Monday, January 16, 2017

Metode Pemberian Pakan Babi

    

Pemilihan metode pemberian pakan pada babi bervariasi tergantung dari beberapa faktor, seperti harga dan bahan pakan, populasi ternak, tenaga kerja yang tersedia, dan manajemen praktis lainnya. Ada beberapa metode pemberian makanan yang sering digunakan di manamasing-masing mempunyai kelebihan dankekurangannya, yaitu:
• Group vs Individual Feeding
• Floor vs Trough Feeding• Dry vs Liquid Feeding
• Full vs Restricted/Limited Feeding

Group vs Individual Feeding

Tatalaksana pemberian makan dengan sistim group (Kelompok) secara ekonomis akan lebih efisien jika dibandingkan dengan tatalaksana pemberian makanan secara individu untuk suatu usaha peternakan yang besar. Hal tersebut adalah untuk meminimalisir penggunaan tenaga kerja serta peralatan pakan lainnya. Namun hal yang dimungkinkan terjadi adalah bahwa tidak semua individu ternak akan mendapatkan jumlah pakan yang sama. Karena, pengelompokan ternak babi dalam suatu kandang akan menimbulkan persaingan dalam mendapatkan makanan. Hal ini disebabkan oleh tingkah laku sosial ternak babi dalam kelompok, dimana yang kuat dan besar akan mendominasi dibanding-kan dengan ternak babi individu yang agak lemah danmemiliki badan yang lebih kecil. Sementara jika kelompok ternak babi didominasi jenis jantan yang memiliki aggressive behavior tinggi, maka akan mengakibatkan perkelahian untuk memperebutkan makanan sehingga mengakibatkan banyak makanan yang terbuang. Sedangkan tatalaksana pemberian pakan secara individu akan memerlukan jumlah tenaga kerja serta perlengkapan yang lebih banyak, namun untuk jumlah konsumsi akan lebih efektif dan efisien karena mengurangi terbuangnya makanan yang sisa dan lebih mudah diketahui jumlah konsumsi per individu ternak.

Floor vs Trough Feeding
Tatalaksana pemberian makanan secara langsung di lantai kandang tanpa tempat makan sering ditemukan di beberapa peternakan babi intensif. Pemberian makanan di lantai akan memudahkan peternak memberi makan ternak babi serta waktu pemberian menjadi lebih cepat, terutama pas untuk suatu usaha peternakan yang besar. Hal tersebut juga membantu peternak mengurangi waktu untuk membersihkan dan menyediakan tempat makan (self feeder). Dengan demikian, konstruksi lantai kandang harus dipersiapkan dan dijaga agar tetap kering, tidak boleh basah, serta bentuk pakan harus berbentuk butiran agar tidak banyak pakan yang tersisa dan tidak dapat dikonsumsi oleh ternak babi. Jumlah ternak dalam kandang jangan terlalu padat, karena perlu luasan kandang yang cukup memadai sehingga akses ternak babi untuk mendapatkan makanan di lantai juga menjadi gampang. Tetapi pemberian makan dangan cara ini akan merugikan dari segi efisiensi penggunaan makanan oleh ternak karena memungkinkan makanan menjadi terinjak oleh ternak babi sendiri sehingga menjadi hancur dan apabila hal tersebut terjadi akan menyebabkan banyak sisa makanan yang terbuang tidak bisa dikonsumsi oleh ternak. Dengan cara ini juga akan merugikan dari segi higienis karena terkontaminasi dengan kotoran dalam kandang. Cara pemberian makanan seperti ini hanya baik jika digabungkan dengan cara pemberian secara ad libitum (full feeding). 
        Gambar 2a. Sistim Pemberian makanan dilantai( floor feeding)

