cepat. Untuk
mengimbangi perkembangan tersebut harus dibangun kandang baru. Perluasan kandang
ini hanya mungkin bisa dilakukan, apabila pendirian kandang pertama itu dipilih
tempat yang sekiranya masih memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Tentu
saja hal ini hanya dilakukan bagi usaha-usaha besar.
3.4.6
Konstruksi Kandang
Agar ternak babi yang
tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus betul-betul
memadai. Konstruksi kandang yang perlu mendapat perhatian terutama :
a.
Ventilasi
Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan
menggantikan udara segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara
segar dalam kandang bisa dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap
pu bisa dihindarkan. Dalam hal ini kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan
merasa lebih nyaman apabila mereka berada di dalam kandang yang berudara segar.
Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus dilengkapi dengan ventilasi
yang sempurna.
Karena ventilasi merupakan jalan keluar masuknya udara ke dalam kandang,
maka ukuran ventilasi tersebut benar-benar sesuai.
1)
Ukuran ventilasi
Sebagai pedoman di bawah ini dikemukakan mengenai ukuran lubang keluar
masuknya udara.
· Lubang keluar (outlet)
Ukuran outlet bagi setiap ekor babi yang beratnya 45kg ialah 32 cm²,
atau babi yang beratnya 90 kg = 64 cm². Jika kandang itu berkapasitas 100 ekor
babi yang beratnya rata-rata 90 kg, berarti kandang tersebut harus ada outlet
yang berukuran 100 x 64 cm² = 6.400 cm² , atau 80 x 80 cm.
· Lubang masuk (inlet)
Bagi setiap ekor memerlukan inlet berukuran 3 kali lipat besarnya
outlet. Jika setiap ekor babi yang beratnya 45 kg diperlukan outlet berukuran
96 – 100 cm², hal ini berarti bahwa babi yang beratnya 90 kg memerlukan ukuran
200 cm² atau 10 x 20 cm. Jadi kalau kandang itu berkapasitas 100 ekor, dengan
berat badan rata-rata 90 kg, maka perlu ada inlet yang berukuran 100 x 100 cm.
2)
Berbagai macam ventilasi
Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi ala
mini pembuatanya tidak dipersiapkan secara khusus seperti halnya ventilasi
buatan. Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus
seperti halnya ventilasi buatan.
Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus,
misalnya yang berbentuk kipas angin. Akan tetapi fungsi serta kegunaan kedua
macam ventilasi tersebut sama, yaitu untuk mempertahankan keadaan udara dalam
kandang supaya tetap segar dan bisa menghindarkan kelembaban yang terlalu
tinggi. Keadaan ruang kandang yang segar ini bisa dibuktikan apabila :
·
Babi-babi yang ada dalam
kandang pada saat sehabis makan selalu bisa enak tidur.
·
Ruang kandang tidak berbau
tajam.
Sebagai pedoman di bawah
ini diberikan catatan mengenai temperature dan kelembaban optimal yang
diperlukan ternak babi.
Keterangan
|
Temperatur º C
|
Kelembabab %
|
Anak Bab
|
21- 27
|
70
|
Babi sapihan
|
21 - 24
|
70
|
Induk menyusui
|
16 - 21
|
70
|
Babi dewasa
|
16 -21
|
70
|
b.
Dinding, atap dan lantai
Dinding, atap dan lantai merupakan isolasi (pembatas) terhadap
lingkungan, terutama untuk menjaga kestabilan udara di dalam kandang. Kandang
yang dilengkapi dengan pembatas ini banyak manfaatnya. Lebih jelasnya, mengenai
pembatas ini akan diutarakan satu per satu.
1)
Dinding
Dinding kandang sebagai salah satu pembatas (isolasi) berguna untuk :
·
Menahan angin langsung dari
luar.
·
Menahan keluarnya panas
yang dihasilkan oleh tubuh hewan.
·
Menghindarkan adanya babi
yang keluar dari kandang atau saling bermusuhan, apalagi yang mempunyai sifat
kanibalis.
Mengingat ternak babi
sangat sensitive terhadap udara panas ataupun udara yang sangat lembab, maka
sekeliling kandang harus dilengkapi dinding semi terbuka. Dinding semacam ini
di waktu siang akan menjamin udara dalam kandang tetap segar, sebab sirkulasi
udara akan cukup lancer. Dan sebaliknya di waktu malam tidak begitu kedinginan
karena babi bisa terbaring dan terlingdungi oleh dinding. Namun kesemuanya ini
pengaturannya tergantung kepada babi yang akan ditempatkan di dalam kandang.
Misalnya untuk babi yang beratnya lebih dari 50 kg, diding kandang bisa diatur
sedemikian rupa sehingga temperature dalam kandang bisa mencapai sekitar 18º C,
sedangkan babi yang beratnya kurang dari 50 kg temperatur diatur kurang lebih
23º C dan untuk anak-anak babi memerlukan temperatur 27º C. Oleh karena itu
ukuran tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk
setinggi 1,2 m. Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan
bisa dibuat dari papan, anyaman bambu, tembok.
2)
Atap
Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk :
·
Menghindarkan air hujan dan
terik matahari.
·
Menjaga kehangatan di dalam
kandang pada waktu dingin.
Jadi fungsi atap sebagai
batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan tering sinar
matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh
hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat
atas. Atap tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan
tidak banyak masuk ke dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes,
duan kelapa ataupun alang-alang. Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya
ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari itu perlu dipertimbangkan adanya
konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu panas keadaan
udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk.
3)
Lantai
Lantai berguna untuk :
·
Menghindarkan kelembaban
dari dalam tanah.
·
Batas antara tanah.
Leh karena babi banyak
berbaring, lebih-lebih babi fattening 80% darpada waktunya hanya dipergunakan
untuk berbaring, maka lantai harus dibuat selalu bersih, hangat dan nyaman.
Untuk menciptakan keadaan ini, lantai harus keras, dibuat dari bahan-bahan
seperti aspal dan pasir, campuran batu merah atau batu kali, pasir dengan
plesteran semen. Lantai ini dibuat agak miring sehingga air kencing atau air
pembersih lekas bisa mengalir ke saluran pembuangan kotoran dan tidak
mengganggu kebersihan kandang, dan kekeringan lantai lebih terjamin.
Bagi perusahaan-perusahaan
yang telah maju seperti di luar negeri, kandang tersebut dilengkapi dengan
isolasi pada dinding maupun pada atapnya. Tapi di Indonesia yang terletak di
daerah tropis ini atap dan dinding serta lantai dibuat seperti yang dijelaskan
diatas.
c.
Sinar Matahari
Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar
matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak
begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat
penting karena berguna untuk :
·
Untuk membantu proses
pembentukan vitamin D.
·
Sebagai desinfektan
·
Mempercepat pengeringan
kandang sehabis dibersihkan dengan air.
Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal
dibangun menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren
seperti pada gambar.
3.4.7
Alat – Alat atau Perlengkapan Kandang
Agar produksi peternakan
yang kita lakukan sesuai dengan yang diharapkan maka alat-alat atau
perlengkapan kandang juga harus dipenuhi. Perlengkapan kandang juga merupakan
salah satu factor untuk meningkatkan produksi.
Kandang yang sempurna
memerlukan perlengkapan-perlengkapan yaitu:
a.
Tempat makan dan minum
b.
Bak air
c.
Bak penampungan kotoran
d.
Pintu kandang
a. Tempat Makan dan Minum
Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen
dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun
seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun
bulat. Masing-masing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian
juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle.
Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang
yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini
harus dengan baik dan memenuhi persyaratan.
Persyaratan pembuatan tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan
antara lain:
o
Ukuran tempat makan dan
minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya
babi.
babi.
o
Mudah dibersihkan.
o
Konstruksi tempat makan dan
minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah
masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya.
o
Tempat makan dan minum
letaknya lebih tinggi daripada lantai.
o Permukaan bagian dalam
mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa
tertinggal disela-selanya, dan mudah dibersihkan.
tertinggal disela-selanya, dan mudah dibersihkan.
o Tepi-tepi atau bibir tempat
makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti
punggung belut, sehingga tidak tajam
punggung belut, sehingga tidak tajam
b. Bak Air
Setiap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di
dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga
sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat
lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran
serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara
c. Bak Penampungan Kotoran
Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau
parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga
dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah
bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung
di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk
usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada
serta jumlah babi atau luas kandang.
d. Pintu Kandang
Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu
penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa
dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa
ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anak-anak babi
tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi.
3.4.8
Pemilihan Lokasi
Perencanaan lokasi usaha
peternakan babi terutama usaha yang besar, perlu disiapkan untuk jangka
panjang, misalnya harus dipersiapkan untuk jangka waktu 25-50 tahun masa yang
akan datang, karena modal yang diinvestasikan relatif tinggi. Penting pula
diperhatikan dari faktor fisik, ekonomis dan sosial, terutama di Indonesia, dan
juga agar sesuai dengan makna yang terkandung dalam peraturan yang berlaku.
Undang-undang RI No. 4 tahun terutama Pasal 16: setiap rencana yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang pelaksanaannya diatur
dengan peraturan pemerintah.
Sejak awal, suatu usaha
peternakan babi, harus telah membuat perkiraan dampak terhadap lingkungan
hidup, baik fisik, ekonomis dan sosial budaya. Berdasarkan analisis tersebut
dapat diperkirakan secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan
timbul dari usaha atau
kegiatan beternak babi,
sehingga sejak dini sudah dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak
negatif dan mengembangkan dampak positifnya. Dampak yang perlu ditentukan
antara lain:
1.
Banyak manusia yang akan
terkait di sekitarnya.
2.
Luas wilayah penyebaran
dampak.
3.
Lama dampak berlangsung.
4.
Intensitas dampak.
5.
Banyak komponen lingkungan
lainnya yang akan terkena.
6.
Sifat kumulatif dampak
tersebut.
7.
Berbalik (reversible)
atau tidaknnya (irreversible)
dampak.
Luas Lahan Peternakan Babi
Lahan untuk peternakan
harus cukup luas dengan besar usaha peternakan, selain untuk peruntukan bagi
peternakan; sedapat mungkin ada lahan untuk memanfaatkan limbah ternak untuk
tanaman pangan ataupun pakan. Jalan harus ada dan tahan saat musim hujan untuk
dilalui alat pengangkutan, yakni mengangkut ternak, makanan dan limbah.
Topografi Lahan
Lahan harus dipilih yang
bertopografi yang memungkinkan digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin
dari areal perkandangan dapat disalurkan limbah ternak ke tempat penampungan
limbah oleh grafitasi saja. Air permukaan diarahkan menjauh dari kandang dan
dari penampungan limbah sedapat mungkin tinggal di lahan peternakan itu sendiri
dan jangan mencemari lahan milik orang lain.