Sementara untuk tatalaksana pemberian makanan dengan trough feeding atau tatalaksana dengan menyediakan tempat makan khusus tersendiri merupakan tatalaksana yang sangat efisien dari segi penggunaan makanan serta memungkinkan untuk makanan yang terbuang menjadi lebih sedikit. Dan hal ini akan sangat memudahkan digabungkan dengan cara pemberian makanan restricted feeding, sehingga secara ekonomis juga dapat diketahui jumlah konsumsi yangtepat untuk masing-masing periode pemeliharaan. Dengan demikian secara higienis pakan ternak akan terjaga dari kontaminasi atau rusak karena terinjak oleh ternak babi sendiri.
Gambar 2b. Sistim Pemberian makanan menggunakan tempat makanan (Trough feeding)


Dry vs Liquid Feeding
Tatalaksana pemberian makanan dengan cara kering dimana makanan yang diberikan kepada ternak babi dalam keadaan kering. Hal tersebut akan memudahkan peternak untuk menghitung effisiensi maupun konversi pakan. Pemberian dengan cara kering akan sangat efisien jika bahan pakan dalam bentuk butiran sehingga semua bahan yang sudah dicampur dalam ransum pakan akan dikonsumsi oleh ternak babi. Sistim usaha peternakan yang diberikan pakan dalam bentuk kering harus memperhatikan konstruksi kandang dengan menyiapkan air minum secara tersendiri sehingga memerlukan biaya ekstra untuk hal tersebut. Akan tetapi jika bahan pakan yang disusun dalam bentuk tepung atau halus maka sebaiknya bahan pakan tersebut diberikan dalam bentuk basah. Dengan demikian maka bahan makanan yang berbentuk tepung akan melekat dalam ransum sehingga semua kandungan bahan makanan dapat dikonsumsi oleh ternak babi. Kemudian dalam kandang tidak perlu lagi dipersiapkan tempat untuk air minum ternak karena semuanya sudah digabungkan dalam tempat makan. Ada banyak informasi untuk peternakan khusus untuk babi penggemukan maka cara dengan pemberian makanan dalam bentuk basah sangat meningkatkan jumlah konsumsi ransum.


Full vs Restricted/Limited Feeding


Full feeding system adalah cara pemberian makanan pada ternak yang sangat umum yang lebih dikenal dengan cara ad libitum atau tidak terbatas. Hal ini sering dilakukan apabila pengetahuan peternak tentang jumlah konsumsi ransum ternak babi sesuai dengan umur dan periode pertumbuhan tidak diketahui. Kerugian dari cara pemberian makanan seperti ini adalah memungkinkan adanya makanan sisa yang tidak dikonsumsi menjadi mubazir dan dibuang. Tetapi untuk periode anak babi lepas sapih yang memerlukan ketersediaan makanan yang terus menerus maka cara ini sering dianjurkan untuk dilaksanakan. Akan tetapi jika menggunakan cara restricted feeding system maka effisiensi penggunaan makanan bagi ternak babi akan sangat tinggi karena mengurangi jumlah makanan yang tersisa dan terbuang, juga di beberapa peternakan babi yang modern dengan penggunaan high technology maka sistim ini sangat efektif baik dari penggunaan tenaga kerja maupun dalam meminimalisir hasil sisa buangan baik makanan sisa maupun kotoran yang dihasilkan oleh ternak babi tersebut. Karena dengan kalkulasi yang tepat maka masing-masing kebutuhan pakan periode pertumbuhan ternak babi akan diberikan pakan sesuai kebutuhan serta wasted atau pakan sisa sangat kecil juga kotoran babi berkurang. Dan juga dibeberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembentukan karkas menjadi lebih baik sementara perilaku makan ternak babi yang akan makan tanpa henti sepanjang makanan itu tersedia juga menghasilkan bobot badan yang bertambah dengan cepat tetapi pembentukan lemak tubuh juga cukup tinggi.



2 komentar:

  1. Salam..mbak putri. Ciri2 pisik anak babi yg berpotensi lebih cepat besar/tipe pedaging seperti apa ya?

    ReplyDelete