Permukaan Air dalam Tanah
Dengan semakin banyak
masyarakat menggunakan persediaan air tanah untuk dipakai sehari-hari, penting
untuk menghindari sumber ini dari pencemaran. Bila perlu diuji menggali satu
atau dua lubang untuk mengetahui ambang air tanah, sehingga mempermudah memilih
lokasi penampungan limbah ternak.
Jarak Kandang dari Pemukiman
Ternak dapat mencemari lingkungan
dalam bentuk pencemaran air permukaan maupun air dalam tanah, udara, maupun
bising oleh suara ternak. Dari sebab itu jarak peternakan, dalam hal ini
kandang tempat mengurung ternak, harus diperhatikan jarak minimalnya dari
pemukiman.
Bangunan kandang harus
cukup jauh jaraknya dari rumah-rumah pemukiman untuk menghindari polusi
kebisingan, udara dan air bagi penghuni rumah tempat tinggal bangunan-bangunan
atau pusat-pusat kegiatan lain. Pemukiman dapat digolongkan menjadi 4 besar,
yaitu:
Golongan 1 : pusat-pusat
kegiatan pinggir kota, rumah sakit, sekolah, bungalow.
Golangan 2 :
banyak rumah-rumah pemukiman.
Golongan 3 :
sedikit rumah pemukiman, tempat rekreasi dan industri.
Golongan 4 :
daerah pertanian dan peternakan, sedikit rumah pemukiman.
Jarak pisah minimum (JPM) yang disarankan untuk usaha peternakan babi
sesuai banyak ternak yang dipelihara dan golongan pemukiman sebaiknya adalah
seperti table 1.
Tabel 1:Jarak pisah minimum
(meter) peternakan babi dari pemukiman
Banyak Induk
|
|||
Pemukiman lahan sekitar
|
50
|
100
|
200
|
Golongan (1)
|
725
|
900
|
1100
|
Golongan (2)
|
450
|
550
|
700
|
Golongan (3)
|
360
|
450
|
550
|
Golongan (4)
|
320
|
400
|
500
|
Bila syarat-syarat lokasi,
topografi dan luas lahan telah dipenuhi, maka perencanaan selanjutnya adalah:
1.
Rencana induk pengembangan
fisik
2.
Rekayasa letak (site
engineering).
- Rekayasa terperinci (detail
engineering), yang mencakup perincian kekuatan, bahan dan harga.
- Perincian disain (detail
design) yang mencakup penataan (lay out ) perkandangan,
bangunan-bangunan dan penyesuaian dengan topografi lahan dan koefisien
pekerjaan mengelolanya.
Bau yang tidak enak yang timbul di dalam kandang ternak disebabkan oleh
gabungan berbagai bahan berbau, antara lain ammonia, hidrogen sulfida, skatol,
indol dan sebagainya, yang sebagian besar berasal dari feses dan urin ternak.
Bahan berbau ini telah diidentifikasi dan sekarang telah ada alat scentometer
untuk mengukur intensitas bau.
Makin banyak induk yang dipelihara, luas bangunan babi yang meningkat,
dan macam kandang bertambah. Usaha ternak babi yang besar atau sangat besar
mungkin membutuhkan kandang yang makn kompleks, sebab mungkin pekerjaan
otomatisasi, malahan komputerisasi juga dilakukan.
Besar atau unit usaha peternakan bervariasi, dari yang kecil sampai
sangat besar. Skala usaha ini tergantung dari ketersediaan modal dan besar
permintaan pasar (demand) untuk menyerap produksi ternak. Besar skala
usaha ternak babi yang kini terdapat di dunia usaha ternak dapat digolongkan
sebagai usaha keluarga (beternak di pekarangan) sampai usaha yang sangat besar.
Tabel 2. Besar skala usaha
peternakan babi
Skala Usaha
|
Banyak Induk
|
Populasi Babi
|
Usaha Keluarga
|
1-20
|
1-250
|
Usaha Kecil
|
20-50
|
250-450
|
Usaha Sedang
|
50-200
|
450-2200
|
Usaha Besar
|
200-1250
|
2200-10.000
|
Usaha Sangat Besar
|
Lebih dari 1250
|
Lebih dari 10.000
|
Untuk usaha ternak babi yang sedang sampai besar sudah tentu lebih dulu
dilakukan studi kelayakan, sebab modal yang diinvestasikan sudah relatif besar.
Semakin modern usaha peternakan babi, pengusaha ternak makin mengarahkan
bangunan kandang babi yang hemat akan lahan, tenaga, air dan energi. Dari sebab
itu tipe bangunan dirancang untuk sedapat mungkin memenuhi persyaratan
tersebut.
Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti Indonesia lebih
sederhana dibandingkan dengan untuk daerah subtropik atau daerah beriklim
dingin. Suhu Indonesia rata-rata 27,2°C, namun suhu di berbagai daerah berbeda,
tergantung dari letak geografis, ketinggian (altitut) tempat, kelandaian,
sinar, angin, hujan dan kelembaban.
3.4.9
Suhu
Bangunan kandang babi untuk
daerah tropis seperti Indonesia lebih sederhana dibandingkan dengan untuk
daerah subtropik atau daerah beriklim dingin. Suhu Indonesia rata-rata 27,2°C,
namun suhu di berbagai daerah berbeda, tergantung dari letak geografis,
ketinggian (altitut) tempat, kelandaian, sinar, angin, hujan dan kelembaban.
Tabel 3. Suhu Optimal Bagi Ternak Babi
Status Babi
|
Bobot badan (kg)
|
Suhu optimal (°C)
|
Baru Lahir
|
1-2
|
35
|
Menyusu
|
2-5
|
25-34
|
Lepas sapih / fase
bertumbuh
|
5-40
|
18-24
|
Fase
bertumbuh-pengakhiran
|
40-90
|
12-22
|
Babi bunting
|
130-250
|
14-20
|
Induk Menyusukan anak
|
130-250
|
5-18
|
Suhu optimal bagi ternak babi berbeda menurut umur atau bobot badannya
(Tabel 3): anak babi yang baru lahir memerlukan suhu yang relatif tinggi,
sedang babi dewasa memerlukan suhu yang relatif rendah.
Suhu lingkungan mikro harus dimodifikasi agar sesuai dengan tuntutan
hidup ternak babi yang dipelihara dalam kandang. Harus diusahakan agar
mikroklimat dalam kandang serasi bagi kehidupan atau kebutuhan fisiologis babi.
Bila suhu terlalu tinggi, babi akan kehilangan panas evaporatif ( berkeringat
atau terengah-engah), konsumsi makanan biasanya menurun, konsumsi air minum
meningkat, berusaha mencari kesejukan, dan tingkah laku mungkin berubah, dan
faktor-faktor tersebut mengakibatkan gangguan produksi. Suhu lingkungan yang
berbeda mengakibatkan pertumbuhan babi berbeda (Tabel 4 dan 5). Temperature
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengganggu kehidupan babi, sebab
babi akan bertumbuh baik di lingkungan zone termonetralnya, yakni berkisar
antara 20-26°C.
Tabel 4. Efek temperature lingkungan terhadap pertumbuhan babi
Bobot badan (kg)
|
Temperatur Lingkungan
(°C)
|
|||||||
4
|
10
|
16
|
21
|
27
|
32
|
38
|
43
|
|
45
|
0,60
|
0,62
|
0,72
|
0,91
|
0,89
|
0,64
|
0,18
|
-0,60
|
70
|
0,58
|
0,67
|
0,79
|
0,98
|
0,93
|
0,52
|
-0,09
|
-0,60
|
90
|
0,54
|
0,71
|
0,87
|
1,01
|
0,76
|
0,40
|
-0,35
|
-
|
115
|
0,50
|
0,76
|
0,94
|
0,97
|
0,68
|
0,28
|
-0,62
|
-
|
135
|
0,46
|
0,80
|
1,02
|
0,93
|
0,62
|
0,16
|
-0,88
|
-
|
160
|
0,43
|
0,85
|
1,09
|
0,90
|
0,55
|
0,15
|
-1,15
|
-
|
Syarat faktor-faktor fisik bangunan kandang untuk daerah tropis:
1. Bahan bangunan yang tahan
lama, relatif murah dan berdaya pantul tinggi terhadap sinar;
2. Berkemampuan rendah
menyimpan beban panas yang berasal dari tubuh ternak;
3. Landasan (slope)
atap cukup, biasanya 30-45°C sehingga ternak terlindung baik terhadap
panas sinar, hujan dan angin;
panas sinar, hujan dan angin;
4. Langit-langit bangunan
cukup tinggi sesuai kebutuhan;
5. Terjamin sirkulasi udara
yang baik, sehingga udara tak sehat keluar dan terjamin sirkulasi
udara tak sehat keluar dan udara segar masuk;
udara tak sehat keluar dan udara segar masuk;
6. Luas ruangan bagi ternak
cukup memadai.
7. Arah memanjang (poros)
bangunan kandang adalah Timur-Barat, berbeda dari arah
bangunan di daerah beriklim subtropis ataupun beriklim dingin.
bangunan di daerah beriklim subtropis ataupun beriklim dingin.
3.5 Manajemen Kesehatan Ternak
Periode yang sangat perlu diperhatikan sehubungan dengan kepadatan anak
babi adalah saat kritis pada umur minggu pertama dan minggu kedua hilangnya
anti bodi dari induk. Karena itu peternak harus waspada dan siap memberikan
pertolongan bila penyakit datang menyerang (Nugroho dan Whendrato, 1990).
Kontrol yang paling efektif terhadap penyakit adalah melalui tindakan
pencegahan. Oleh karena itu babi yang mengalami stres lebih gampang terkena
penyakit dan parasit maka pencegahan yang paling efektif adalah dengan
mengurangi stres tehadap makanan, iklim dan lingkungan lainnya seminimal
mungkin dengan menjalankan pengelolaan yang baik. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah: program vaksinasi bila vaksin tersedia; kontrol terhadap parasit
dengan menyemprotkan; pemberian makan yang cukup pada segala tahap umur dan menghilangkan
segala macam stres dengan sistem perkandangan yang baik dan penyemprotan air
yang baik; pemisahan ternak–ternak yang terkena penyakit dan pembersihan
kandang bila terjadi penyakit; ternak yang terkena penyakit yang dikeluarkan
dengan cara yang semestinya bila perlu dipotong dan bahan– bahan yang
terkena dibakar atau tindakan–tindakan lainnya; pembersihan dan pensucihamakan
dari kandang dan perlengkapannya bila terjadi penyakit dan diistirahatkan
selama 3–4 minggu ( Williamson dan Payne, 1993).
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ternak babi antara lain:
1. Penyakit Kekurangan Vitamin
A
Babi-babi yang dipiara secara bebas di luar kandang (outdoor) pada
umumnya tidak pernah menderita defisiensi vitamin A. Sebab mereka dengan mudah
bisa memperoleh hijauan seperti rumput-rumputan, yang mengandung carotene cukup
banyak. Carotene ini di dalam alat pencernaan dokonversikan menjadi vitamin A,
yang kemudian disimpan di dalam hati, sehingga sewaktu-waktu diperlukan vitamin
tersebut sudah siap.
Tetapi bagi babi-babi yang selama hidupnya dipiara di dalam kandang
terus-menerus, jika terjadi kekurangan vitamin, mereka tidak bisa memperoleh
tambahan dari luar. Apalagi babi-babi yang baru lahir, cadangan vitamin A-nya
sangat rendah, dan hal ini sangat tergantung pada Colostrum yang bisa diterima
dari induk.
Gejala-gejala defisiensi
vitamin
a.
Pada anak babi
-
Anak babi yang lahir masih
di dalam kandungan mati, atau mati sesudah lahir.
-
Pertumbuhan sangant lambat,
atau terjadi pot-belly (perut besar).
-
Anak-anak babi yang hidup,
nafsu menyusunya sangat kurang, dan jalannya tidak normal.
-
Anak babi yang lahir, bola
matanya rudimeter atau buta.
-
Sering anak babi lahir
sebelum waktunya (abortus).
b.
Pada anak babi grower
- Terjadi hambatan
pertumbuhan, dan di dalam waktu singkat ukuran kepala menjadi tidak normal
(besar).
- Nafsu makan mundur, anak
babi menjadi keras (kaku) dan Nampak seperti bersisik.
c.
Pada babi besar
Pada babi-babi yang besar gejalanya tidak begitu Nampak, namun demikian
sering mengakibatkan gangguan seperti :
-
Birahi tertunda atau sama
sekali tidak terjadi birahi.
-
Mudah terjadi peradangan
pada perut (alat pencernaan). Pencegahan
- Babi diberikan makanan hijauan.
- Diberikan vitamin A, dengan jalan injeksi intramuscular.
- Babi diberikan makanan hijauan.
- Diberikan vitamin A, dengan jalan injeksi intramuscular.
Catatan
Jika ternak babi terkena
infeksi yang serius akibat dari parasit (cacing) atau pneumonia, maka cadangan
vitamin A yang ada lekas habis terpakai atau boros.
2. Anemia
Anemi banyak diderita babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.
Penyebab:
·
Kekurangan mineral,
terutama zat besi dan tembaga.
·
Anak babi menggigil
kedinginan terus-menerus dan pada kondisi yang lembab.
·
Air susu babi kandungan zat
besinya sangat rendah.
Gejala
·
Pucat, terutama pada daun
telinga dan perut
·
Kandang-kandang leher
menjadi lebih besar.
·
Pernapasan cepat.
·
Pertumbuhan terganggu,
kehilangan berat badan dan tidak lincah.
·
Babi banyak berbaring dan
buang kotoran di sekitar tempat mereka berbaring.
·
Diarhee, kotoran abu-abu
atau berwarna kuning keputih-putihan.
Pencegahan
Beberapa pencegahan yang
bisa dilakukan :
a.
Pada setiap hari, babi-babi
yang dipiara di dalam kandang, perlu diberikan tanah atau batu bata yang bersih
ke dalam kandang. Ini adalah cara yang paling mudah dilakukan dan murah juga.
b. Makanan untuk babi induk
diberikan tambahan mineral yang mengandung zat besi dan tembaga.
c. Berikanlah pada anak babi
yang berumur 24 jam, tablet mineral yang berisikan zat besi dan cobalt.
Pemberian tablet ini diulangi pada hari ke-7 atau ke-20.
d. Pada anak babi bisa
diberikan larutan zat besi dan tembaga (iron-coper) yang terdiri dari 500 gram
ferrosulphate, 75 gram coppersulphate dan 3 liter air.
e. Putting induk dilumasi
dengan ferrosulphate 1,8% sebanyak 4 cc. Ferrosulphate tersebut dilarutkan pada
cairan yang ditambahkan gula sebanyak 500 gram dan diberikan pada setiap hari.
f.
Di antara berbagai cara
tersebut di atas, masih ada cara yang lebih praktis dan mudah dilakukan, yaitu
dengan memberikan zat besi dalam bentuk “iron dextran” yang diinjeksikan
sebanyak 100 mg pada hari ketiga sehabis babi itu lahir. Jika perlu pada tiga
minggu kemudian, injeksi zat besi ini diulangi dengan dosis yang lebih kecil.
Catatan
·
Anemi yang akut dapat
menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.
·
Sedangkan yang kronis bisa
mengakibatkan babi menderita scours (mencret).
·
Anak babi memerlukan suplai
zat besi secara teratur guna membentuk haemoglobine. Pigmen yang Nampak sel
darah merahnya merupakan bagian yang terpenting dalam mengangkut O2 (oxygen) ke
seluruh jaringan tubuh. Keperluan zat besi tersebut bagi setiap ekor anak babi
per hari adalah 7 mg, di mana air susu induk hanya bisa mensuplai 2 mg.
Persediaan zat besi pada air susu induk yang jumlahnya kecil, berkisar 30 – 50
mg ini akan habis dalam waktu dua minggu. Dengan peristiwa ini maka anak babi
akan menderita anemi, apabila mereka tidak diberikan tambahan zat besi. Dalam
hal ini copper (zat tembaga) dan vitamin B12 juga penting.
Karena pada setiap harinya, air susu induk hanya mengandung seperlima
belas zat besi yang diperlukan anak babi, maka tidaklah mengherankan apabila
anak babi yang kurang baik pemeliharaannya akan selalu menderita anemi. Itulah
sebabnya setiap anak babi selalu diberikan tambahan “iron dextran” seperti
telah diutarakan di atas
3. Scours (Mencret)
Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis akibat adanya peradangan
pada alat pencernaan atau usus. Scours banyak menyerang anak babi dan babi-babi
muda.
Penyebab
Untuk mengetahui penyebab dan gejala penyakit ini, secara khusus dirasa
sangat sulit. Sebab penyakit ini ada berbagai tipe. Namun demikian secara umum
bisa dikemukakan di sini, bahwa yang mempercepat terjadinya scours ini antara
lain :
·
Sanitasi kurang sempurna.
·
Babi selalu kedinginan,
keadaan udara lembab, tanpa alas kandang.
·
Makanan yang kurang
memenuhi syarat, kurang zat besi (anemi).
·
Babi banyak mengalami
stress.
Dan secara khusus di bawah
ini dikemukakan scours pada babi yang berumur lebih dari 3 hari, umur 3 bulan,
babi sapihan dan babi umur 14 minggu atau lebih.
a. Babi yang berumur lebih dari tiga hari
· Babi umur tiga hari yang
menderita scours tentu saja bukanlah akibat anemi, melainkan disebabkan karena
mereka terlampau banyak air susu atau tanpa pembatasan dalam pemeberian air.
· Kemungkinan kedua akibat
infeksi E. coli.
· Banyak masalah semacam ini menimpa anak babi secara akut, tanpa terjadi
scours tetapi tiba-tiba anak babi mati mendadak
· Banyak masalah semacam ini menimpa anak babi secara akut, tanpa terjadi
scours tetapi tiba-tiba anak babi mati mendadak
· Mungkin karena pada waktu
itu induk sedang birahi, sehingga sementara anak babi menderita scours.
b. Babi yang umurnya 3 bulan
Scours yang menimpa pada anak babbi periode tersebut disebabkan karena :
· Anemi, atau anak babi
diberikan makanan yang kandungan serta kasarnya terlampau tinggi.
· Anak babi kedinginan, kondisi
lembab dan lantai tiada alas sedikit pun.
· Pada saat itu induk sedang
birahi.
Birahi tenang
Pada ternak babi sering
terjadi apa yang disebut birahi tenang (quiet heat) di mana babi yang
bersangkutan tidak menunjukkan tanda-tanda birahi yang bisa diamati. Perubahan
hormone sering dialami pada induk kurang lebih 3 minggu setelah beranak.
Perubahan hormonal pada susunan air susu ini sangat khas seperti yang terjadi
pada induk yang mengalami birahi yang normar. Perubahan inilah yang bisa
mengakibatkan anak babi menderita diarhee.
c. Pada saat babi disapih
Scours yang terjadi pada babi sapihan ini akibat pergantian makanan yang
mendadak. Untuk mengatasi hal ini perlu diadakan persiapan terlebih dahulu,
yaitu anak babi sapihan tadi demi sedikit dilatih untuk diberikan makanan
grower.
d. Pada babi yang lebih besar, umur 14 minggu atau lebih
Scours yang menimpa babi fase ini bisa disebabkan oleh berbagai infeksi,
misalnya cacing, salmonella, disentri.
Berbagai tipe scours atau enteritis
1)
Non-infections enteritis
Jenis penyakit scours semacam ini ada berbagai macam sebab, antara lain
produksi air susu induk yang terlampau tinggi, kekurangan vitamin-vitamin,
anemi, perubahan temperatur yang sangan besar, perubahan ransum makanan secara
tiba-tiba.
· Produksi susu yang
terlampau banyak
Ransum yang kandungan energinya terlampau tinggi dan diberikan kepada induk
dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek negative bagi anak-anaknya
yang sedang disusui. Sebab pemberian ransum samacam itu selama seminggu
menjelang dan sesudah melahirkan akan menimbulkan produksi susu induk menjadi
terlampau banyak. Peristiwa ini akan berakibat kepada anak-anak yang sedang
menyusui menjadi scours.
Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya pemberian ransum tersebut perlu
diatur baik-baik. Yaitu dua tiga hari sebelum beranak sampai dengan satu minggu
sesudah melahirkan , jumlah makanan yang diberikan harus dibatasi.
· Kekurangan vitamin-vitamin
Penderita scours bisa disebabkan pula akibat ransum makanan kekurangan
vitamin-vitamin, terutama vitamin B, A, dan E.
Hal ini bisa diatasi dengan menambahkan vitamin-vitamin tersebut dalam ransum
makanan anak babi ataupun kepada ransum induk.
· Anemi
Anak babi yang menderita anemi akan menjadi scours juga. Untuk mengatasi
hal ini anda dapat melakukan hal yang telah diterangkan pada penyakit anemi
diatas.
· Perubahan temperature
Akibat adanya perubahan temperatur secara mendadak dan ekstrim yaitu
terlampau tinggi atau rendah adalah merupakan salah satu faktor pula terjadinya
scours, lebih-lebih bila kandang itu ventilasinya tidak sempurna.
· Perubahan makanan yang
tiba-tiba
Perubahan ransum makanan anak babi yang terjadi secara mendadak akan
mengakibatkan anak babi menderita diarhee (scours). Untuk mengatasi hal ini,
pemberian ransum anak babi pada setiap fase bisa diatur seperti dijelaskan di
atas.
2)
Infectious enteritis
a)
Non-specifix enteritis
Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri, yang berjangkitan terutama akibat stress.
b)
Necrotic enteritis
Jenis penyakit ini sering disebut “necro” yang penyebabnya bakteri
salmonella.
Penyakit ini banyak menyerang babi umur 2 – 6 bulan.
Gejalanya
·
Kotoran berbau busuk, dan
berwarna hitam keabu-abuan.
·
Kotoran sering bercampur
dengan jaringan-jaringan usus yang telah lepas.
·
Necrotic enteritis
c)
Disentri
Yaitu jenis penyakit enteritis yang infeksinya sudah serius.
Kadang-kandang penyakit ini disebut “bloody” atau “black scours”. Penyebab
penyakit ini ialah bakteri vibrio atau salmonella. Bakteri ini bisa
,mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau bisa menimbulkan
kematian.
d)
Transmissible Gastro
Enteritis (TGE)
Yaitu jenis penyakit enteritis yang disebabkan oleh virus. Yang bisa
diserang oleh penyakit ini ialah babi segala umur. Babi-babi muda yang
menderita penyakit TGE ini bisa mengalami kematian sampai 100%.
Pencegahan dan pengobatan
· Menjaga kebersihan kandang
dengan menggunakan desinfektan (Lysol, creolin) lantainya dan kandang selalu
kering.
· Terhadap anak babi, selalu
diberi alas dari rumput, brambut, serbuk gergaji, yang selalu diganti agar
mereka tetap hangat dan bersih.
· Makanan diberi TM 10, atau
Aureomycin.
4. White Scours (Mencret
Putih)
Penyebab
Escherichia coli, yaitu bakteri yang bisa masuk lewat tali pusat yang
sakit. Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret puti akibat mereka
kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, atau anak babi terlampau banyak
menyusu.
Gejala
·
Kotoran merupakan cairan
yang berwarna putih seperti kapur.
·
Tidak mau menyusu induk
Nampak sangat lemah.
·
Kepala ditundukkan.
Penyebab dan pengobatan
·
Kandang diusahakan selalalu
kering dan hangat, latai diberi alas dan sering diganti, tidak sampai mejadi
kotor ataupun basah aibat air kencing.
· Makanan diberi tambahan
aureomycin
Catatan : white scours biasanya diikuti penyakit anemi, TGE, Necro,
disentri dan penyakit lainnya.
5. Cholera
Penyebab : virus
Gejala
·
Temperatur tubuh naik 104 –
108º F.
·
Nafsu makan hilang dan
lemah, sehingga tidak mau makan, tetapi minumnya banyak.
·
Terhuyung-huyung.
·
Tubuh bagian bawah (sekitar
perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
·
Kandang-kadang seperti
kedinginan, yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berhimpitan.
Pencegahan dan pengobatan
·
Vaksinasi dengan serum anti
cholera babi atau rovac hog cholera. Sesudah babi umur 6 minggu, diulangi
setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum
dikawinkan, sedang pejantan bisa sewaktu-waktu.
6. Agalactica
Agalactia ialah kegagalan dalam memproduksi air susu. Jenis penyakit ini
khusus diderita oleh babi-babi induk yang habis beranak. Penyakit ini Nampak
jelas 24 jam sehabis induk itu melahirkan. Babi-babi yang menderita agalactia
ini akhirnya tidak mampu mensuplai air susu kepada anak-anaknya, karena
produksi air susu tak bisa keluar lagi, sebab sekresi oxytocin tidak mencukupi.
Kekurangan oxytocin ini bisa diatasi dengan memberikan injeksi oxytocin dengan
dosis 5 – 10 I.U. secara intramuskular.
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah tidak selalu sama, atau dengan kata lain
ada berbagai macam sebab :
a.
Karena toxic (racun) yang
terdapat di dalam usus akibat konstipasi yang diderita induk yang bersangkutan,
yang kemudia diikuti hilangnya nafsu makan dan kandang-kadang panas yang
terlampau tinggi. Untuk mengatasi konstipasi ini, babi bisa diberikan obat
peluncuran atau urus-urus dengan garam inggris.
b.
Akibat peradangan pada
usus.
Peristiwa ini mengakibatkan
babi induk merasa sakit, sehingga nafsu makan berkurang, temperatur tubuh
tinggi 106º F, dan dari vulva keluar cairan berwarna kuning atau kemerahan.
Ambing menjadi bengkak, keras, berwarna merah, panas dan sakit. Penderita ini
bisa diobati dengan penstrep. Karena adanya peradangan uterus (metritis) dan
ambing (mastitis), dan mengakibatkan kegagalan kegagalan keluarnya air susu
(agalactia). Maka penyakit ini juga disebut MMA kompleks.
Gejala umum :
· Gejala pertama biasanya
Nampak 3 hari sesudah melakukan, walaupun sering dapat
terlihat sebelum anak-anaknya disapih.
terlihat sebelum anak-anaknya disapih.
·
Temperatur 103 - 106º F.
·
Babi tidak mau makan, air
susu sedikit atau gagal sama sekali.
·
Dari vagina keluar nanah
berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.
·
Anak babi mencret.
·
Kadang-kadang tidak
diketahui sampai anak babi mati kelaparan.
7. Penumonia (Penyakit Radang
Paru-paru)
Pneumonia suatu penyakit yang bisa menyerang segala binatang termasuk
ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50 – 75% akan mati.
Penyebab
·
Microorganism
·
Virus
·
Cacing paru-paru
(lungworms)
Yang mempercepat
berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress, sehingga mudah infeksi
yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :
·
Batuk-batuk, pernapasan
berbunyi dan terengah-engah, pernapasah cepat dan dangkal.
·
Pada penderita kaki Nampak terbuka
lebar.
·
Konstipasi
·
Nafsu makan hilang
·
Temperatur tubuh tinggi,
moncong dan hidung panas serta kering.
·
Kulit dan bulu kasar,
kering.
Pencegahan dan pengobatan
·
Pemeliharaan yang baik
terutama kebersihan di dalam kandang dan sekelilingnya.
·
Yang sakit ditempatkan di
tempat yang bersih, dan tidak berangin.
· Makanan yang mudah dicerna,
dan diberi aureomycin atau TM 10, guna mencegah
infeksi pada saat stress.
infeksi pada saat stress.
· Pengobatan dengan
terramycin atau sulmet injeksi. Agribon (mengandung
sulfadimenthoxine, vitamin A dan K)
sulfadimenthoxine, vitamin A dan K)
Catatan : Dosis agribon 1
gr agrinon untuk 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 gr/50 kg berat badan
setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.
8. Cacar (Swine Pox)
Penyakit cacar banyak menyerang babi-babi muda dengan perantara kutu,
serangan atau kontak langsung.
Penyebab : virus
Gejala
· Nampak bintil-bintil kecil
berwarna merah, terutama di telinga, leher pada tubuh bagian bawah dan paha
bagian sebelah dalam
· Akhirnya bintil-bintil
tumbuh dengan cepat, masing-masing merupakan gumpalan yang keras, pada bagian
atas.
· Beberapa hari kemudian
bintil-bintil itu merupakan lepuh sebesar kedelai yang berisikan cairan jernih
tetapi kemudian menjadi seperti darah putih atau nanah.
· Lepuh-lepuh segera
mongering dengan meninggalkan bekas, seperti kudis yang berwarna coklat tua.
· Sebelum kulit berganti,
panas tubuh meningkat dan tidak mau makan.
Pencegahan dan pengobatan
·
Pemeliharaan yang baik,
serta kebersihan akan menolong keselamatan babi, terhindar
dari penyakit tersebut. Makanan diberi TM 10.
dari penyakit tersebut. Makanan diberi TM 10.
·
Berikan penstrep,
terramycin injeksi, ditambah vitamin A.
9. Ascaridiasis
Cacing ini bentuknya seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat
sebesar pensil. Cacing ini banyak menyerang babi-babi muda dan banyak
menimbulkan kematian.
Gelaja
·
Timbul gejala pneumonia,
bila mendapat serangan larva hebat.
·
Pertumbuhan sangat lambat.
·
Anak babi menjadi kurus dan
perut buncit.
·
Mencret, dan nafsu makan
berkurang.
·
Selaput mata pucat.
Pencegahan dan pengobatan :
·
Kandang harus bersih,
dengan disemprot desinfektan (Lysol, kreolin).
· Kalau anak babi hendak
dilepas, jangan dilepas di tempat yang biasa untuk
mengumbar babi-babi dewasa.
mengumbar babi-babi dewasa.
· Pengbatan dengan piperazine
yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan, biasanya hal ini ada
petunjuk dari perusahaan.
10. Kudis (Scabies)
Penyebab :
semacam kutu kecil, yang tidak terlihat oleh mata. Ada dua macam kutu,
yaitu:
- Menyebabkan kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kutu itu mengeluarkan racun.
- Kutu menggigit, terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.
Sering keduanya
berkombinasi, sehingga mengakibatkan penderitaan menjadi lebih parah. Penyakit
ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babi yang kekurangan
zat-zat makanan yang diperlukan.
Gejala :
- Penderita makannya tidak sebagaimana mestinya, agak berkurang, sehingga
- pertumbuhan kurang normal.
- Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.
- Pada permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal, keras, kencang, dan kulit berkerut (melipat).
Pencegahan dan pengobatan :
- Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tidak menular kepada yang lain.
- Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektir dengan Lysol, kreolin. Sebab walaupun babi yang sakit diobati, apabila kandang masih kotor atau pada dinding masih banyak kutu-kutunya, maka pengobatan tersebut kurang menguntungkan.
- Pengobatan dengan Scabisix atau obat lainnya seperti zalf yang dilumaskan pada kulit dan diulangi sampai sembuh.
Dosis : 10 cc Scabisix dicampur 1 liter air (30 hari sebelum dipotong
tidak boleh digunakan).
SUMBER :
Animal Waste Management. 1971. Proceedings of National Symposium on
Animal Waste Management, September 28-30, 1971. The Airlie House, Warrenton,
Virginia.
Anonymous. 1947. Pig Boom in China. Pig International (Sept., 1974),
hlm. 44.
Setyaningrum, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed.
Purwokerto
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi.
Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Hai Mba Putri,
ReplyDeleteDimana bisa mendapatkan bibit babi utk peternakan yg baik?
Dimana jual bibit babi
ReplyDeleteHei Abdullah Ali, bertobatlah
ReplyDeleteBonus Casino Online Spesial Dari Agen Judi Online Bolavita !
ReplyDeleteBonus 100% Bila Menang Beruntun 8x, 9x, 10x
Tersedia Banyak Provider Yang Lengkap !
» SBOBET 338a
» SA Gaming
» Sexy Gaming
» Fun BET
» Asia Bet
» E-Bet
» WM Casino
Promo Spesial :
• Bonus Deposit Pertama 10%
• Bonus Deposit Harian 5%
• Bonus Rollingan 0.8%
• Bonus Referral 7% + 2%
Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Tersedia Deposit & Withdraw Via : OVO, Gopay, Dana, Linkaja, Sakuku, Pulsa Dan Semua Jenis Rekening Bank Di Indonesia !
Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita